Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Walikota Solo Astrid Widayani bersama Kepala Bank Indonesia Solo Dwiyanto Cahyo Sumirat melaunching pembayaran qris kepada pengemudi becak wisata di Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Intinya sih...

  • Bank Indonesia dan ASITA Solo menerapkan pembayaran digital untuk becak wisata di Kota Solo.
  • QRIS mempermudah pembayaran tarif becak, meningkatkan transparansi pendapatan, dan mendekatkan tradisi dengan inovasi teknologi.
  • Program pilot project QRIS dilakukan pada 8 becak wisata, dengan rencana melibatkan 100 pengemudi becak. Harga tetap bisa ditawar, pembayaran bisa tunai atau nontunai.

Surakarta, IDN Times - Bank Indonesia bersama ASITA (Association of Indonesian Tour and Travel Agencies) Solo dan Pemerintah Kota Solo mulai menerapkan pembayaran menggunakan digital untuk pengemudi becak wisata di Kota Solo.

Dengan penerapan QRIS, pembayaran tarif becak kini dapat dilakukan secara digital sehingga mempermudah wisatawan sekaligus meningkatkan transparansi pendapatan bagi para pengayuh becak.

1. Perpadukan unsur tradisional dan modern

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat. (IDN Times/Larasati Rey)

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat, mengatakan terdapat sekitar 500 becak aktif di Kota Solo yang beroperasi di pusat kota dan kawasan wisata seperti Keraton, Pasar Gede, dan Balai Kota. Bank Indonesia Solo sinergi dengan Dishub Kota Surakarta dan Bank BRI akan mengedukasi dan melakukan onboarding QRIS kepada 80 pengayuh becak wisata, sebagai bentuk integrasi nilai tradisi dengan inovasi teknologi.

Menurut Dwiyanto, penggunaan pembayaran QRIS bisa mendekatkan antara unsur tradisional dengan modern.

"Kita coba mendekatkan antara unsur tradisional dengan kekinian, karena yang akan naik becak tidak hanya yang sepuh-sepuh, tapi yang muda-muda. "Nah anak-anak muda itu uangnya jarang ada di dompet, adanya di HP. Kita coba lengkapi metode berbayar," ungkapnya,” ujarnya usai Kick Off ADIPATI (Akselerasi Digitalisasi Pembayaran Terkini) 2025 yang bersinergi dengan ajang promosi pariwisata tahunan Bengawan Solo Travel Mart 2025 di Solo Square, Kamis (8/5/2025).

2. Jadi pilot project becak wisata di Solo.

Becak wisata dengan pembayaran qris. (Dok/Pemkot Solo)

Dwiyanto mengatakan jika program ini menjadi pilot project penerapan pembayaran digital ke pengemudi becak di Solo. Lebih lanjut, Dwiyanto menambahkan jika qris ini bukan sebagai standar dalam menerapkan tarif becak, masyarakat pun bisa melakukan tawar-menawar.

"Penggunaan QRIS tidak mengakibatkan Bapak pengayuh becak kehilangan kemampuan untuk menetapkan harga karena memang QRIS bukan instrumen untuk standardisasi harga jasa dimaksud. Dengan demikian, tawar menawar tetap dapat dilakukan seperti biasa," ungkapnya.

Selain itu, masyarakat yang hendak memakai becak juga bisa membayar dengan metode tunai atau nontunai.

"Pak becak itu tidak hanya terima tunai tapi mereka juga bisa transaksi nontunai menggunakan QRIS seperti itu. Harapannya ini bisa Memperluas lagi pasar becak kita memudahkan juga seperti itu," pungkasnya.

3. Memudahkan transaksi pembayaran bagi wisatawan.

Wakil Walikota Solo Astrid Widayani menjajal becak wisata dengan pembayaran qris. (Dok/Pemkot Solo)

Sementara itu, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Ari Wibowo, mengatakan sebagai awalan saat ini baru ada 8 becak yang dilengkapi dengan QRIS. Untuk 8 becak itu merupakan becak wisata. Kedepan ada 100 pengemudi becak yang kan diproses pembuatan QRIS. Sedangkan pembayaran melalui QRIS baru diterapkan pada pengemudi becak wisata.

"Ini muncul karena dalam beberapa waktu terakhir ada beberapa wisatawan yang kesulitan saat hendak membayar dengan QRIS. Akhirnya ini difasilitasi untuk dibuatkan dengan QRIS,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu pengemudi becak, yakni Dwi Pringgoni (38), mengaku banyak wisatawan yang bertanya kepadanya agar bisa membayar menggunakan qris daripada uang tunai. Untuk itu, dirinya membuat qris sebagai penunjang kinerjanya.

"Banyak wisatawan saat ini lebih sering melakukan pembayaran dengan cara digital. Saat pengemudi becak tidak dilengkapi dengan QRIS, biasanya pengemudi akan mengantar ke ATM terdekat," jelasnya.

Selain itu, ia mematok harga mulai 10 ribu hingga 50 ribu tergantung orderan yang diminta oleh penumpangnya.

"Kalau wisatawan itu biasanya ambil paket. Misalnya Keraton Solo-Pasar Klewer-Pasar Gede, tiga tempat ini sekalian ditunggu Rp 50 ribu. Kalau pas tidak ada wisatawan ya narik penumpang biasa, paling tarifnya Rp 10-20 ribu," jelasnya.

Editorial Team