Sempat Diprotes, Menristek Ngotot Tetap Rekrut Dosen Asing. Ada Apa?
Diklaim bisa naikan daya saing universitas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times-Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M Nasir mengatakan hingga saat ini masih berupaya meloloskan rencana mendatangkan dosen asing. Tujuannya agar dapat mengajar di kampus-kampus yang ada di Indonesia. Menurutnya, keberadaan dosen asing bisa mengerek daya saing perguruan tinggi Indonesia di mata dunia.
"Karena selama ini kan di Indonesia ada 4.700 perguruan tinggi. Tetapi yang masuk kategori daya saing di dunia cuma ada tiga kampus. Saat saya masuk jadi menteri, malahan cuma ada dua kampus saja," kata Nasir, usai bertemu dengan pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi di Kampus Unisbank, Jalan Kendeng, Bendan Nduwur, Gajahmungkur, Semarang, Senin (22/7).
Baca Juga: Menristekdikti: Jangan Nyoblos Dua, Satu Saja Supaya Benar
1. Kebijakan mendatangkan dosen asing sempat menuai protes
Nasir mengaku rencana tersebut awalnya ia wacanakan pada 2016 silam. Namun semuanya tak berjalan mulus. Nasir mengaku sempat diprotes oleh rektor yang keberatan dengan kebijakan tersebut.
Padahal di sisi lain, katanya banyak negara yang terbilang sukses menaikkan daya saing kampusnya setelah mendatangkan para dosen asing. Ia menyebut negara-negara yang dimaksud adalah Singapura, Taiwan, Tiongkok, Arab Saudi.
"Di 2016 saya dibully sama rektor-rektor. Padahal Singapura bisa maju sampai sekarang karena rektor kampusnya dari luar negeri. Taiwan, Tiongkok juga sama. Perguruan tinggi di Arab Saudi malahan tidak pernah masuk peringkat 800 dunia. Begitu 40 persen dosennya didatangkan dari Amerika dan Eropa, peringkatnya langsung melesat di angka 87 Ini akan jadi tantangan kita ke depannya," terangnya.
Baca Juga: Ramai Isu Dosen Asing Masuk ke Indonesia, Ini Penjelasan Menristekdikti
Baca Juga: 7in1, Program Kemenristek Dikti Percepat Pembangunan Mutu Pendidikan