Debat Pilwalkot Semarang, Ditanya Tagline Semarang Hendi Lupa 

‘’Variety of Culture’’ cerminan keanekaragaman budaya

Semarang, IDN Times -  Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang (Pilwalkot) Semarang 2020 memasuki tahapan debat publik. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang menyelenggarakan tahapan itu di Patra Semarang Hotel and Convention, Rabu (18/11/2020). 

Pasangan calon petahana Hendrar Prihadi dan Hevearita G Rahayu hadir pada debat yang disiarkan secara daring di saluran YouTube KPU Kota Semarang dan Metro TV Jawa Tengah. Hadir juga para panelis di antaranya Rektor Universitas Diponegoro Yos Yohan Utama, Rektor Universitas PGRI Semarang Muhdi, Rektor Unika Soegijapranata Ridwan Sanjaya, Wakil Rektor Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Retno Mawarini, dan Ketua PW Muhammadiyah Jateng Tafsir.

1. Hendi lupa dengan tagline city branding Semarang

Debat Pilwalkot Semarang, Ditanya Tagline Semarang Hendi Lupa Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dan Hevearita G Rahayu mengikuti debat publik penajaman visi misi yang disiarkan secara daring. IDN Times/Anggun Puspitoningrum.

Dalam debat tunggal tersebut Hendi dan Ita menjawab pertanyaan dari para panelis, tim pakar, dan warga. Meski berjalan lancar, tapi ada satu pertanyaan dari tim pakar yang diambil oleh paslon dari fishbowl dan membuat Hendi bingung menjawab. 

Pertanyaan itu tentang bagaimana upaya paslon dalam mengintegrasikan ekspresi local wisdom pada tagline ‘’Semarang Variety of Culture’’ dalam rangka implementasi smart city.

"Saya dengan bu wakil sejak 2016 dan saya pernah jadi wakil sejak 2010. Saya tidak pernah mendapati tagline Semarang apa itu tadi mbak? Variety apa itu ya?" tanya Hendi ketika hendak menjawab pertanyaan yang dibacakan moderator, Eva Wondo. 

2. Tagline Semarang Variety of Culture merupakan gambaran keanekaragaman budaya yang ada sejak tahun 2018

Debat Pilwalkot Semarang, Ditanya Tagline Semarang Hendi Lupa Tagline Kota Semarang Variety of Culture. Dok. semarangkota.go.id

Kelupaan atau ketidaktahuan Hendi pada tagline ‘’Semarang Variety of Culture’’ ini tentu bukan disengaja. Sebab, city branding tersebut ada sejak tahun 2018 dan dijelaskan di laman semarangkota.go.id. Dalam laman tersebut dijelaskan bahwa Semarang berbeda dari kota-kota lainnya di Indonesia. Kota Semarang memiliki keanekaragaman budaya dan itu merupakan aset utama yang harus ditonjolkan, karena dari sudut pandang wisata hal itu merupakan daya tarik agar mereka berkunjung ke Kota Semarang. 

Dampak dari keanekaragaman budaya ini pasti memunculkan banyak jenis ragam variasi dalam banyak hal. Misalnya dilihat dari sudut kesenian, peninggalan bangunan/arsitekturnya, religinya, kulinernya dan event lainnya. Dari budaya juga bisa diketahui bahwa di Kota Semarang ada 

Hendi pun lalu menjelaskan, branding ini bukan gagah-gagahan semata untuk sebuah kota, tapi branding harus mewakili karakter masyarakat supaya ini bisa menjadi sebuah ikon dan dikenal masyarakat di luar sana. ‘’Sehingga, kami tidak bisa menjawab karena keberagaman di Semarang ini luar biasa ada bermacam etnis, budaya, agama ada di sini dan semua berjalan dengan harmonis," jelasnya.

Baca Juga: Surat Suara Pilkada 2020 Semarang, Hendi-Ita Kiri, Kotak Kosong Kanan

3. Hendi-Ita akan melanjutkan tagline Semarang Semakin Hebat jika nanti terpilih lagi

Debat Pilwalkot Semarang, Ditanya Tagline Semarang Hendi Lupa Deklarasi dukungan partai politik di DPRD Kota Semarang kepada pasangan petahana Hendrar Prihadi dan Hevearita G Rahayu di Pilwalkot Semarang 2020. Dok. Pemkot Semarang

Sementara Ita menambahkan, kalau tagline Kota Semarang saat ini adalah Semarang Hebat. Sehingga, ketika nanti mereka terpilih akan melanjutkan program maka tagline Kota Semarang menjadi Semarang Semakin Hebat.

"Setelah Semarang Hebat pada periode kedua atau yang akan datang akan menjadi Semarang Semakin Hebat," tutur Ita.

Dalam debat pertama penajaman visi misi yang mengangkat tema Reformasi Birokrasi: Tata Kelola Pemerintahan Kota Semarang Menuju Indonesia Maju sejumlah pertanyaan dari tim pakar maupun panelis mayoritas membahas tentang pendidikan dan partisipasi milenial. 

4. Hendi-Ita akan membenahi sistem zonasi pada PPDB di Kota Semarang

Debat Pilwalkot Semarang, Ditanya Tagline Semarang Hendi Lupa Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dan Hevearita G Rahayu mengikuti debat publik penajaman visi misi yang disiarkan secara daring. IDN Times/Anggun Puspitoningrum.

Dalam bidang pendidikan, Hendi-Ita menjanjikan sejumlah hal antara lain pembenahan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sekolah gratis bagi siswa tak mampu baik di sekolah negeri dan swasta, serta pendidikan secara adil bagi kaum difabel.

‘’Semarang termasuk pioneer dalam PPDB online, hanya kemungkinan ada kendala pada sistem zonasi. Sehingga, orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke sekolah favorit berupaya untuk memindahkan mereka ke rumah saudara yang dekat dengan sekolah tersebut. Namun, secara teknis seperti mekanisme pendaftaran online dan dasar perwal tidak ada kendala atau berjalan dengan baik,’’ tuturnya.

Ita pun menambahkan, untuk mengurangi masalah sistem zonasi pemerintah akan membangun fasilitas pendidikan di tempat yang berdasarkan zonasi belum ada sekolah negeri di sana, sehingga calon peserta didik dapat terserap. 

5. Hendi-Ita akan ajak milenial untuk memajukan Kota Semarang

Debat Pilwalkot Semarang, Ditanya Tagline Semarang Hendi Lupa Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dan Hevearita G Rahayu mengikuti debat publik penajaman visi misi yang disiarkan secara daring. IDN Times/Anggun Puspitoningrum.

Sementara, terkait partisipasi milenial mereka mendapat pertanyaan bagaimana agenda paslon untuk melibatkan milenial dalam memajukan Kota Semarang mengingat keberadaan mereka cukup signifikan dengan jumlah mencapai 487.500 jiwa.

Hendi menjawab, pihaknya merasakan pada awal pemerintahan kelompok milenial cukup apatis pada pemerintah, karena ada sekat komunikasi. Kemudian, dia masuk ke komunitas dan kelompok muda. 

‘’Ternyata asyik juga mereka atau anak muda ini mendapati konsep bergerak bersama dan harus turut nyengkuyung bareng. Kemudian, untuk memfasilitasi mereka kami juga ada coworking space, Semarang Digital Creative, Pusat Informasi Publik, GOR Tri Lomba Juang yang bisa milenial manfaatkan. Ke depan kami juga akan buka makerspace agar kreativitas mereka difasilitasi pemerintah. Misalnya kelompok desainer belum ada tempat kami akan buatkan agar mereka semakin cinta dan menjadi bagian dalam pembangunan serta kemajuan kotanya,’’ jelasnya.

Baca Juga: Penertiban Alat Kampanye di Pilwalkot Semarang Capai 2.175 Pelanggaran

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya