MUI Jateng Keberatan dengan Acara Ahmadiyah, Ungkit Kitab Tadzkirah
Acara Ahmadiyah ditolak Kemenag
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah buka suara mengenai aksi penolakan untuk pelaksanaan acara Ahmadiyah di Boyolali. Menurut KH Ahmad Daroji, Kepala MUI Jawa Tengah, acara yang berpotensi menimbulkan keresahan memang semestinya perlu dihindari.
"Kalau sebabkan ketersinggungan yang lainnya mendingan gak usah. Dan yang menyebabkan keresahan itu yang kita hindari," ujar Daroji ketika dikonfirmasi IDN Times, Rabu (25/10/2023).
Baca Juga: Duh! Kemenag Jateng Larang Ahmadiyah Gelar Acara Kepemudaan, Begini Alasannya
1. MUI soroti keberadaan Mirza Ghulam Ahmad
Dirinya mengaku mendapat masukan dari berbagai pihak mengenai perkembangan jemaat Ahmadiyah di Indonesia. Ia menjelaskan ada beberapa yang menyatakan jemaat Ahmadiyah merupakan organisasi yang sesat karena perilaku saat beribadah berbeda dengan umat Islam pada umumnya.
Perbedaan yang mencolok, kata Daroji, yaitu keberadaan Mirza Ghulam Ahmad yang disebut-sebut oleh jemaat Ahmadiyah sebagai seorang rosul atau nabi.
"Ya jadi kan Ahmadiyah oleh MUI dinyatakan orak podo kancane gitu. Karena ada Mirza Ghulam Ahmad dianggap sebagai rosul. Jadi beda dan Ahmadiyah punya kitab sendiri diluar Quran. Kalau Islam kan kitabnya Quran dan hadist. Kalau Ahmadiyah tidak. Tidak pakai hadis," kata Daroji.
"Sebagian mengatakan apa Ahmadiyah itu Islam opo ora tho. Mbok nek Islam podo koyok liyane wae. Ada yang ngatain sesat gak kayak lainnya. Ada perbedaan antara Islamnya kita dengan islamnya Ahmadiyah," tambahnya.
Baca Juga: Potret Pesona Masjid Mubarak, Pusat Ahmadiyah Dunia