Survei Elektabilitas Gibran Meroket, Isu Mundurnya Purnomo Jadi Bumerang

Bursa Pilkada Solo

Solo, IDN Times - Solo Raya Polling merilis survei kandidat calon Wali Kota Solo dalam Pilkada 2020. Dalam survei yang dilakukan pada tanggal 14-20 Juni 2020 tersebut, menunjukkan popularitas putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka meningkat, sedangkan rivalnya Achmad Purnomo justru menurun.

Baca Juga: Ahmad Purnomo Perkirakan Gibran Dapat Rekomendasi PDIP di Pilkada Solo

1. Survei melibatkan 1.008 responden

Survei Elektabilitas Gibran Meroket, Isu Mundurnya Purnomo Jadi BumerangIDN Times/Larasati Rey

Direktur Solo Raya Polling, Suwardi mengatakan survei dilakukan menggunakan sistem acak dengan melibatkan 1.008 responden.

“Hasil survei tersebut kami lakukan pada tanggal 14-20 Juni melibatkan 1.008 responden yang diacak dari 126 titik daerah di Kota Solo,” ujarnya saat konferensi pers, Selasa (23/6).

2. Gibran raup 55 persen, Purnomo 36 persen

Survei Elektabilitas Gibran Meroket, Isu Mundurnya Purnomo Jadi BumerangDok. Gibran Rakabuming Raka

Suwardi mengatakan jika popularitas dan Gibran naik 99 persen, sedangkan Purnomo 94 persen. Sedangkan untuk survei tingkat elektabilitas, Gibran memperoleh prosentase 55 persen, sedangkan Purnomo sebesar 36 persen.

Hasil survei tersebut berbeda dengan survei yang dilakukan pada bulan Juli 2019, dimana pada saat itu Gibran hanya memperoleh 13 persen, sedangkan Purnomo jau diatasnya dengan hasil 38 persen.

"Gibran purnomo memiliki tingkat popularitas sama. Hampir semua orang tahu," jelasnya.

Perlu diketahui, hasil survei yang dilakukan pada Januari 2020, dimana Purnomo meraih 46,6 persen dan Gibran mencapai 40,4 persen.

3. Isu mundurnya Purnomo jadi boomerang

Survei Elektabilitas Gibran Meroket, Isu Mundurnya Purnomo Jadi BumerangIDN Times/Larasati Rey

Lebih lanjut, Suwardi mengatakan menurunnya elektabilitas Purnomo dalam kancah Pilkada Solo disebebakan oleh beberapa faktor, diantaranya isu mundurnya dirinya dari bakal calon Wali Kota Solo beberapa waktu lalu. Hal tersebut dinilai sangat sensitif dan negatif bagi masyarakat.

"71 persen masyarakat menilai maju mundurnya pak purnomo itu dipersepsikan negatif," jelasnya.

Sementara itu, Gibran justru naik lantaran ia gencar bertemu dengan warga selama pandemi COVID-19. "Selama pandemi masyarakat mempersepsikan Purnomo lebih jarang turun ke masyarakat dibandingkan Gibran yang lebih masif ke lapangan," pungkasnya.

Baca Juga: Tanggapi Mundurnya Achmad Purnomo, Gibran: Pak Pur Seperti Bapak Saya

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya