34.300 Obat Sisa RS dan Apotek Dimusnahkan BPOM, Ini Jenisnya

- BPOM Semarang memusnahkan 34.300 obat kedaluwarsa dari apotek dan rumah sakit di berbagai daerah.
- Kepala BPOM, Lintang Purba Jaya, menyatakan temuan sisa obat tersebut diperoleh dari Januari-Oktober 2024.
- Banyaknya obat yang ditemukan dalam kondisi kedaluwarsa menunjukkan pentingnya gerakan ayo buang sampah obat untuk mencegah penyalahgunaan obat.
Semarang, IDN Times - BPOM Semarang memusnahkan sebanyak 34.300 obat-obatan kedaluwarsa yang ditemukan di ratusan apotek dan rumah sakit di sejumlah daerah.
Temuan puluhan ribu obat-obatan tersebut didapatkan petugas BPOM ketika berkoordinasi dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan sejumlah pengelola rumah sakit.
129 apotek dan RS kumpulkan sisa obat

Kepala BPOM Semarang, Lintang Purba Jaya menyebutkan temuan sisa obat tersebut diperoleh dari rentang waktu Januari-Oktober 2024.
"Yang dimusnahkan 34.300 item yang sudah kedaluwarsa dan tidak layak digunakan dari sisa rumah sakit pasien maupun masyarakat. Obatnya kita kumpulkan dari 129 sarana. Antara lain 121 apotek tiga klinik dan dua rumah sakit," ungkap Lintang saat menggelar pemusnahan sisa obat-obatan di kantornya, Jalan Sukun Raya, Kecamatan Banyumanik Semarang, Jumat (1/11/2024).
2. Tahun ini banyak sisa obat dari rumah sakit

Ia berkata ketimbang tahun kemarin, di tahun ini justru banyak sisa obat-obatan yang ditemukan dalam kondisi kedaluwarsa dan masih mengendap.
Lebih lanjut, ia mengingatkan kepada pihak industri farmasi dan rumah sakit punya peran dan tanggung jawab untuk memusnahkan sisa obat-obatan. "Paling banyak sisa obatnya tahun ini," tambahnya.
3. BPOM temukan sisa obat pencernaan dan nyeri otot

Ia menuturkan temuan sisa obat-obatan tersebut berkat aksi gerakan ayo buang sampah obat yang kerap digencarkan sejak tiga tahun terakhir. Sedikit demi sedikit sejumlah rumah sakit dan apotek sadar akan bahaya sisa pemakaian obat-obatan.
Bahkan, dari banyaknya obat yang dimusnahkan hari ini, paling banyak ialah obat saluran pencernaan, obat anti diabetes dan obat nyeri otot.
"Jadi mereka ini yang sadar bahwa gerakan ayo buang sampah obat penting untuk mencegah penyalahgunaan obat. Dan ini peran aktif organisasi profesi IAI, puskesmas. Yang paling banyak ditemukan yaitu obat saluran pencernaan, obat anti diabetes, obat anti hipertensi obat nyeri otot," terangnya.
4. Jangan buang obat di air dan tanah

Lintang menyarankan kepada warga Jateng sebaiknya menghabiskan obat yang didapat dari resep maupun ketika membeli di apotek.
Ketika memiliki obat-obatan kedaluwarsa, katanya masyarakat jangan buru-buru membuang obat sembarangan. Perlu diperhatikan bahwa obat harus dibuang secara aman supaya tidak mencemari air sungai maupun tanah.
"Kalau mendapatkan obat harus dihabiskan terlebih dahulu. Kemudian kalau membuang sisa obat harus diperhatikan betul-betul. Jangan dibuang ke air karena dapat mencemari apalagi ke tanah. Maka kita sadarkan dengan gerakan ayo buang sampah obat," tutur Lintang.