Bukan Banjir, Longsor Jadi Bencana yang Kerap Terjadi di Semarang

Semarang, IDN Times - Bencana hidrometeorologi masih mengintai Kota Semarang di awal tahun 2021. Selain banjir, bencana tanah longsor mendominasi sepanjang bulan Januari dan Februari.
1. Ada 78 bencana tanah longsor di bulan Januari dan Februari 2021
Melansir data Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, pada bulan Januari 2021 terjadi 45 bencana tanah longsor, kemudian disusul rumah roboh 4 kejadian, banjir 3 kejadian, kebakaran 3 kejadian, dan pohon tumbang satu kejadian.
Kemudian di bulan Februari 2021, terjadi 33 kejadian tanah longsor, lalu banjir 28 kejadian, puting beliung 8 kejadian, rumah roboh satu kejadian, dan pohon tumbang satu kejadian.
Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono mengatakan, sepanjang bulan Januari hingga Februari total ada 127 kejadian bencana di Kota Semarang. Adapun, mayoritas adalah bencana hidrometeorologi.
Baca Juga: Langganan Longsor, 75 Persen Daerah di Banjarnegara Rawan Bencana
2. Sebanyak 8 rumah di Bukit Manyaran Permai terdampak tanah longsor
Editor’s picks
‘’Jika dilihat dari data kami, bencana tanah longsor mendominasi dengan jumlah kejadian terbanyak. Kemudian, disusul dengan bencana banjir,’’ ungkapnya saat dihubungi, Selasa (2/3/2021).
Salah satu bencana longsor terjadi di Perumahan Bukit Manyaran Permai Gunungpati. Sebanyak delapan rumah roboh akibat tanah longsor pada Minggu (2/3/2021) dini hari.
Berdasarkan data BPBD Kota Semarang, kejadian terjadi di Blok O RT 7 RW 5 Kelurahan Sadeng Gunungpati. Dari kejadian itu dua rumah tidak bisa ditempati, yakni milik warga Partoyo di Blok O No 13 dan Otong di Blok O No 14.
3. Tanah yang bergerak dan hujan jadi penyebab longsor
Melansir dari Antara, juru bicara RW 5 Perumahan Bukit Manyaran Permai, Ron Sujono Prayitno menjelaskan, longsor yang merobohkan rumah di tiga RT tersebut diakibatkan oleh tanah yang tergerus air hujan deras yang turun selama beberapa hari terakhir.
"Lapisan tanah di perumahan ini berupa lumpur dan lempung, sehingga air yang masuk menggerus tanah di bagian bawah," katanya.
Kemudian, rumah-rumah yang roboh tersebut antara lain berada di RT 1 sebanyak lima rumah, RT 5 sebanyak satu rumah, dan RT 7 sebanyak dua rumah. Selain merobohkan sejumlah rumah, tanah longsor juga menyebabkan belasan rumah lainnya rusak parah dan tidak layak huni. tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena tanda-tanda bencana longsor sudah terlihat sejak jauh-jauh hari.
"Beberapa hari sebelumnya sudah terjadi penurunan tanah. Penghuni sejumlah rumah yang berada di area tanah yang bergerak itu sudah diminta untuk pindah. Kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi, karena rumah yang rusak dan roboh juga sebelumnya telah terjadi akibat guyuran hujan lebat,’’ katanya.
Baca Juga: Banjir dan COVID-19 Prioritas Hendi-Ita di Periode Penghabisan