Momen Hari Santri, Unsoed dan UIN Saizu Ajak Ponpes Berwawasan Bahari

Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Tentang Kelautan

Banyumas, IDN Times - Tanggal 22 Oktober Hari Santri Nasional menjadi berkah dan nikmat sendiri. Semua seperti telah terencana dengan rapi, Allah telah menghitung dan juga telah mengkalkulasi.

Pondok Pesantren menjadi simbol perjuangan untuk sebuah bangsa di negeri, menciptakan kehidupan yang penuh dengan damai di bumi.

Keberadaan Pondok Pesantren merupakan peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat baik secara individual, komunitas maupun kelembagaan dalam pembangunan kelautan nasional.

Baca Juga: Pj Bupati Banyumas Tilik SMA 1 Wangon, Sekolah Rintisan Kependudukan 

1. Ponpes Sebagai Kekuatan Moral Keagamaan

Momen Hari Santri, Unsoed dan UIN Saizu Ajak Ponpes Berwawasan BahariPondok Pesantren yang memiliki kekuatan moral keagamaan modal membanguj ekonomi pesisir.(IDN Times/Sutrisno).

Masyarakat pesisir (coastal society) itu sendiri adalah suatu komunitas yang memiliki karakteristik khas yakni adanya ketergantungan terhadap alam dan lingkungan sekitarnya yakni kawasan pesisir dan lautan.

Ketergantungan (dependency) tersebut menyangkut aspek perekonomian, ekologis, dan kultural yang telah berkembang sejak dahulu sampai sekarang ini.

Berbagai ketergantungan ini memerlukan peran aktif dari pondok pesantren yang memiliki kekuatan moral keagamaan (moral and religion forces), dimana nilai ini merupakan modal sosial dalam membangun kekuatan ekonomi di wilayah pesisir.

Pembangunan kelautan nasional merupakan langkah krusial bagi Indonesia mengingat luas laut dan perairan Indonesia mencapai 62% dari total wilayah Indonesia, atau mencapai 6,32 juta km2.

Pengembangan wawasan kebaharian masyarakat pesisir melalui pondok pesantren bertujuan untuk meningkatkan peran dan fungsi pondok pesantren sebagai agen sosial untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat pesisir tentang sektor kelautan melalui aktivitas berbasis lingkungan serta meningkatkan kapasitas manajemen dan teknis masyarakat pesisir dalam berusaha/berwirausaha.

2. Mewujudkan Ponpes sebagai agen sosial bagi masyarakat pesisir

Momen Hari Santri, Unsoed dan UIN Saizu Ajak Ponpes Berwawasan BahariMewujudkan pondok pesantren sebagai agen sosial bagi masyarakat pesisir.(IDN Times/Sutrisno)

Mewujudkan pondok pesantren sebagai agen sosial bagi masyarakat pesisir, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), dan UIN Prof.K.H.Saifuddin Zuhri Purwokerto pada bekerjasama melaksanakan rangkaian kegiatan Pengabdian kepada masyarakat dengan dana hibah Pengabdian Kepada Masyarakat DRTPM dari KEMENDIKBUDRISTEK tahun 2023.

Peningkatan pengetahuan dan wawasan kemaritiman dilaksanakan dalam tiga kegiatan pokok yang terdiri dari Workshop/Pelatihan Kewirausahaan bagi Pengasuh dan Santri, Pelatihan Santri Berwawasan Bahari, dan kegiatan Bersih-bersih Pantai dan Penanaman pohon Mangrove.

Pelatihan kewirausahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas manajemen dan teknis masyarakat pesisir dalam mengembangkan aktivitas usaha ekonomi produktif yang berbasiskan sumberdaya kelautan. Santri dan pengasuh Ponpes juga diberi tambahan wawasan mengenai membangun mental kewirausahaan.

Manurut Rindha Widyaningsih, S.Fil, M.A dari UIN Saizu Purwokerto dan Ulul Huda, M.Si dari Universitas Jenderal Soedirman disebutkan bahwa pengetahuan mengenai kewirausahaan selama ini masih minim dimiliki oleh para santri padahal mereka memiliki potensi dan semangat berwirausaha yang tinggi.

"Pengetahuan mengenai mental kewirausahaan merupakan basic knowledge sebagai modal non-materi yang menjadi pondasi bagi langkah awal berwirausaha,"kata Rindha seperti yang disampaikan Humas Unsoed, Beta pada Sabtu (20/10/2023)

3. Unsoed dan Saizu ingatkan masyarakat pesisir untuk tanam mangrove

Momen Hari Santri, Unsoed dan UIN Saizu Ajak Ponpes Berwawasan BahariUsai workshop, Unsoed dan UIN Saizu bersama masyarakat sekitar pondok pesantren pesisir tanam pohon mangrove.(IDN Times/Sutrisno).

Selain itu pelatihan santri berwawasan Bahari juga diberikan, hal ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan kebaharian masyarakat dengan memberdayaakan kelembagaan pesantren sebagai wahana untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kelautan dan perikanan.

Beberapa pakar kelautan dan perikanan seperti Mukti Trenggono, M.Kel yang merupakan ahli bidang kelautan dan Roy Andreas, Ph.D dari Universitas Jenderal Soedirman, dan Dr.Nurfuadi dari UIN Saizu Purwokerto.

Pada pelatihan yang digelar pada Rabu (17/10/2023) ini disampaikan materi mengenai pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai laut dan pantai, ekosistem laut, bagaimana menjaga kebersihan dan keindahan pantai, dan bagaimana peran santri untuk menjaga kelestarian ekosistem bahari di sekitar.

Usai pelatihan, para santri melakukan bersih-bersih pantai dan penanaman pohon mangrove yang melibatkan santri dan guru/pengasuh Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin Kebonbaru Cilacap, Tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada Masyarakat, mahasiswa dan komunitas pecinta mangrove Cilacap.

Kegiatan yang melibatkan sekitar 70 orang adalah untuk membangun kesadaran komunitas untuk melestarikan dan menjaga lingkungan pesisir dan laut.

Pimpinan Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin K.H Muhammad Mudasir
mengungkapkan berharap kegiatan positif semacam ini lebih intensif lagi dilaksanakan agar generasi penerus memiliki wawasan bahari dan memiliki kesadaran sepenuhnya untuk menjaga laut dan pantai.

" Ini kegiatan bagus bagi para santri untuk lebih sadar dalam menjaga pantai dan laut,"ujarnya.

Baca Juga: Bone Tab, Sumber Pangan dari Buah Mangrove asal Banyumas

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya