Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
A&E, produsen benang jahit, industri alas kaki
Jajaran pimpinan perusahaan produsen benang asal Amerika Serikat, American and Efird (A&E) hadir di Kota Semarang untuk memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan para mitra industri alas kaki. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Intinya sih...

  • Produsen benang jahit A&E dari Amerika Serikat memperluas pasar ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

  • Mereka menargetkan industri alas kaki di Jawa Timur dan Jawa Tengah sebagai pasar potensial.

  • A&E berharap dapat memperluas jangkauan produknya dan meningkatkan penetrasi pasar di wilayah Asia Tenggara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Produsen benang jahit asal Amerika Serikat, American and Efird (A&E) memperluas pasar produknya ke Asia Tenggara, terutama Indonesia. Mereka membidik industri alas kaki di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

1. Fokus masuk ke industri alas kaki

ilustrasi alas kaki (pexels.com/HONG SON)

President of A&E Global, Christ Alt mengatakan, pihaknya fokus untuk mensuplai produk benang jahit berkualitas tinggi di industri alas kaki di Indonesia.

“Kami memang fokus untuk memasuki industri alas kaki sebagai pasar dalam mengembangkan sumber daya kami,” ungkapnya di sela pertemuan dengan mitra di Kota Semarang, Jumat (24/10/2025).

Kendati demikian, memang ada tantangan besar yang dihadapi perusahaan multinasional tersebut dalam mengembangkan bisnisnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Yakni, terkait penerapan tarif resiprokal yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

2. Dekatkan ke perusahaan garmen berorientasi ekspor

Jajaran pimpinan perusahaan produsen benang asal Amerika Serikat, American and Efird (A&E) hadir di Kota Semarang untuk memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan para mitra industri alas kaki. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

“Semua industri terkena dampak dan terimbas besar dari kebijakan itu, terutama di Asia Tenggara. Itu termasuk A&E sebagai supplier, karena kami dikenakan tarif sebesar 10 persen,” katanya. 

Atas kondisi tersebut, perusahaan melakukan mitigasi internal. Selain itu, A&E yang beroperasi di 16 negara ini harus beradaptasi untuk menghadapi ketidakpastian global. 

"Ini memang tantangan, tetapi kami sedang menjalaninya, dan seiring dengan semakin banyaknya waktu yang kami miliki dan pemahaman kami tentang arah industri ini, saya rasa kami siap untuk bergerak maju. Namun, saya rasa tantangan terbesarnya adalah ketidakpastian yang muncul akibat tarif," jelas Alt. 

Selanjutnya, Managing Director of A&E South Asia, Angelo Leneage menjelaskan, bahwa kehadiran A&E di Bangladesh, Sri Lanka, Pakistan, dan Indonesia bertujuan mendekatkan perusahaan kepada produsen garmen berorientasi ekspor, khususnya di sektor alas kaki. 

3. Perluas jangkauan distribusi di Indonesia

ilustrasi ekspor (pexels.com/Kai Pilger)

"Kami akan sepenuhnya fokus pada merek dan ekspor. Tidak ada rencana untuk melakukan penjualan di gerai lokal," ungkapnya.

Sementara, kedatangan A&E di Kota Semarang menjadi bagian dari strategi memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan para mitra industri, terutama di sektor alas kaki yang terus tumbuh di Jawa Tengah. 

President Director of A&E Indonesia, Sanjay Chadraratna menuturkan, pihaknya akan melanjutkan strategi ekspansi untuk memperluas jangkauan distribusi di Indonesia. Adapun, fokus utamanya pada inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan merek dan vendor utama A&E. 

Untuk diketahui, A&E telah memiliki fasilitas produksi di Sidoarjo, Jawa Timur, melalui entitas PT Benang Amefird Indonesia (BAI). A&E Indonesia menargetkan peningkatan kapasitas produksi hingga dua kali lipat melalui penambahan mesin dan tenaga kerja baru.

Editorial Team