Semarang, IDN Times - Sejumlah petani Kabupaten Banyumas mendekati tutup tahun ini sanggup membuktikan bisa mengekspor komoditasnya ke Korea Selatan (Korsel). Terdapat 360 kilogram pisang kepok beku dan 300 kilogram singkong yang kini dalam proses pengiriman ke Korsel.
Ratusan Kilo Pisang Kepok dan Singkong Banyumas Diekspor ke Korsel

Intinya sih...
Barantin beri dukungan layanan ekspor pisang dan singkong
Pisang dan singkong punya usia tanam cepat dan kaya nutrisi
Barantin fasilitasi akselerasi ekspor
1. Barantin beri dukungan layanan ekspor pisang dan singkong
Kepala Badan Karantina (Barantin) Jateng, Willy Indra Yunan menyampaikan sejumlah petugas karantina di Satuan Pelayanan (Satpel) Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap sudah memeriksa kebenaran jenis dan keabsahan dokumen pengeluaran 360 kilogram pisang kapok beku dan 300 kilogram singkong beku yang akan diekspor ke Korea Selatan.
"Komoditas ini berpotensi ekspor sehingga perlu dukungan agar lebih dikenal dan diminati pasar luar negeri secara meluas," kata Willy, Sabtu (22/11/2025).
2. Pisang dan singkong punya usia tanam cepat dan kaya nutrisi
Selanjutnya olahan beku asal Banyumas senilai hampir Rp25 juta ini dilakukan tindakan pemeriksaan fisik dan kesehatan. Hasilnya dinyatakan aman dikonsumsi dan memenuhi persyaratan negara tujuan.
Buah pisang dan singkong tidak hanya digemari masyarakat lokal tetapi mulai dikenal mancanegara.
Ia mengatakan bahwa setiap kabupaten di Jateng memang menanam buah pisang dan singkong di pekarangan atau di kebun.
Hasil panen sering digunakan sebagai bahan baku olahan makanan nusantara.
Selain teknik budidaya mudah, pisang dan singkong punya usia tanam relatif cepat. Lalu juga mengandung nutrisi, harga terjangkau menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
3. Barantin fasilitasi akselerasi ekspor
Karantina Jateng siap memfasilitasi perdagangan dan mendukung akselerasi ekspor komoditas pertanian.
"Tentunya hal ini menjadi pintu gerbang ekspor para pelaku usaha mengembangkan kualitas produk agar tembus ke negara tujuan secara rutin dan berkelanjutan. Produk yang diterima di negara tujuan berarti siap berdaya saing di pasar global, perlu ditingkatkan agar merambah ke negara lain di belahan dunia," pungkasnya.