Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screen Shot 2025-08-06 at 9.08.17 AM.png
Booth Daihatsu di GIIAS 2025 (Dok. Astra Daihatsu Motor)

Intinya sih...

  • Penurunan pasar otomotif dipengaruhi faktor global dan kebijakan lokal

  • Penjualan mobil listrik naik, namun belum cukup menahan penurunan pasar secara keseluruhan

  • Pasar otomotif di Jawa Tengah terpukul lebih dalam, Daihatsu berharap pada GIIAS 2025 Semarang sebagai stimulus

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Industri otomotif nasional tengah menghadapi tantangan berat pada 2025. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), pasar mobil di Indonesia terkoreksi hingga 12 persen secara nasional.

Adapun untuk Jawa Tengah turun lebih tajam mencapai 36 persen dan di Semarang mencapai 37 persen. Kondisi itu dipengaruhi kombinasi faktor global, nasional, hingga kebijakan lokal.

1. Faktor global dan melemahnya rupiah menekan pasar

Daihatsu Rocky Hybrid di GIIAS 2025 (Daihatsu)

Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Tri Mulyono menjelaskan, penurunan pasar penjualan mobil tidak hanya disebabkan kebijakan pajak kendaraan bermotor (obsen), melainkan juga terdorong oleh dampak isu global.

“Pada akhir 2024 nilai rupiah melemah, ditambah konflik global yang membuat pasar tidak stabil. Dampaknya berlanjut ke kuartal I 2025, memengaruhi daya beli masyarakat,” katanya di Semarang, Selasa (23/9/2025).

Menurut Tri, mayoritas pembeli Daihatsu adalah first car buyer dengan skema kredit, yang mencapai 80 persen. Namun, memasuki awal 2025 tren non-performing loan (NPL) meningkat sehingga perusahaan pembiayaan lebih selektif.

“Ini membuat pembelian dengan kredit mengalami hambatan,” tambah Tri.

Selain faktor global, kebijakan obsen juga berpengaruh besar. Sejak 1 Januari 2025, pemerintah menerapkan obsen 66 persen dari tarif 2024. Pada awalnya, setiap provinsi memberikan diskon untuk meringankan beban konsumen. Namun, di Jawa Tengah diskon dicabut mulai 1 April 2025.

“Dengan dicabutnya diskon, konsumen harus membayar penuh obsen 66 persen, sehingga harga mobil lebih tinggi. Ini membuat pasar Jawa Tengah dan Sumatera Barat terkoreksi lebih dalam,” imbuh Tri.

2. Dampak penurunan suku bunga belum terasa

Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Tri Mulyono (kiri), Kepala Wilayah Astra Daihatsu Jateng, DIY, Bali & NusaTenggara PT Astra Daihatsu Motor, Budhy Lau (tengah), dan Domestic Marketing Division Head PT Astra Daihatsu Motor, Budi Mahendra (kanan) berfoto bersama di Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)

Meskipun pasar menurun, Tri mencatat ada tren positif yang muncul dari mobil listrik. Porsi penjualan mobil listrik naik dari 11 persen pada 2024 menjadi 18 persen pada Agustus 2025.

“Sayangnya kenaikan itu belum cukup menahan penurunan pasar otomotif secara keseluruhan,” akunya.

Tri ikut menyinggung penurunan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 4,75 persen. Menurutnya, kebijakan itu berdampak positif bagi sektor otomotif, meski efeknya tidak langsung terasa.

“Turunnya bunga diharapkan membuat kredit lebih murah. Tapi karena lembaga pembiayaan sudah mengatur pendanaan sebelumnya, dampaknya baru terlihat dalam jangka menengah-panjang,” ucap Tri.

Ia menambahkan, tantangan lain adalah menjaga kualitas calon konsumen.

“Dengan NPL naik, penting memastikan konsumen yang mengajukan kredit punya profil keuangan sehat agar approval lebih tinggi,” ujarnya.

3. Daya beli ikut memengaruhi

Booth Daihatsu di GIIAS 2025 (Dok. Astra Daihatsu Motor)

Sementara itu, Kepala Wilayah Astra Daihatsu untuk Jateng, DIY, Bali, dan Nusa Tenggara, Budhy Lau menyebutkan, jika pasar otomotif di Jawa Tengah lebih terpukul dibanding wilayah lain.

“Kalau nasional turun 12 persen, Jawa Tengah turun 36 persen, dan Semarang bahkan 37 persen. Faktor obsen menjadi salah satu pemicu, selain daya beli yang melemah,” ungkapnya.

Budhy melihat, segmen utama Daihatsu merupakan konsumen entry level buyer yang sangat sensitif terhadap kondisi ekonomi.

“Di saat ekonomi lemah, pembeli mobil pertama menunda keputusan membeli. Apalagi kredit makin ketat,” jelasnya.

4. GIIAS 2025 Semarang menjadi event penting Daihatsu

Daihatsu Rocky Hybrid meluncur di GIIAS 2025 (Dok. IDN Times)

Untuk mendorong pasar, ADM menaruh harapan pada pameran otomotif GIIAS Semarang 2025, yang berlangsung di Muladi Dome, Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, 24--28 September 2025. Budhy Lau menyebut event itu penting sebagai stimulus pasar otomotif.

“Kami menyiapkan banyak program, dari promo kredit murah, test drive, hingga gimmick menarik. Yang spesial, masyarakat bisa melihat langsung Rocky Hybrid yang hadir untuk pertama kalinya di Semarang,” ungkap Budhy.

Rocky Hybrid, lanjut Budhy, menjadi andalan ADM karena menawarkan teknologi Real Series Hybrid dengan efisiensi mesin tinggi.

“Dalam uji coba, konsumsi bahan bakar mencapai rata-rata 35--36 km per liter, bahkan ada yang mencapai 47,8 km per liter,” ujarnya.

Selain Rocky Hybrid, Daihatsu juga menampilkan Sigra dan Gran Max saat GIIAS 2025 di Semarang. Dua model itu menjadi tulang punggung penjualan ADM.

Sigra memimpin segmen LCGC dengan kontribusi 24 persen, sementara Gran Max dominan di segmen komersial.

5. Gran Max terbanyak penjualan

Daihatsu Sigra varian terbaru (Dok. PT Astra Daihatsu Motor)

Sebagai salah satu pemain utama di pasar otomotif Indonesia, Daihatsu berhasil mempertahankan posisi yang kuat di Jateng.  Budhy menyampaikan, hingga Juli 2025, pasar otomotif di Jawa Tengah (Jateng) tercatat masuk dalam lima besar wilayah dengan kontribusi mencapai 25.743 unit, atau 6,2 persen dari total pasar otomotif nasional.

Adapun, Kota Semarang berperan signifikan dengan penjualan mencapai 7.426 unit, yang menyumbang sekitar 29 persen dari total pasar otomotif di Jawa Tengah.

Berdasarkan data penjualannya, Budhy menguraikan, sampai Juli 2025, Daihatsu berhasil meraih pangsa pasar sebesar 14,3 persen dengan total penjualan 3.682 unit di Jawa Tengah.

Di tingkat model, tiga produk unggulan Daihatsu yang mendominasi penjualan di Jateng adalah Gran Max PU dengan 1.151 unit (31 persen), Sigra sebanyak 887 unit (24 persen), dan Ayla dengan 440 unit (12 persen).

Sementara itu, di Semarang, Daihatsu berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 890 unit, dengan pangsa pasar sebesar 12 persen. Model-model yang paling diminati di kota itu adalah Sigra (29 persen), Gran Max PU (25 persen), dan Ayla (13 persen).

"Kami mengucapkan terima kasih kepada pelanggan yang telah mempercayakan pilihan kendaraannya kepada Daihatsu. Kami juga mengajak masyarakat di Kota Semarang dan sekitarnya dapat hadir mengunjungi booth Daihatsu di ajang GIIAS Semarang besok. Nikmati beragam kemudahan dan benefit untuk membantu mewujudkan impian masyarakat memiliki mobil baru Daihatsu di ajang (GIIAS Semarang) tersebut," pungkas Budhy.

Editorial Team