Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sejumlah calon penumpang pesawat mendorong troli barangnya menuju ruang transit Bandara Ahmad Yani Semarang. (IDN Times/Dok Humas Bandara Ahmad Yani)
Sejumlah calon penumpang pesawat mendorong troli barangnya menuju ruang transit Bandara Ahmad Yani Semarang. (IDN Times/Dok Humas Bandara Ahmad Yani)

Intinya sih...

  • Inflasi Jawa Tengah November 2025 melandai ke 0,19 persen secara bulanan

  • Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang utama inflasi

  • Harga emas dunia terus menanjak seiring meningkatnya permintaan investor

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Tekanan inflasi di Jawa Tengah menunjukkan tren penurunan menjelang akhir tahun. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah mencatat, inflasi pada November 2025 berada di angka 0,19 persen secara bulanan (month-to-month/m-t-m).

1. Dinamika harga pangan dan cuaca

ilustrasi bawang merah (freepik.com/jcomp)

Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 0,40 persen (m-t-m). Penurunan itu sejalan dengan tren nasional yang juga melandai dari 0,28 persen menjadi 0,17 persen (m-t-m).

Meski melandai secara bulanan, inflasi tahunan (year-on-year/y-o-y) Jawa Tengah tercatat sebesar 2,79 persen. Angka tersebut sedikit lebih tinggi daripada inflasi nasional yang berada di level 2,72 persen (y-o-y). Kendati demikian, capaian itu masih berada dalam rentang sasaran target nasional sebesar 2,5±1 persen.

Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Tengah, Andi Reina Sari Hufaid menjelaskan, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang utama inflasi sebesar 0,12 persen.

"Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok ini antara lain bawang merah, kacang panjang, dan cabai merah," katanya dilansir ketrangan resminya, Jumat (5/12/2025).

Kenaikan harga bawang merah dan cabai tersebut, imbuhnya, dipicu oleh faktor produksi. Berdasarkan data Early Warning System Kementerian Pertanian, produksi bawang merah pada November 2025 menyentuh titik terendah sepanjang tahun 2025.

"Rendahnya produksi disebabkan oleh tingginya harga benih serta adanya serangan hama. Selain itu, faktor cuaca yang kurang bersahabat turut menghambat pasokan dari sentra produksi bawang merah dan cabai merah di wilayah Jawa Tengah," jelas Reina.

2. Harga emas dunia pemicu inflasi

Ilustrasi kenaikan harga emas (freepik.com)

Selain pangan, inflasi November 2025 juga didorong oleh Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 0,04 persen. Kenaikan harga emas perhiasan menjadi faktor dominan di sektor tersebt.

Fenomena itu tidak lepas dari kondisi pasar global. Harga emas dunia terus menanjak seiring meningkatnya permintaan investor terhadap aset aman (safe haven). Hal tersebut dipicu oleh ketegangan geopolitik global yang belum mereda serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada triwulan IV 2025.

"Kekhawatiran terhadap penutupan sementara pemerintahan (government shutdown) Amerika Serikat yang baru terselesaikan pada 12 November 2025 juga turut mengerek harga emas," tambah Reina.

Data Trading Economics menunjukkan lonjakan signifikan harga emas dunia sebesar 5,97 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dan meroket hingga 60,54 persen daripada tahun lalu.

3. Sektor transportasi ikut memicu inflasi

Seorang perempuan memakai telepon genggamnya saat di ruan tunggu Bandara Ahmad Yani Semarang. (IDN Times Dok Humas Bandara Ahmad Yani Semarang)

Menjelang momen libur akhir tahun, Kelompok Transportasi juga mulai memberikan tekanan inflasi mencapai 0,02 persen. Hal itu didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara di hampir seluruh rute maskapai.

Kenaikan tarif pesawat tersebut terjadi seiring dengan naiknya harga avtur serta lonjakan permintaan masyarakat yang mulai merencanakan perjalanan akhir tahun.

Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami inflasi bulanan. Kabupaten Wonosobo mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 0,23 persen (m-t-m). Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Kota Tegal, Purwokerto, dan Cilacap dengan masing-masing sebesar 0,14 persen (m-t-m).

Menghadapi tantangan akhir tahun, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat koordinasi.

"Ke depan, kami akan terus bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi. Fokus utamanya adalah menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas di Jawa Tengah agar inflasi tetap terjaga dalam rentang sasaran," pungkas Reina.

Editorial Team