Semarang, IDN Times - Mengonsumsi ikan segar saat ini masih dianggap sebagai hal yang mewah. Pasalnya, untuk mendapatkan ikan harus merogoh kocek mahal dan belum tentu pasokannya ada setiap saat.
Hal tersebut berdampak pada tingkat konsumsi ikan di Jawa Tengah. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, dari laman resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, tingkat konsumsi ikan di Jawa Tengah terbilang rendah. Di Tahun 2018 saja, tingkat konsumsinya hanya 29,19 kilogram per kapita per tahun. Angka tersebut masih kalah dibandingkan daerah lain.
Padahal provinsi Jawa Tengah termasuk dalam lumbung perikanan nasional. Dilansir dari data DKP Jawa Tengah, Jawa Tengah memiliki luas laut 1.640.000 hektare dengan hasil perikanan, baik yang terdiri dari nelayan tangkap maupun nelayan budidaya sebanyak 956.000 ton ikan setiap tahunnya.
Sebut saja Jawa Timur. Dimana tingkat konsumsi ikannya telah mencapai 36 kilogram per kapita per tahun. Apalagi dengan angka nasional, yang telah menembus 51,5 kilogram per kapita per tahun.
Segala inovasi dan kreasi terus dilakukan dan digalakkan oleh pemerintah, baik melalui sosialisasi maupun kampanye gemar makan ikan. Hal tersebut bertujuan untuk mengejar ketertinggalan tingkat konsumsi ikan masyarakat Jawa Tengah.
Keprihatinan rendahnya mengonsumsi ikan disadari oleh seorang millennial asli Rembang, Jawa Tengah, yang sukses mengembangkan perusahaan perintis atau startup berbasis pada penjualan ikan secara daring atau online. Startup tersebut bernama Indofishery.