1.000 Warga Solo Jadi Target Pengentasan Stunting GPFI dan BKKBN 

Tekankan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak

Surakarta, IDN Times - Dukung penurunan stunting, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) berkolaborasi dengan BKKBN Republik Indonesia menyelenggarakan edukasi pencegahan stunting bagi masyarakat di Kota Solo.

Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI), bekerjasama dengan Pemerintah Kota Solo dan BKKBN, menyelenggarakan Kegiatan Edukasi Pencegahan Stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Anak Kamis (7/9/2023).

Acara yang digelar di Graha Saba Buana Kota Solo tersebut dihadiri 1.000 peserta yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, dan bidan.

Baca Juga: Mengunci Stunting Sejak Dini Demi Menghargai Hak Janin

1. Beri pemahaman tentang stunting dan upaya pencegahannya kepada masyarakat.

1.000 Warga Solo Jadi Target Pengentasan Stunting GPFI dan BKKBN Pencegahan stunting bagi 1.000 masyarakat Kota Solo dari GPFI dan BKKBN. (Dok/Istimewa)

Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia mengatakan kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian pra-event Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GPFI Tahun 2023 dengan tema “Transformasi & Sinergi Pelaku Usaha Farmasi Untuk Masyarakat Indonesia yang Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan”.

Ia mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang stunting dan upaya pencegahannya kepada masyarakat, terutama kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan para bidan yang memiliki peran kunci dalam menjaga kesehatan anak-anak sejak awal kehidupan mereka.

Peserta mendapatkan wawasan yang berharga tentang stunting dan strategi pencegahannya melalui berbagai kegiatan informatif dan interaktif.

"Kami percaya stunting menjadi tugas bersama untuk segera dapat diselesaikan. Dengan bersatunya semua pihak, termasuk perusahaan farmasi, pemerintah, dan masyarakat, kita dapat menciptakan perubahan positif dalam upaya pencegahan stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak," ujarnya.

"Merasa sangat bersemangat dalam memerangi stunting di Indonesia. Kegiatan kepedulian GPFI cegah stunting ini bukan hanya kita lakukan hari ini saja, tapi sudah kita mulai dari tahun 2022 lalu dengan memberikan vitamin dan suplemen untuk anak di daerah terluar Indonesia seperti di Puncak Jaya, Papua, dilanjut dengan kegiatan di Pulau Buru, Maluku dan Larantuka, Flores Timur, NTT," imbuhnya.

2. Tekankan pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak.

1.000 Warga Solo Jadi Target Pengentasan Stunting GPFI dan BKKBN Pencegahan stunting bagi 1.000 masyarakat Kota Solo dari GPFI dan BKKBN. (Dok/Istimewa)

Ia mengatakan jika angka stunting di Indonesia terus menurun setiap tahunnya, namun berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia masih mencapai 21,6% pada 2022, dimana angka ini masih berada di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan prevalensi stunting di bawah 20%.

Sehingga, percepatan penurunan stunting pada balita menjadi salah satu program prioritas Pemerintah.

"Dengan target penurunan prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 2024, Pemerintah secara terbuka mengundang seluruh pihak untuk mendukung hal ini salah satunya pada masa seribu hari pertama kehidupan," katanya.

Menurutnya, seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) anak adalah waktu paling kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Masa 1000 HPK terdiri atas 270 hari selama kehamilan ibu dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan anak.

"Pola makan gizi seimbang menjadi kunci dan harus diterapkan mulai dari masa kehamilan, dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MPASI)," kata Andreas Bayu Aji.

3. Jadi salah satu prioritas BKKBN.

1.000 Warga Solo Jadi Target Pengentasan Stunting GPFI dan BKKBN Ilustrasi upaya pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Sementara itu, Kepala BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistya Ediningsih mengatakan jika kegiatan ini juga berhasil mendapat respon positif dari masyarakat dan pejabat daerah yang hadir. Diharapkan hal ini dapat menjadi pembuka bagi elemen masyarakat lain untuk bersama memerangi stunting di lingkungan masing-masing.

"Momen '1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak' adalah periode penting dalam pembentukan kesehatan anak-anak kita. Dengan edukasi yang tepat, kita dapat memberikan anak-anak kita masa depan yang lebih baik. BKKBN sangat bangga dapat mendukung acara ini. Pencegahan stunting adalah salah satu prioritas kami, dan kerjasama dengan GPFI dan Pemerintah Kota Solo adalah langkah yang sangat positif dalam mencapai tujuan ini,” ungkapnya.

Hal yang senada disampaikan oleh Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Solo, Gatot Sutanto mengatakan jika Pemerintah Kota Solo berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak kita. Acara ini adalah bukti konkret dari upaya kita bersama dalam melindungi generasi masa depan kita dari stunting.

"Kami berterima kasih atas dukungan dari GPFI dan BKKBN-RI dalam melaksanakan acara ini. hari ini adalah bukti nyata bahwa ketika Pemerintah, Sektor Swasta, dan Masyarakat saling bergandengan tangan, kita dapat mencapai hasil yang luar biasa dalam pencegahan stunting,” pungkasnya.

Baca Juga: Lewat Melon Mas, Pemkot Semarang Gandeng Milenial Atasi Stunting

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya