Tempat produksi dan bisnis UMKM jam tangan kayu Eboni Watch di Klaten, Jawa Tengah. (Instagram.com/eboniwatch)
Sistem UMKM Eboni Watch di Klaten ikut mendorong peningkatan inklusi keuangan di Jawa Tengah.
Mengacu laporan survei tiga tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat inklusi keuangan di Jateng pada tahun 2019 mencapai 65,71 persen. Sedangkan pada tahun 2022 naik sebesar 85,97 persen.
Peningkatan inklusi keuangan berdampak terhadap tingkat literasi keuangan di Jawa Tengah. Tingkat literasi keuangan pada tahun 2019 hanya 47,83 persen, naik menjadi 51,69 persen di tahun 2022.
Meningkatnya inklusi keuangan tersebut menujukkan bahwa masyarakat telah memiliki akses untuk menjangkau dan menggunakan produk keuangan sesuai kebutuhan secara berkesinambungan. Penggunaan layanan keuangan tersebut mencakup untuk konsumsi, menabung, atau modal usaha.
Sebagai salah satu bank pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk ikut mengakselerasi inklusi keuangan yang berfokus memajukan peran UMKM. Hasilnya, BRI berkontribusi 65,4 persen terhadap inklusi keuangan secara Nasional.
Adapun, rinciannya setara 65,4 persen (107,5 juta nasabah) dari 85,10 persen inklusi keuangan di Indonesia.
Hasil survei BRI terhadap inklusi, literasi, dan kedalaman inklusi keuangan pada tahun 2022 menyebutkan, secara umum 84 persen inklusi keuangan mengacu pada penggunaan produk atau layanan keuangan.
Selain itu, BRI dipersepsikan sebagai locally embedded bank yang dominan di mayoritas masyarakat karena jaringannya yang tersebar hingga ke daerah-daerah pelosok Negeri. Salah satunya adalah keberadaan Agen BRILink.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengatakan target inklusi keuangan hingga 2024 mencapai 90 persen, yang mana BRI menargetkan bisa berkontribusi hingga 70 persen.
"Inklusi adalah kemakmuran maka kami diberikan penugasan (oleh pemerintah) untuk mengakselerasi inklusi keuangan," katanya dalam keterangan resmi.