Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Terancam Kolaps, Pabrik Garmen di Jateng Pilih Produksi Masker dan APD

Ilustrasi pekerja atau buruh pabrik. (IDN Times/Zainul Arifin)

Semarang, IDN Times - Sejumlah pabrik garmen di Jawa Tengah mulai berlomba-lomba beralih memproduksi masker, alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD) untuk menghindari ancaman kebangkrutan selama masa pandemik virus Corona (COVID-19).

1. Pabrik garmen mulai produksi masker dan APD yang mencapai sekitar 30-50 persen

Pembuatan masker oleh PDDS Tabanan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi mengatakan para pemilik pabrik garmen di beberapa daerah saat ini masih berusaha bertahan dengan memproduksi alat-alat medis dengan skala terbatas.

"Bulan ini kondisinya sudah semakin parah. Tapi kita terus terang saja, pengusaha yang jadi anggota kita masih ada yang menjalankan produksinya 30 persen, 40 persen, 50 persen ada yang 60 persen. Untuk pabrik garmen juga pilih bikin masker dan APD sekitar 30-50 persen," kata Frans kepada  IDN Times, Rabu (30/4).

1. Apindo klaim industri manufaktur tidak akan PHK buruhnya

Goggle

Frans mengatakan dengan situasi yang serba sulit membuat pabrik-pabrik di Jateng kini hanya bisa mempekerjakan buruhnya secara bergiliran. 

Meski begitu, ia yakin para pemilik pabrik manufaktur tidak akan melakukan PHK. Ia mengklaim pemilik pabrik manufaktur hanya merumahkan karyawannya saja.

"Tentunya mekanisme pesangonnya mereka pasti bicara baik-baik sama buruhnya. Karena masing-masing perusahaan beda kemampuannya. Ada yang kuat, ada yang kurang finansialnya. Saya yakin ini akan berjalan dengan baik karena buruh tahu kondisinya," jelasnya.

3. Pabrik obat, pabrik farmasi, pabrik makanan yang masih beroperasi

instagram.com/love_farmasi

Ia mengaku pabrik lain yang masih beroperasi di tengah pandemik COVID-19 yaitu pabrik farmasi, pabrik obat-obatan, pabrik makanan dan minuman dan pabrik elektronik. 

"Pabrik elektronik sebagian kecil masih jalan. Cuma perusahaan yang bergerak di industri kayu yang sangat berat kondisinya. Malahan sudah ada yang bangkrut empat pabrik," bebernya.

4. Ada 50 persen anggota Apindo Jateng terguncang akibat pandemik COVID-19

Buruh pabrik di Cikupa Tangerang. ANTARA FOTO/Fauzan

Diakuinya pula bahwa dari 7.600 pelaku usaha di Jateng, ada sebanyak 50 persen di antaranya yang terguncang akibat pandemik COVID-19.

Ia menaksir kerugian yang ditanggung para pelaku usaha saat ini mencapai lebih dari Rp500 miliar. "Dari 7.600 anggota kami, 50 persen mulai terguncang finansialnya. Ada kerugian yang sangat banyak dari mereka. Ruginya miliaran rupiah. Kalau dihitung ya mencapai Rp500 miliar lebih," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Bandot Arywono
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us