Peretas HP Milik Kapolda Jateng Bapak dan Anak, Waspadai Modusnya!

Semarang, IDN Times - Kurang lebih 100 warga menjadi korban peretasan handphone selama tahun 2023. Bahkan, handphone milik Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi juga dibajak oleh hacker.
Informasi dari Ditreskrimsus Polda Jateng menyebutkan aksi peretasan atau penyadapan handphone dilakukan para hacker sejak awal Januari sampai bulan ini.
"Korbannya ada 100 lebih. Tetapi hanya 48 handphone yang diretas pelaku. Tidak hanya wilayah Jawa Tengah saja, tapi ada juga di wilayah Sulawesi, Sumatera dan Jawa Timur," kata Direskrimsus Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio, saat gelar perkara di markasnya, Selasa (8/8/2023).
Baca Juga: Ayah-Anak Warga OKI Retas Ponsel Kapolda Jateng, Sempat Ambil Alih WA
1. Ada 48 HP warga Jateng yang dibajak
Ia mengaku ketika diselidiki, handphone milik Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi juga dibajak oleh hacker. Ahmad Luthfi rupanya baru tahu kalau dibajak setelah mengecek pesan aduan dari masyarakat yang masuk di handphonenya.
"Dari 48 HP ini salah satunya dari laporan pegaduan HP yang dipegang Pak Kapolda. Sempat diklik karena harus ada pengecekan dari pengaduan yang masuk dari masyarakat," ujar Dwi.
2. Dibobol lewat WA, SMS dan pengiriman foto
Ia berkata berdasarkan penyelidikan yang dilakukan pihaknya para hacker membajak handphone korbannya dengan mengirimkan pesan APK.
Kemudian dari APK yang diterima melalui aplikasi WhatsApp, SMS atau foto, hacker dengan mudah membobol data pribadi milik korbannya.
Editor’s picks
Lebih lanjut, ia bilang data pribadi yang dibobol lalu dikirimkan ke sesama jaringan hacker. Termasuk membobol nomor rekening milik korban.
Ia menyebut ini adalah modus kejahatan skala nasional lantaran para korbannya sangat banyak. Mayoritas handphone yang dibajak pelaku jenisnya android.
"HP yang diretas lewat pesan WA, SMS dan foto. E-banking juga ditelusuri ada kasusnya. HP yang diretas android lite. Setelau meretas, pelaku mengirimkan data korban ke teman-temannya. Maka di balik kasus ini, kita perkirakan ada jaringan yang lebih besar lagi. Sebab pelakunya sangat mudah sekali mengakses pengiriman APK," terangnya.
3. Polisi tangkap bapak anak yang jadi hacker
Pihaknya pun sempat menelusuri dari mana para hacker mendapatkan cara membajak handphone android. Pasalnya, membajak handphone menggunakan pengiriman APK merupakan kemampuan tingkat tinggi alias perlu keahlian dari para pakar IT.
Dari penelusuran mendalam, katanya ada empat hacker yang berhasil dibekuk Ditreskrimsus Polda Jateng. Masing-masing inisialnya HAR, RD sebagai jaringan wilayah Garut. Serta pelaku inisial IJ dan IW yang notabene hubungannya sebagai bapak dan anak.
"Ada pelaku jaringan Garut inisialnya HAR dan RD. Dan untuk jaringan peretasan ada dua yaitu IJ dan IW. Ini adalah bapak dan anak. Mereka belajar otodidak. Padahal kemampuan ini mestinya dari skill para ahli IT," paparnya.
4. Embat uang sampai Rp1,5 miliar
Selama membajak handphone para korbannya, para pelaku bisa menggondol uang Rp200 juta sebulan. "Dalam sebulan dapat Rp200 juta. Dan terakhir dapat Rp1,5 miliar. Para pelaku berasal dari Tanjung Selatan Sumsel. Kami langsung lakukan penegakan hukum. Memang ada jaringan pencari dan pembuat nomor rekening," terang Dwi.
Baca Juga: Dinas ESDM Jateng Pastikan Tambang Emas yang Runtuh di Ajibarang Banyumas Ilegal