Pengemudi ojek online mitra Grab, Irwan Septiadi memanfaatkan motor listrik (molis) untuk menjemput rezeki sehari-hari. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)
Namun tidak hanya itu, bagi Irwan sendiri KBLBB ini juga memiliki banyak keuntungan sehingga ia memutuskan beralih dari motor konvensional ke molis.
‘’Saya bergabung menjadi pengemudi Grab sudah sejak tahun 2017. Setiap hari saya melakukan perjalanan 25 kilometer dari rumah di Kaliwungu, Kabupaten Kendal ke Kota Semarang untuk bekerja mengantar penumpang atau mengirim makanan dan barang ke pelanggan. Seharian muter-muter di Kota Semarang dan sekitarnya untuk melakukan pekerjaan ini saya bisa menempuh perjalanan 100--150 kilometer,’’ ungkapnya saat ditemui IDN Times, Selasa (14/12/2021).
Selama mengendarai motor konvensional berbahan bakar minyak (BBM) banyak sekali risiko yang harus ditanggung ayah dari tiga anak ini. Mulai dari mengeluarkan biaya BBM minimal Rp 30 ribu per hari hingga harus rutin ke bengkel untuk ganti oli dan ganti suku cadang.
‘’Kalau pakai motor biasa setiap dua minggu sekali pasti ganti oli. Kalau nggak mesinnya bakal jebol, itu vital dan rutin biasa saya lakukan. Kemudian, selain ganti oli pasti ada pergantian suku cadang seperti, kampas rem, ganti ban, laker, shockbreaker. Setiap bulan pasti mikir, oh ganti ini ganti itu. Pengeluaran pun jadi boros dan habis hanya untuk perawatan kendaraan,’’ tuturnya.
Hingga pada bulan Oktober lalu ada pesan notifikasi dari aplikasi Grab kepada mitra untuk penawaran rental motor listrik. Setelah membaca syarat ketentuannya Irwan langsung tertarik memanfaatkan program tersebut dan menandatangani kontrak sewa motor listrik. Dalam kontrak tersebut Irwan harus menyisihkan penghasilannya untuk sewa motor listrik sebesar Rp 50 ribu per hari.
‘’Syarat itu langsung saya setujui dan saya memilih beralih ke molis karena sebagai pengemudi ojol senjata utamanya tentu ada di motor. Dengan membayar sewa Rp 50 ribu per hari setiap bangun pagi saya tidak lagi mikir ke bengkel mau perawatan apa untuk motor. Sebab, semua sudah ditanggung oleh Grab, termasuk perpanjangan STNK. Bahkan, sekarang pun nggak perlu lagi antre ke SPBU untuk beli bensin. Alhamdulillah, dua bulan ini lancar dan belum ada kendala yang berarti,’’ jelasnya.
Saat ini yang perlu dilakukan Irwan setiap hari hanya mengisi daya dua baterai molis, yakni satu baterai yang terpasang di motor dan satu lagi baterai cadangan. Rutinitas itu biasa dilakukan di rumah seusai pulang kerja.
"Kalau ada long trip saya bisa bawa gunakan dua baterai, satu terpasang dan satu baterai cadangan. Namun, kalau perjalanan hanya sekitar 100 kilometer, satu baterai saja cukup. Untuk nge-charge baterai molis ini di rumah juga tidak butuh biaya besar. Dengan token listrik prabayar cuma butuh biaya Rp 3 ribu per baterai waktunya pun hanya lima jam untuk mengisi daya dua baterai," jelas Irwan.
Secara ekonomi, setelah mengendarai molis penghasilan Irwan dari bekerja mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB mengalami peningkatan sekitar 5--10 persen. Tentu itu menguntungkan bagi Irwan apalagi saat pandemik COVID-19. Demi meningkatkan pendapatannya, ia juga tidak pernah memilih-milih pesanan dari pelanggan.
"Sehari saya bisa melayani 20 orderan dari Grab baik di seputar Semarang, Kudus, hingga Kendal. Pokoknya, ketika aplikasi muncul notifikasi orderan saya bersyukur sekali, apalagi saat pandemik yang serba susah ini. Jadi, ada permintaan mau beli dan antar makanan oke, kirim paket siap, antar penumpang juga ayo. Yang penting orderan datang rezeki lancar, saya dan keluarga ikut senang," tuturnya.
Ia berharap semoga produksi kendaraan listrik semakin banyak, sehingga masyarakat dan teman-teman seprofesinya juga ikut menggunakan. Sebab, polusi udara saat ini benar-benar makin parah.
"Karena saya merasakan sendiri saat naik motor, jalanan macet sungguh bikin pengap dan sesak nafas. Tentu ini kan nggak bagus buat kesehatan karena kena polusi udara dari asap knalpot kendaraan bermotor. Sehingga, ke depan dibutuhkan makin banyak kendaraan yang ramah lingkungan seperti molis," tandasnya.