Banjir di Titik Kritis di Semarang Mulai Surut, Begini Penanganannya

Koordinasi dengan BBWS untuk tambah pompa air

Semarang, IDN Times - Banjir di sejumlah titik kritis di Kota Semarang sudah mulai surut, Selasa (3/1/2023). Kendati demikian, Pemerintah Kota Semarang terus melakukan pemantauan dan penanganan di lokasi tersebut. 

1. Menarik air dari titik banjir ke laut dengan pompa

Banjir di Titik Kritis di Semarang Mulai Surut, Begini PenanganannyaPompa air disiagakan untuk penanganan banjir di Kota Semarang. (dok. Humas Pemkot Semarang)

Pelaksana tugas (Plt) Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, banjir di beberapa titik di Kota Semarang sudah mulai surut dan pihaknya akan terus mengupayakan untuk melakukan penanganan terhadap wilayah-wilayah yang masih terdampak serta pencegahan banjir selanjutnya.

“Alhamdulillah banjir hari ini sudah mulai surut. Namun, masih terdapat beberapa titik wilayah Kota Semarang yang kritis banjir,’’ ungkapnya, Selasa (3/1/2022).

Sejumlah titik-titik banjir yang paling kritis ada di wilayah Pedurungan, Tlogosari, Muktiharjo Kidul. Kemudian, di wilayah Genuk sebagian besar mulai dari Muktiharjo Lor, Genuk Sari, Kaligawe dan Trimulyo.

Baca Juga: Kaligawe dan Genuk Masih Banjir, PLN Terus Lokalisir Instalasi Listrik

2. Penambalan kisdam di Kali Plumbon

Banjir di Titik Kritis di Semarang Mulai Surut, Begini PenanganannyaPetugas Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang upayakan perbaikan tanggul jebol untuk sementara dengan karung pasir. (dok. DPU Kota Semarang)

Perempuan yang akrab disapa Ita ini menuturkan, pihaknya secara intens terus menerus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk dapat menarik air yang ada di beberapa titik kritis banjir seperti wilayah Pedurungan, Tlogosari dan Muktiharjo Kidul ke laut dengan bantuan pompa Sringin dan pompa Kali Tenggang.

“DPU (Dinas Pekerjaan Umum) berhasil mengevakuasi atau memindahkan dari Sringin ke Tenggang. Karena sebagian ini kan ada yang arah alirannya di Tenggang dan Sringin, lalu sepertinya Tenggang ini masih banyak untuk menarik yang Muktiharjo. Karena Muktiharjo dan Tlogosari ini kan muaranya ada di Tenggang. Kalau Sringin ini sudah tinggal yang wilayah Trimulyo dan Genuk,” jelasnya.

Sementara itu, penanggulangan banjir di wilayah Kali Plumbon, Semarang Barat sudah dilakukan dengan penambalan kisdam (konstruksi bangunan air yang bersifat sementara berfungsi supaya air sungai tidak masuk ke dalam galian) dan bronjong oleh Pemkot Semarang yang juga berkolaborasi BBWS.

“Karena di wilayah Kali Plumbon, Mangkang ini tanggulnya jebol di empat titik tapi kemarin sudah dilakukan penambalan kisdam dan bronjong oleh BBWS. langkah ini juga sebagai bentuk bagaimana kita berkolaborasi untuk menanggulangi,” kata Ita.

3. Menambah pompa air untuk percepat aliran air ke laut

Banjir di Titik Kritis di Semarang Mulai Surut, Begini PenanganannyaPetugas sedang membersihkan sampah penyebab banjir yang menyumbat drainase di Kota Semarang. (dok. Humas Pemkot Semarang)

Untuk diketahui, Pemkot Semarang telah berkoordinasi dengan BBWS terkait penambahan pompa air di wilayah Sringin dan Kali Tenggang untuk mempercepat aliran air banjir menuju ke laut.

“Sringin sudah dinormalisasi tapi sepertinya sudah ada penurunan tanah jadi wilayah yang semakin tergenang akan semakin tinggi jadi diperlukan tambahan pompa untuk mempercepat,” terangnya.

4. Bangun sabuk pantai di Tambaklorok

Banjir di Titik Kritis di Semarang Mulai Surut, Begini PenanganannyaKampung nelayan di Tambaklorok Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Sementara itu, antisipasi dan penanganan banjir rob di Kota Semarang juga diupayakan melalui pembangunan sabuk pantai di kawasan Tambaklorok.

‘’BBWS telah melakukan pembangunan sheet pile atau sabuk pantai yang ada di Tambaklorok mulai tanggal 9 Desember 2022 lalu. Kita harapkan pada tahun ini sudah ada pembangunan-pembangunan dan bisa membantu untuk wilayah Tambaklorok ini nanti tidak terdampak rob lagi,” ujar Ita.

Ita menambahkan, jika tidak ada persoalan-persoalan terkait sosial dan pembebasan lahan, maka target pembangunan sheet pile bisa selesai tidak lebih dari satu tahun.

“Di kontrak memang sampai Mei 2024, tetapi selama Pemkot Semarang bisa memfasilitasi dan tidak terjadi persoalan sosial dan pembebasan lahan, diharapkan 2023 pembangunan sheet pile sudah bisa selesai,” tandasnya.

Baca Juga: Pompa Air Portable Disiagakan untuk Penanganan Banjir di Semarang 

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya