Singapura Jadi Investor Terbesar Kedua di Jateng, Lirik Gas Bioformal

Intinya sih...
Luthfi minta konektivitas rute Singapura-Semarang untuk memudahkan akses investasi
Luthfi janji kaji logistik pelabuhan sebagai pendukung kebutuhan investasi di masa mendatang
Dubes Singapura lirik rantai pasokan bahan baku dan dukung konektivitas via laut dan udara
Semarang, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengakui jika Singapura merupakan investor terbesar kedua setelah Jepang yang menanamkan modal di wilayahnya. Untuk pengembangan investasi, Luthfi mengatakan Singapura tertarik pengembangan industri hijau, zona panel dan gas bioformal.
"Singapura nomor dua setelah Jepang. Maka perlu kita tingkatkan. Dan Duta Besar Singapura sampaikan terkait industri hijau, zona panel, gas bioformal dan sebagainya," ungkap Luthfi.
1. Luthfi minta konektivitas rute Singapura-Semarang
Luthfi menuturkan saat bertemu Dubes Singapura, Kwok Fook Seng, dirinya meminta supaya ada konektivitas rute penerbang dari Singapura menuju Semarang maupun sebaliknya.
"Kawasan industri kita sudah bisa produksi 60 persen lebih. Maka kita minta beliau permudah Bandara Internasional Singapura Airlane segera realisasi, sehingga konektivitas Semarang-Singapura bisa lebih mudah," ujarnya, Selasa (1/7/2025).
2. Luthfi janji kaji logistik pelabuhan
Sedangkan untuk pelabuhan, diperlukan pendukung kebutuhan logistik. Revitalisasi atau peningkatan diperlukan untuk eksplorasi investasi di masa mendatang.
"Bertahap dan berlanjutan nanti, termasuk pelabuhan untuk logistik akan kita kaji," akunya.
3. Dubes Singapura lirik rantai pasokan bahan baku
Dubes Singapura, Kwok Fook Seng, mengatakan potensi industri hijau juga tidak hanya berbicara tentang energi terbaruka. Namun, termasuk rantai pasokan bahan baku dan komponen-komponen lainnya.
"Rantai nilai dan konten lokal akan masuk dalam pembangunan rantai pasok. Misalnya, panel surya, tetapi juga katoda dan bagian-bagian lain dari penyimpanan hidrogen untuk industri masa depan," kata Kwok.
Oleh karenanya, tujuan kerjasama ekomomi hijau ini bukan hanya membangun kawasan industri yang menciptakan aktivitas ekonomi baru. Tetapi juga memperhatikan konsep secara berkelanjutan dengan energi terbarukan dan fitur-fitur ramah lingkungan.
"Sehingga seiring waktu, dapat menarik lebih banyak investor yang peduli pada jejak karbon dari produk yang mereka hasilkan," harapnya.
Maka dari itu, konektivitas via laut dan udara sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan industri hijau. Dubes Singapure pun mendukung langkah ini dan berkomitmen membuka rute internasional.
"Saya akan terus mendukung hal ini. Termasuk tentang logistik dan bagaimana mengangkut berbagai produk berkualitas yang dihasilkan di Jawa Tengah. Bukan hanya dari Kendal, tetapi juga dari Batang dan seluruh wilayah pantai utara Jawa Tengah yang saat ini menunjukkan banyak aktivitas," kata Kwok.