TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Status Gunung Slamet Waspada, Potensi Letusan Freatik dan Magmatik

Ada peningkatan aktivitas kegempaan dan deformasi

Pengamat Gunung Slamet Sachrul Iswahyudi seorang dosen jurusan teknik geologi pada fakultas teknik Unsoed.(IDN Times/Sutrisno)

Banyumas, IDN Times - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) baru baru ini menaikkan status aktivitas Gunung Slamet dari normal menjadi waspada.

Dosen Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsoed Sachrul Iswahyudi mengatakan dalam keterangannya terjadi peningkatan status tersebut didasarkan pada hasil pengamatan peningkatan aktivitas kegempaan dan deformasi di Gunung Slamet.

"Itu merupakan hasil pengamatan peningkatan aktivitas kegempaan dan deformasi di Gunung Slamet, katanya usai pemaparan yang didampingi Ir.Alief Einstein,M.Hum. dari kafapet.

Baca Juga: Jalur Pendakian Gunung Slamet Via Bambangan Rute, Pos Pendakian, Tips

1. Potensi Letusan Freatik

Peta kawasan rawan bencana gunung Slamet.(Dok/ESDM)

Dalam releasenya, PVMBG juga menyebutkan potensi terjadinya erupsi atau letusan freatik, yaitu jenis letusan yang disebabkan oleh uap air yang terperangkap di bawah permukaan tanah dan terlepas secara tiba-tiba.

Letusan ini terjadi ketika air di bawah tanah atau permukaan dipanaskan oleh magma, atau batuan panas lainnya. Letusan freatik membuat gunung memuntahkan material debu vulkanik, namun tidak melelehkan magma.

Letusan freatik yang tanpa tanda tanda itu bisa cukup keras untuk memecah batuan di sekitarnya dan dengan demikian menghasilkan kolom abu dan aliran piroklastik,"jelas dosen ahli (geokimia hidrokarbon, geokimia panasbumi, dan geokimia air) Fakultas Teknik Unsoed Sachrul Iswahyudi.

2. Gempa Tremor mengindikasikan adanya aktivitas vulkanik di gunung api

Grafik Kegempaan Gunung Slamet Januari 2023 – 18 Oktober 2023.(Dok/ESDM

Menurut Sachrul Iswahyudi yang juga anggota IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) berdasarkan hasil pengamatan PVMBG, terdapat peningkatan aktivitas kegempaan tremor menerus di Gunung Slamet.

Gempa tremor merupakan jenis gempa yang kekuatannya relatif kecil namun terjadi secara sering atau berulang. Gempa ini bisa mengindikasikan adanya aktivitas vulkanik di gunung api. Gempa tremor terjadi di sekitar gunung api dan berasosiasi dengan pergerakan magma.

Gempa tremor biasanya merupakan tanda-tanda awal akan terjadinya gempa yang lebih besar. Meskipun kekuatannya relatif kecil, gempa tremor bisa memicu aktivitas vulkanik dan menyebabkan tanah longsor.

3. Potensi Letusan Magmatik

Letusan magmatik pada gunung berapi.(Ilustrasi/freepik.com)

Selain erupsi freatik, juga ada potensi erupsi magmatik. Letusan magmatik adalah letusan yang disebabkan oleh keluarnya magma dari dalam perut bumi.

Erupsi magmatik merupakan salah satu jenis aktivitas vulkanik yang terjadi ketika magma dari dalam bumi naik mendekati permukaan dan keluar melalui gunung berapi.

Erupsi magmatik bisa terjadi secara efusif atau eksplosif, tergantung pada viskositas magma dan jumlah gas yang terperangkap di dalamnya.

"Letusan magmatik biasanya disertai dengan gejala vulkanik yang jelas, seperti peningkatan aktivitas kegempaan, deformasi, dan perubahan suhu di sekitar gunung api," ungkap Sachrul Iswahyudi.

4. Deformasi mengindikasikan adanya peningkatan tekanan magma di bawah tubuh Gunung Slamet

Perubahan bentuk, posisi, dan dimensi gunungapi akibat pergerakan magma di bawah permukaan tanah.(Ilustrasi/freepik.com)

Selain itu, terdapat juga peningkatan aktivitas deformasi di Gunung Slamet. Deformasi adalah perubahan bentuk tubuh gunung api.

Deformasi gunung api merupakan perubahan bentuk, posisi, dan dimensi gunung api akibat pergerakan magma di bawah permukaan tanah. Deformasi gunung api bisa terjadi ketika magma naik ke permukaan dan menimbulkan tekanan pada batuan di sekitarnya.

Peningkatan aktivitas deformasi mengindikasikan adanya peningkatan tekanan magma di bawah tubuh Gunung Slamet, kata Sachrul Iswahyudi.

Selanjutya Sachrul Iswahyudi mengatakan bahwa peningkatan tekanan magma di bawah tubuh Gunung Slamet dapat meningkatkan potensi terjadinya letusan magmatik.

Letusan magmatik dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 2 km.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Objek Wisata di Kaki Gunung Slamet, Bikin Adem! 

Berita Terkini Lainnya