Arti Dari Upacara Kuno Ritual Tanam Kepala Kerbau Digelar Keraton Solo

Upacara adat wilujengan Mahesa Lawung.

Solo, IDN Times - Ritual menanam kepala kerbau merupakan salah satu rangkaian prosesi wilujeng Mahesa Lawung yang digelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta.

Ritual ini sudah ada sejak era Mataram Hindu dan digelar setiap Bulan Bakdo Mulud pada hari Senin atau Kamis menurut perhitungan kalender Jawa.

1. Ritual sejak era Mataram

Arti Dari Upacara Kuno Ritual Tanam Kepala Kerbau Digelar Keraton SoloIDN Times/Larasati Rey

Ritual kuno ini dimulai dari acara adat mendoakan kepala kerbau di Sitihinggil Keraton Kasunanan Surakarta oleh para Sentono dalem dan abdi dalem keraton. Doa yang diucapkan berupa puji-pujian yang berbahasa Arab dan Jawa.

"Ini merupakan upacara yang sudah sangat kuno. Sebelum Mataram Islam ada, ritual ini sudah dilakukan. Setelah Mataram bercorak Islam, ritual ini tetap dipertahankan. Maka tadi kita dengar ada mantram Jawa tapi juga ada doa-doa, dan selawat nabi dalam Bahasa Arab," ucap Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) GKR Koes Murtiyah sebelum acara berlangsung, Kamis (26/12).

2. Simbol memendam Kebodohan di Tengah Hutan

Arti Dari Upacara Kuno Ritual Tanam Kepala Kerbau Digelar Keraton SoloIDN Times/Larasati Rey

Usai didoakan di Sitihinggil Keraton Kasusananan Surakarta, kepala kerbau tersebut dibawa ke Alas Kerendowahono yang berjarak 15 KM dari Kota Solo. Penanaman kepala kerbau tersebut merupakan inti dari ritual Mahesa Laweung.

Penanaman kepala kerbau dalam ritual Wilujengan Mahesa Lawung syarat akan makna. Dimana, herwan kerbau bagi masyarakat Jawa disimbolkan sebagai lambang kebodohan. Dengan memendam kepala kerbau beserta jerohan kerbau tersebut, memiliki makna bahkan orang Jawa harus bisa memendam kebodohannya.

"Maka di Jawa ada unen-unen (peribahasa) bodho longa-longo koyo kebo. Yang bodoh tentunya kan kepala. Kalau jerohannya melambangkan nafsu. Makanya kepala dan jerohan yang kita kubur," jelasnya.

Sebelum menanam kepada kerbau, para Sentana Dalem dan Abdi Dalem mengelar doa bersama di tengah Alas Krendowahono, doa tersebut untuk meminta keselamatan. Kemudian dilanjutkan dengan prosesi penguburan kepala kerbau.

3. Persembahan untuk Betari Durga

Arti Dari Upacara Kuno Ritual Tanam Kepala Kerbau Digelar Keraton SoloIDN Times/Larasati Rey

Sementara itu, Ketua Eksekutif Lembaga Hukum LDA, KP Eddy Wirabhumi menambahkan, masyarakat Jawa tradisional meyakini bahwa kepala kerbau yang ditanam di Alas Krendawahono merupakan sesaji yang ditujukan untuk Betari Durga. Namun pemberian sesaji bukan berarti mereka menyembah makhluk gaib. Namun sebagai bentuk penyemibang manusia dengan alam yang harus dijaga.

“Dalam kehidupan tentu ada tata krama. Di masyarakat Jawa, tata krama tidak hanya dengan yang nampak. Hubungan sesama manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan yang tidak tampak semua harus dijaga,” jelasnya.

Betari Durga atau disebut dengan Dewi Durga adalah Dewi yang sangat cantik dan pemberani, Ia juga dikenal sebagai Dewi yang memberikan perlindungan kepada para pengikutnya.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya