Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aktivitas di sumur ekplorasi Jatibarang Field di Jawa Barat. SKK Migas meminta KKKS bersama-sama mengatasi kenaikan emisi CO2 dengan teknologi CCUS, sehingga pengelolaannya lebih ramah lingkungan, dapat bersaing pada tingkat global sekaligus kebutuhan energi migas nasional memenuhi target produksi minyak menjadi 1 juta barel per hari (BPOD) dan gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 (IDN Times/Dhana Kencana)

Kamu merasakan belakangan ini suasana di sekitar tempat tinggal panas? Atau malah tambah gerah? Ada banyak faktor yang menjadi penyebab kondisi tersebut. Salah satunya adalah dampak negatif (efek) dari rumah kaca.

Efek rumah kaca merupakan kondisi Bumi yang mengalami pemanasan hingga mengakibatkan temperatur terus meningkat. Alhasil, suhu saat Malam dan Siang hari nyaris sama.

Situasi tersebut terjadi karena adanya gas yang terperangkap di dalam atmosfer. Gas yang menimbulkan efek rumah kaca antara lain uap air (H2O), Karbon dioksida (CO2), Methana (CH4), Ozon (O3), Nitrous oksida (N2O), Klorofluorokarbon (CFC), dan Hidrofluorokarbon (HFC). Adapun gas rumah kaca (GRK) yang dominan di atmosfer adalah CO2, CH4, dan N2O.

Gas-gas tersebut meningkatkan suhu rata-rata Bumi sehingga memicu perubahan iklim yang berimbas terhadap perubahan temperatur, curah hujan, dan penguapan.

Editorial Team

Tonton lebih seru di