Totok Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Jadi Pengikut Sunda Empire

Ia juga pernah ikut bergabung di World Empire

Semarang, IDN Times - Keraton Agung Sejagat diketahui masih memiliki hubungan dengan Sunda Empire dan World Empire. Sebab sang Raja, Totok Santosa sebelumnya pernah bergabung dengan Sunda Empire sebelum mendirikan keraton itu.

Baca Juga: 4 Fakta Terbaru Keraton Agung Sejagat, Polisi Tak Kenakan Pasal Makar

1. Bermula dari DEC di Yogyakarta

Totok Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Jadi Pengikut Sunda EmpireWilujengan Keraton Agung Sejagat di Purworejo. (YouTube.com/Kudaku On Top)

Hal itu disampaikan oleh salah satu korban Keraton Agung Sejagat, Setyo Eko Pratolo. Ia berkisah bahwa sebelum munculnya keraton itu, terlebih dulu ia bergabung dengan Yogya Development Commitee (DEC) di Yogyakarta. Hingga berkembang dan muncul Purworejo DEC di Purworejo.

"DEC saat itu semacam panitia pembangunan kemanusiaan di Yogya," jelas Eko yang saat ini masih aktif bekerja sebagai perangkat desa dengan jabatan kasi pemerintahan di Desa Pogung, Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo.

2. Berkembang menjadi World Empire

Totok Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Jadi Pengikut Sunda EmpireWilujengan Kerajaan Keraton Agung Sejagat di Purworejo. (Tangkapan layar YouTube/Kudaku On Top)

Berjalan selama satu tahun, DEC-DEC tersebut berubah menjadi Sunda Empire di Bandung. Selang satu tahun kemudian berubah menjadi World Empire.

Eko mengungkapkan bahwa sang Raja, Totok Santosa sebelumnya juga bergabung dengan Sunda Empire sebelum mendirikan Keraton Agung Sejagat.

"Iya, masih ada hubungan dengan Sunda Empire," papar Eko.

3. Markas World Empire di Yogyakarta

Totok Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Jadi Pengikut Sunda EmpireKerajaan Keraton Agung Sejagat. purworejo24.com

Eko sendiri kala itu menjadi pengikut World Empire yang bermarkas di Yogyakarta.

Hingga pada 14 Agustus 2018, dirinya mendengar kabar akan ada rencana untuk mendirikan sebuah kerajaan. Sampailah pada 10-12 Desember 2019, terjadi deklarasi Keraton Agung Sejagat di Purworejo.

Ia didapuk menjabat sebagai resi berpangkat bintang empat atau letnan jenderal di Keraton Agung Sejagat. Namun ia tak mengetahui secara detail fungsi serta tugas pokoknya sebagai seorang resi.

4. Seragam yang dipakai seharga Rp3 juta

Totok Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Jadi Pengikut Sunda EmpireWilujengan Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah. (Tangkapan video YouTube.com/Kudaku On Top)

Eko menjelaskan bahwa seragam yang ia kenakan saat deklarasi Keraton Agung Sejagat tidak gratis tetapi ia beli. Berbekal dari uang tabungan yang dimiliki serta pinjaman yang diupayakannya, seharga Rp3 juta ia akhirnya mendapatkan seragam.

"Ini saya punya tanggungan hutan Rp2,5 juta. Jaminannya karena saya perangkat desa, saya bayar hutang dari siltap (red: Penghasilan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa)," terangnya dalam dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne, Selasa (21/1) malam.

Eko merasa tertipu usai Totok tak bisa menjelaskan soal asal usul serta menunjukkan kartu identitas resmi, usai deklarasi kepada awak media.

Baca Juga: Menyesal dan Jadi Korban Bully, Raja Keraton Agung Sejagat Minta Maaf

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya