TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Protokol Kesehatan di Semarang Kendor, 203 ASN Diisolasi

Banyak ASN Kota Semarang meninggal akibat COVID-19

Ilustrasi pemakaman jenazah COVID-19 (IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati)

Semarang, IDN Times - Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Semarang mencatat sebanyak 203 aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di wilayahnya terpaksa diisolasi. Hal tersebut terungkap tatkala tim gabungan dari BKPP menggelar sidak protokol kesehatan COVID-19 di semua kantor OPD.

"Kita hari ini sudah sidak protokol COVID-19 ke kantor-kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dan faktanya pada kemarin itu sudah sangat ketat. Tapi akhir-akhir ini mulai merosot, karena aturannya telah diabaikan," Kepala BKPP Kota Semarang, Litani Satywati dalam rekaman suara yang didapat IDN Times, Selasa (17/11/2020).

Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan COVID-19 Tunjangan ASN Semarang Dipotong

1. Para ASN minta diisolasi di RS, rumdin, kantor diklat dan karantina mandiri

ilustrasi ruang isolasi COVID-19. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Pihaknya mengatakan penetapan protokol kesehatan yang cenderung kendor telah menyebabkan banyak ASN yang meninggal dunia akibat ketularan COVID-19.

Untuk beberapa hari terakhir, katanya bahkan ada 203 ASN yang kedapatan meminta izin untuk menjalani proses karantina. 

Litani menjelaskan ratusan ASN itu meminta dikarantina di berbagai tempat. Mulai rumah sakit, rumah dinas wali kota, kantor diklat dan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

"Beberapa hari ada 203 ASN yang minta izin menjalani isolasi. Termasuk di rumah sakit, rumdin, kantor diklat dan isolasi mandiri. Kita tiap hari menerima surat permintaan tersebut," ungkapnya.

2. Protokol kesehatan kini cenderung menurun. Banyak ASN meninggal akibat COVID-19

Ilustrasi corona. IDN Times/Arief Rahmat

Pihaknya menyampaikan sebaran para ASN yang menjalani isolasi merata di semua OPD. Paling banyak, menurutnya dari kantor Dinkes dan para guru. 

"Oleh karena itulah, kita sekarang lagi bergerak. Soalnya para ASN sudah lalai. Malahan kadang ada OPD yang tidak lapor kalau ada ASN sudah meninggal," tambahnya. 

"Hampir setiap hari ada berita lelayu. Ada yang meninggal karena COVID-19 dan ada yang tidak. Tapi kalau kita cermati, jumlah ASN di wilayah kita sudah sangat berkurang. Ada yang pensiun dan kita gak punya pegawai yang baru. Kita sudah sangat kekurangan. Maka rasanya eman kalau pada kena COVID-19," terangnya.

Baca Juga: Kasus Corona Meroket, Pemprov Tambah 520 Isolasi dan 104 ICU di Jateng

Berita Terkini Lainnya