Akses QRIS Lewat BRIS Online (Dok. IDN Times)
Joko mengaku banyak tantangan yang dihadapi untuk membuat masyarakat melek transaksi digital. Selain infrastruktur, seperti susahnya koneksi sinyal di daerah tertentu, kendala yang sulit dipecahkan adalah soal budaya dan psikologi masyarakat. Termasuk kepercayaan masyarakat terhadap digitalisasi.
"Kan masih banyak orang yang kalau tidak pegang uang, tidak tenang. Nah, maka perlu pembiasaan. Misalnya, merchant hanya menerima transaksi melalui QRIS. Atau dari sisi pengguna, hanya ingin bertransaksi jika merchant melayani QRIS. Nanti lama kelamaan ini akan menjadi kebutuhan dan budaya baru," sambungnya.
Ke depan, target edukasi literasi digital bakal semakin ditingkatkan. Tak hanya merchant, namun juga pengguna QRIS. Bahkan, tidak hanya transaksi komersial, tapi juga sosial bakal menjadi target merchant QRIS. Seperti, pembayaran infak di masjid atau penggalangan donasi di tempat-tempat ibadah.
"Intinya, kami dari BI hanya mengenalkan dan mengajak menggunakan QRIS. Tapi yang mengeksekusi dari pihak bank dan nonbank atau penyedia jasa pembayaran (PJP)," pungkasnya.