Jadi Anak Kos, Bupati Batang Usul Kebijakan Investasi Memihak Lokal 

Daerah perlu membina SDM sesuai kebutuhan pasar

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Batang mengusulkan agar Kementerian Investasi mengeluarkan sebuah kebijakan terkait investasi yang lebih memihak masyarakat lokal di daerah. Sebab, ini akan berkaitan dengan pemerataan investasi dan pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah pusat.

1. Selama ini investasi yang masuk ke Batang hanya mampir saja

Jadi Anak Kos, Bupati Batang Usul Kebijakan Investasi Memihak Lokal Bupati Batang, Wihaji. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Bupati Batang, Wihaji mengatakan, salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah investasi dan ujungnya untuk kesejahteraan masyarakat.

‘’Untuk sejahtera ekonomi perlu tumbuh, agar ekonomi tumbuh perlu daya beli. Agar punya daya beli, masyarakat perlu pekerjaan. Nah, untuk pekerjaan ini perlu ada investasi dan pariwisata,’’ ungkapnya pada webinar #7agaSemangat Spesial HUT ke-7 IDN Times, Selasa (15/6/2021).

Masalahnya, lanjut dia, agar ekonomi bisa tumbuh 7 persen di setiap satu juta masyarakat dibutuhkan perputaran ekonomi sebesar Rp 20 triliun.

‘’Di Batang pada 2018 pernah ada investasi sebesar Rp 68 triliun mestinya bisa tumbuh 10 persen, faktanya cuma 5 persen. Ternyata, duit itu hanya lewat atau mampir saja di Batang habis itu pergi lagi ke Jakarta. Jangan sampai dalam konteks investasi ini yang mengerjakan orang kaya Jakarta yang datang ke Batang, lalu dibawa lagi ke Jakarta. Ini tentu tidak memengaruhi apa-apa buat Batang,’’ jelas politisi dari Partai Golkar itu.

Baca Juga: Profil Bupati Batang Wihaji, Bangun KIT Sebagai Magnet Investasi  

2. Bupati Batang usulkan ada kebijakan investasi yang pro daerah dan masyarakat lokal

Jadi Anak Kos, Bupati Batang Usul Kebijakan Investasi Memihak Lokal Bupati Batang, Wihaji (paling kiri) hadir dalam grounbreaking pembangunan pabrik kaca terbesar dari Korea Selatan di Kawasan Industri Terpadu Batang, belum lama ini. (dok. Pemkab Batang)

Pada webinar yang mengangkat tema ‘’Investor Lokal Anak Kandung yang Perlu Didukung’’ dan dihadiri oleh Menteri Investasi RI, Bahlil Lahadalia itu Bupati Batang mengusulkan, agar Kementerian Investasi mengeluarkan sebuah kebijakan atau peraturan yang berpihak pada daerah dan masyarakat lokal.

‘’Kebijakan ini agar daerah sebagai anak kandung bisa terurus. Jangan sampai anak kandung jadi seperti anak kos. Duitnya kelihatan banyak sampai triliunan tapi ternyata cuma mampir di Batang lalu dibawa lagi ke Jakarta. Saya yakin jika Kementerian Investasi bisa mengeluarkan kebijakan yang mengatur investasi di daerah dan berpihak pada masyarakat lokal, dewa-dewa itu akan takut. Sebab, kalau sama daerah kami tidak dianggap,’’ tegas Wihaji.

Masukan tersebut semata-mata agar jangan sampai investasi dengan nilai tinggi yang masuk ke daerah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendukung daya beli masyarakat.

3. Kabupaten Batang bangun kawasan industri terpadu untuk tarik investasi

Jadi Anak Kos, Bupati Batang Usul Kebijakan Investasi Memihak Lokal Grounbreaking pembangunan pabrik Nestle di Kawasan Industri Terpadu Batang, belum lama ini. (dok. Pemkab Batang)

Adapun, salah satu strategi Kabupaten Batang untuk menarik investasi adalah dengan membangun Kawasan Industri Terpadu (KIT).

‘’Upaya ini agar dari investor mau berinvestasi di Batang dengan membangun pabrik. Sehingga, uangnya muter di Batang dan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen bisa tercapai,’’ tuturnya.

Wihaji menambahkan, Batang dengan penduduk kurang dari satu juta jiwa hanya butuh Rp 2 triliun agar ekonomi bisa berputar. ‘’Dengan APDB sebesar Rp 2 triliun itu hanya berkontribusi 20 persen dari pertumbuhan ekonomi, sisanya 80 persen kami menggantungkan pada sektor swasta yaitu investasi,’’ tandasnya.

4. Pemda perlu siapkan SDM yang sesuai kebutuhan pasar

Jadi Anak Kos, Bupati Batang Usul Kebijakan Investasi Memihak Lokal Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Menanggapi usulan dari Bupati Batang, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, untuk menarik investasi ke Batang pemda juga perlu menyiapkan SDM yang bisa memenuhi kebutuhan pasar.

‘’Perusahaan pabrik kaca dari Korea datang ke Kabupaten Batang melakukan groundbreaking menanamkan modal Rp 5 triliun. Produknya nanti 85 persen akan diekspor mulai akhir 2023. Jika minta semua pekerjanya dari Batang, apakah pemda sudah menyiapkan warganya agar bisa bekerja di pabrik tersebut,’’ tanyanya.

Jangan sampai, lanjut dia, diminta tenaga kerja untuk pabrik kaca tapi BLK di Batang hanya punya SDM yang terampil menanam jagung. ‘’Jangan sampai ini pasar A tapi bupati siapkan tenaga kerja Z, ini tidak klop. Saran saya pemda sudah harus memetakan potensi investasi yang masuk dan lapangan pekerjaan yang dibutuhkan apa. Sehingga, perlu membina SDM sesuai kebutuhan pasar. Kemudian, juga perlu diberikan sertifikasi agar pekerja mendapat upah yang layak,’’ tandasnya.

Pada webinar yang berlangsung dua jam itu dipandu Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis serta dihadiri Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Bupati Buton La Bakry. Turut juga hadir dalam acara tersebut CEO IDN Media Winston Utomo.

Baca Juga: Pabrik Kaca Korsel di Batang Akan Dipasok Listrik 31 Mega Watt 

https://www.youtube.com/embed/LCnCfAU4io0

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya