Cerita dari Rumah Penitipan Anak Stunting di Semarang, Tak Sekadar Penuhi Gizi

Kasus stunting turun dalam tujuh bulan terakhir

Semarang, IDN Times - Menurunkan angka stunting (kekurangan gizi) menjadi program pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Upaya yang digencarkan hingga ke pemerintah daerah ini memiliki tujuan untuk mempersiapkan generasi emas 2045.

1. Dirikan daycare Rumah Pelita

Cerita dari Rumah Penitipan Anak Stunting di Semarang, Tak Sekadar Penuhi GiziAnak-anak stunting ditangani di Rumah Pelita Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Pemerintah Kota Semarang sendiri juga turut menggalakkan penurunan stunting pada balita dan anak melalui berbagai program. Adapun, salah satu yang menarik yakni dengan mendirikan daycare atau rumah penitipan Rumah Pelita (Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor Bagi Balita).

Rumah Pelita ini resmi berdiri sejak Februari 2023 di Jalan Candi Pawon Timur III, Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. Hingga kini ada 10 balita stunting dalam pengasuhan disana. Mereka diasuh oleh dua pengasuh.

Salah satu pengasuh Rumah Pelita, Lana Muthia Taher mengatakan, setiap pengasuh disini mengasuh lima anak. Ia mendampingi anak-anak mulai saat memberikan makan, melatih kognitif dan motorik selama di daycare.

‘’Jadi, di rumah penitipan ini anak-anak tidak hanya kami beri makan yang bergizi saja, tetapi kami juga memberikan pelajaran dan mengajak mereka berkegiatan untuk melatih motorik dan kognitif,’’ ujarnya saat ditemui, Jumat (1/12/2023).

2. Latih kognitif dan motorik anak stunting

Cerita dari Rumah Penitipan Anak Stunting di Semarang, Tak Sekadar Penuhi GiziAnak-anak stunting ditangani di Rumah Pelita Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Seperti saat IDN Times berkunjung ke Rumah Pelita, dua pengasuh yaitu Lana dan Azizah mengajak anak-anak untuk panen sayur-sayuran yang ditanam di halaman rumah penitipan. Mereka memanen sawi sendok beramai-ramai.

Setelah itu, hasil panen sawi sendok diberikan kepada juru masak Rumah Pelita untuk makan anak-anak. Sedangkan, para pengasuh menyiapkan bahan ajar untuk anak-anak.

Pembelajaran pun dimulai dengan suasana gembira. Lana dan Azizah mengajak anak-anak di rentang usia 2–5 tahun itu bernyanyi sambil belajar. Misalnya, sambil bernyanyi mereka memberikan salam dengan tiga bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Inggris dan Jawa.

Kemudian, anak-anak juga diajak tebak-tebakan untuk melatih kognitif mereka. Pada kesempatan itu pembelajaran yang diberikan adalah membuat lukisan dari bonggol sawi sendok dengan cat poster. Sebelumnya, Lana juga mengenalkan warna kepada anak-anak.

Baca Juga: Angka Stunting di Semarang Capai 10,4 Persen, Per Bulan 3,1 Persen Anak Dalam Pantauan

3. Cegah efek stunting pada anak

Cerita dari Rumah Penitipan Anak Stunting di Semarang, Tak Sekadar Penuhi GiziAnak-anak stunting ditangani di Rumah Pelita Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Pengasuh dengan latar belakang pendidikan Guru PAUD itu menuturkan, untuk menangani stunting pemberian makanan tambahan yang bergizi memang penting. Akan tetapi, yang tak kalah penting adalah mencegah efek stunting di masa depan.

‘’Kami memberi makanan kepada anak-anak stunting disini dua kali, yakni sarapan dan makan siang. Makanan pun sangat bergizi mulai karbohidrat, protein, sayur hingga buah. Kemudian, juga ada makanan selingan dan minum susu. Upaya ini agar mereka tumbuh melalui berat badan dan tinggi badan mereka bertambah,’’ jelasnya.

Namun, untuk mencegah efek stunting para pengasuh Rumah Pelita juga menstimulasi kognitif dan motorik anak-anak dengan bermain dan belajar.

‘’Anak stunting itu bukan hanya berat badan dan tinggi badan saja yang dibawah normal. Ada juga efek dari stunting lainnya seperti telat tekstur, mereka saat makan harus dihaluskan. Kemudian, terlambat berbicara, kekebalan tubuh berkurang sehingga gampang sakit, kecerdasan dan daya serap saat menerima pelajaran mereka juga kurang, dan bisa jadi saat dewasa akan punya banyak penyakit komplikasi,’’ kata Lana.

4. Sebanyak 23 kelurahan zero stunting

Cerita dari Rumah Penitipan Anak Stunting di Semarang, Tak Sekadar Penuhi GiziPengasuh Rumah Pelita, Lana Muthia Taher sedang mengisi raport anak-anak stunting. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Maka itu, anak-anak stunting paling tidak yang ditangani di Rumah Pelita selama tiga bulan. Mereka akan dinyatakan lulus jika berat badan dan tinggi badan mendekati ideal untuk usia mereka.

Selain itu, kata Lana, Rumah Pelita juga memberikan edukasi pada orang tua anak agar setelah lulus dari masalah stunting mereka bisa merawat buah hatinya dengan lebih baik.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang, sejak bulan Februari hingga Oktober terjadi penurunan kasus stunting di Kota Semarang. Saat ini dari 177 kelurahan, sebanyak 23 kelurahan di Ibu Kota Jawa Tengah sudah zero stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, pada bulan Februari 2023 jumlah kasus stunting mencapai 1.340. Kini per September 2023, jumlah kasus stunting sebanyak 938.

5. Berbagai program tekan angka stunting

Cerita dari Rumah Penitipan Anak Stunting di Semarang, Tak Sekadar Penuhi GiziKepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

‘’Kasus tertinggi tercatat berada di wilayah Kecamatan Semarang Utara pada September 2023 mencapai 159 orang. Kami menargetkan penanganan stunting sampai akhir 2023 bisa mencapai lima persen,’’ katanya.

Untuk mengentaskan Kota Semarang dari kasus stunting, kebutuhan asupan 1.500 kalori harus dipenuhi pada bayi. Kemudian, di luar faktor kesehatan, stunting juga membutuhkan kontribusi dari pihak lain. Misalkan, mengatasi rumah tidak layak huni, sanitasi tidak layak serta penyediaan kebutuhan air bersih.

“Penanganan stunting harus didukung semua pihak dan tidak bisa dipisahkan intervensi satu sama lain. Harapannya, anak tetap sehat saat dirawat kembali ke rumah,” kata Hakam.

Sementara, Pemkot Semarang sendiri memiliki sejumlah program untuk menekan angka stunting. Selain Rumah Pelita, ada program Cegah Stunting Bersama Pengusaha bersama Pengusaha (Cempaka), Pelangi Nusantara (Pelayanan Gizi dan Penyuluhan Kesehatan anak serta Remaja), Melon Musk (Milineal Bergerak Bergotong royong untuk Menuntaskan Stunting) dan lainnya.

Baca Juga: Percepat Penurunan, Balita Stunting Semarang Diberi Nasi Lele dan Arem-arem

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya