Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menjelaskan pemanfaatan EBT untuk mendukung pengoperasian pabrik dan kawasan industri. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jawa Tengah, Sujarwanto Dwitmoko mengungkapkan hingga 2024, Jawa Tengah telah berhasil memanfaatkan 18,55 persen EBT dalam penggunaan energi.
Pemanfaatan EBT terus ditingkatkan dengan memaksimalkan potensi kewilayahan yang dimiliki Jawa Tengah.
Pihaknya juga sedang mengembangkan potensi mikro hidro di wilayah aliran sungai seperti Banyumas, energi bayu atau angin di Demak dan Brebes, serta energi panas bumi di Wonosobo dan Tegal.
Usaha yang dilakukan pemerintah daerah itu berjalan beriringan dengan upaya pelaku industri seperti Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) yang mulai memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di fasilitas produksinya.
"Ini pas dengan apa yang terus kita dorong. Mulai menggunakan air sebagai sumber bahan baku yang berkelanjutan, sambil memelihara Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga suplai airnya tetap ada, industrinya juga menggunakan energi yang ramah lingkungan. Langkah-langkahnya bagus," kata Sujarwanto Kamis (6/11/2025).
Dari sisi infrastruktur, PT PLN terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan instalasi PLTS Atap dari sektor industri.
Hal ini terlihat dalam rekomposisi kuota PLTS Atap yang diakomodasi dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN dimana hingga 2028, terdapat kuota pembangkitan PLTS Atap hingga 2 GWP.