Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
idntimes.com
Harga cabai merah di pasar Banjarnegara alami lonjakan harga hingga 70Ribu per kilogram, Rabu (15/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Intinya sih...

  • Beralih ke cabai hijau dan rawit

  • Pasokan dari daerah penghasil berkurang

  • Kenaikan perlu diwaspadai sebagai pemicu inflasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banjarnegara, IDN Times - Harga cabai merah keriting di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Banjarnegara naik. Berdasarkan pantauan Rabu (15/10/2025), harga cabai merah keriting melonjak hingga Rp70 ribu per kilogram, naik signifikan dibanding pekan lalu yang masih berada di kisaran Rp45 ribu per kilogram.

Kenaikan tersebut membuat pedagang dan pembeli kewalahan. Pedagang mengaku kesulitan mendapatkan pasokan cabai segar karena stok dari petani menurun drastis akibat cuaca yang tidak menentu.

"Sekarang susah dapat barang bagus, panenan petani banyak yang rusak karena hujan terus," kata Siti, pedagang cabai di Pasar Banjarnegara.

1. Beralih ke cabai hijau dan rawit

Salah satu pedagang di Pasar Banjarnegara walau terbiasa dengan lonjakan harga namun tetap menjerit, Rabu (15/10/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Kenaikan harga membuat sebagian warga terpaksa mengurangi konsumsi cabai. Desaian, warga Kutabanjar, mengaku kini lebih sering menggunakan cabai rawit atau cabai hijau sebagai alternatif.

"Cabai merah sekarang mahal banget, Saya beli sedikit saja, sisanya pakai cabai hijau yang masih Rp35 ribuan," tuturnya.

Hal senada diungkapkan Rina, pemilik toko sembako di Jalan Al Munawaroh, Banjarnegara. Ia mengaku tidak berani menyetok cabai terlalu banyak karena khawatir tidak laku.

"Pembeli banyak yang beralih ke sambal kemasan. Harganya lebih murah dan awet,"ujarnya.

2. Pasokan dari daerah penghasil berkurang

Kepala dinas perdagangan Banjarnegara Adi Cahyono sebut salah satu faktor lonjakan harga karena berkurangnya pasokan penghasil cabai seperti di Wonosobo dan Temanggung, Rabu (15/10/2025).(IDN Times/Foto : Tangkapan layar)

Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Banjarnegara, Adi Cahyono menjelaskan, lonjakan harga tersebut disebabkan oleh menurunnya pasokan dari daerah penghasil seperti Temanggung dan Wonosobo.

"Cuaca ekstrem memengaruhi produksi cabai di beberapa wilayah, Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk menjaga pasokan di pasar agar tetap stabil,"jelasnya.

Pemerintah daerah juga tengah menyiapkan langkah pengendalian harga dengan memastikan distribusi cabai antarwilayah berjalan lancar. Namun, jika kondisi cuaca buruk berlanjut, harga diperkirakan masih akan sulit turun dalam waktu dekat.

3. Kenaikan perlu diwaspadai sebagai pemicu inflasi

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti sebut kenaikan capai berpotensi sebagi pemicu inflasi. (IDN Times/Foto : Tangkapan layar)

Sementara dilansir laman Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat harga cabai merah naik di 236 kabupaten/kota pada pekan pertama Oktober 2025. Kenaikan itu membuat cabai merah masuk dalam komoditas yang perlu diwaspadai karena berpotensi memicu inflasi.

Kepala Badan Pusat Statisik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan selain cabai merah, daging ayam ras dan telur ayam ras juga mengalami kenaikan harga di banyak daerah.

Menurut data Kemendag, kenaikan harga cabai merah sudah terjadi sejak September, dengan jumlah daerah terdampak sempat mencapai 243 kabupaten/kota. Pemerintah daerah diminta terus memantau harga pangan agar inflasi tetap terkendali.

Editorial Team