TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Sekolah di Salatiga Buka KBM Tatap Muka, Pakai Sif Dilarang Gerombol

Masih ada orangtua yang tidak sepakat belajar tatap muka

Ilustrasi kegiatan belajar mengajar siswa-siswi SMA. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Salatiga, IDN Times - Sejumlah sekolah Kota Salatiga, Jawa Tengah menyiapkan segala macam sarana dan prasarana untuk mendukung aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) pada masa pandemik COVID-19. Setidaknya sudah ada tiga sekolah tingkat menengah (SMAN 2 Salatiga, SMKN 1 Salatiga, SMPN 6 Salatiga) dan satu sekolah dasar (SDN Dukuh 01 Salatiga) yang mengklaim siap melaksanakan hal tersebut.

1. SMKN 1 Salatiga siapkan antiseptik dan atur bangku para siswa

Ilustrasi Sekolah di Tengah Pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha)

Dua dari empat sekolah tersebut menyatakan kesiapannya untuk PTM, seperti SMKN 1 Salatiga dan SMAN 2 Salatiga.

Kepala SMKN 1 Salatiga, Sriyanto menyampaikan sekolahnya saat ini telah menyiapkan perlengkapan hand sanitizer, mensterilkan alat dan ruang praktek, hingga mengatur jarak tempat duduk siswa.

Pihaknya juga berupaya menjajaki kerjasama dengan Dinas Perhubungan setempat untuk penyediaan moda transportasi khusus bagi para siswanya.

"Yang perlu dijaga, (siswa) tidak boleh mampir, bergerombol, terutama sesudah pulang sekolah," ujar Sriyanto, Kamis (18/3/2021).

Baca Juga: Ada Klaster Corona di SMP Jepara, Simulasi PTM 73 Sekolah Tetap Jalan

2. Belajar tatap muka tidak akan digelar seharian penuh

Ilustrasi Pelajar. (IDN Times/Mardya Shakti)

Untuk teknis pelaksanaan, Sriyanto menyatakan PTM tidak dilakukan seharian penuh dari pukul 07.00-15.00 WIB. Pihaknya sudah menyusun kurikulum pembelajaran agar dapat diikuti siswa melalui luring maupun daring. 

"Pembelajaran daring tetap dilakukan sehingga tidak melulu tatap muka. Bisa mengurangi kerumunan dalam waktu relatif panjang," jelasnya.

Saat ini pihaknya mengklaim akan membuat kelompok satgas COVID-19 untuk memantau aktivitas siswanya agar mematuhi aturan 3 M dan protokol kesehatan virus corona selama PTM berlangsung. Ia juga meminta kerja sama para orangtua dan masyarakat untuk kelancaran PTM.

"Harus ada satgas yang memantau bagaimana anak, bagaimana guru, kepatuhannya terhadap protokol kesehatannya," bebernya.

Salah satu siswi SMKN 1 Salatiga, Bunga Nuraziza gembira dengan rencana PTM di sekolahnya. Dirinya mengaku membutuhkan aktivitas ke sekolah untuk mendukung kegiatan prakteknya di jurusan Kecantikan.

"Bidang kita itu lebih ke ketrampilannya. Kita butuh praktik untuk menguasai materi," akunya.

3. SMAN 2 Salatiga terapkan sistem sif untuk PTM

Pelajar SMA Negeri 1 Jetis, Ponorogo menunjukkan tata cara merawat rambut saat "Festival SMA/MA Double Track" di JX International Expo, Surabaya, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Moch Asim

Sekolah lain, SMAN 2 Salatiga memberlakukan sistem sif dengan membagi dua jam belajar di kelas. Sif pertama masuk pukul 07.00-11.00 WIB dan sif kedua masuk 12.00-15.00 WIB.

PTM di dalam kelas dilakukan 3-4 jam per hari. Pola sif juga dimaksudkan agar jam masuk dan pulang para siswa lebih mudah diatur.

"Kita tentunya harus pakai shift untuk batasi siswa yang belajar di dalam kelas. Prosedur, petugas, juga kita siapkan dengan sangat ketat agar nanti pelaksanaan tatap muka berjalan sesuai rencana. Dengan jumlah siswa sebanyak 1.066 orang, siswa kelas X  dibagi 11 kelas. Lalu dari 11 kelas itu, dibagi lagi 50 persennya untuk dimasukkan di 11 kelas," ucap Kepala SMA N 2 Salatiga, Muhammad Sahli.

4. Tidak seluruhnya orangtua siswa sepakat dibuka PTM

Ilustrasi kegiatan belajar mengajar siswa-siswi SMA. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Supaya pelaksanaan PTM berjalan maksimal dan aman dari penularan COVID-19, Sahli mengklaim sebanyak 73 guru yang sudah dites COVID-19 dengan hasil keseluruhan negatif virus corona.

Ia juga mengaku apabila tidak semua orangtua siswa setuju dengan penerapan PTM di sekolahnya. Dari polling yang sempat dilakukan pihaknya, hanya 76 persen orangtua siswa yang setuju dilaksanakan PTM.

Sama seperti sekolah lainnya, Sahli turut menyiapkan sejumlah sarana dan prasarana guna mengantisipasi penyebaran COVID-19, seperti tempat cuci tangan sekitar 30 tempat, alat pengukur suhu 10 unit, termasuk mengingatkan kepada para siswa untuk tidak berkerumun.

Baca Juga: 4.000 Lansia Salatiga Bakal Divaksin, Ini 9 Lokasi Pelayanannya

https://www.youtube.com/embed/Z4dXUpqJgy8
Berita Terkini Lainnya