UMKM Gayeng Menyulut Usaha di Jateng Bangkit Lewati Badai Pandemik, Ekonomi Terungkit

Semarang, IDN Times - Dua tahun melewati pandemik COVID-19 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai bangkit dari krisis yang melanda mereka. Kondisi itu seiring dengan kebijakan pelonggaran aktivitas masyarakat dan adaptasi baru dalam pemasaran produk. Sehingga, pelaku usaha kembali bisa mengikuti pameran sambil menjual produk secara online.
Cerita Batik Tulis Lasem Pusaka Beruang terdampak pandemik
Santoso Hartono tampak sedang melayani konsumen yang singgah di lapaknya di pameran UMKM Gayeng 2022 di Mal Paragon Semarang, Rabu (20/4/2022) .
Sambil menunggu konsumen melihat-lihat produk, perajin Batik Tulis Lasem Pusaka Beruang itu menjelaskan keunggulan kain batik yang dibuatnya. Mulai dari motif, warna dan harga.
‘’Sudah, saya kasih diskon 20 persen sebagai perkenalan,’’ tutur lelaki berusia 54 tahun itu kepada calon pembeli kain batik.
Konsumen yang mengenakan tanda pengenal sebagai pegawai di sebuah bank BUMN itu menawar. ‘’Nggak 25 persen saja pak,’’ ujarnya.
‘’Jangan, 20 persen ya pak. Nanti saya minta nomor teleponnya boleh. Siapa tahu saya bisa mengajukan kredit di bank bapak,’’ kata Santoso.
Permintaan Santoso itu langsung ditanggapi positif oleh konsumen yang juga pegawai bank itu. ‘’Wah, ya boleh. Pas sekali saya juga mau nawari kredit ke bapak,’’ balasnya.
Pertemuan antara penjual dan pembeli pada pameran yang diselenggarakan Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah itu menjadi momentum yang berharga bagi pelaku UMKM seperti Santoso. Setelah dihantam badai pandemik ia bisa kembali memasarkan produk dan bertemu dengan konsumen maupun perbankan secara langsung untuk mengembangkan usahanya yang sudah dirintis sejak tahun 2005.
‘’Usaha saya tak luput juga terkena dampak COVID-19. Lebih dari dua bulan saat kasus virus corona sedang tinggi-tingginya saya tidak bisa mempekerjakan karyawan. Mereka tidak bisa membatik karena kami tidak ada penjualan maupun pemesanan dari konsumen,’’ katanya.
Usaha Batik Tulis Lasem Pusaka Beruang yang berada di Jalan Jatirogo Nomor 34 Lasem, Rembang, Jawa Tengah itu memberdayakan warga dari sejumlah desa di Lasem untuk menjadi pembatik. Santoso mempekerjakan 350 warga untuk membatik dengan sistem borongan.
‘’Jadi mereka bawa pulang kain dari tempat saya ke rumah untuk dibatik. Saya pun tidak menargetkan kain yang mereka buat harus selesai berapa hari. Sebab, mereka bekerja sambil mengurus anak dan keluarganya. Namun, saat pandemik aktivitas membatik harus berhenti,’’ jelasnya.