Kampung di Semarang Kelola Lumbung Kelurahan dengan Dirikan Dapur Umum

Gotong royong di tengah pandemik COVID-19

Semarang, IDN Times - Tenda berukuran 4 x 6 meter berdiri diantara permukiman rumah warga di lingkungan RT 08 RW 04 Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Tampak di sana sejumlah ibu rumah tangga sedang sibuk, ada yang sedang mengaduk sayur, menggoreng tempe, dan memasak nasi. 

1. Aktivitas dapur umum dimulai sebelum buka puasa

Kampung di Semarang Kelola Lumbung Kelurahan dengan Dirikan Dapur UmumIDN Times/Khaerul Anwar

Bapak-bapak pun tak ketinggalan turut terjun dalam kegiatan tersebut, mereka membungkus makanan yang sudah selesai dimasak. Kemudian, beberapa dari mereka menyiapkan sejumlah paket sembako yang akan dibagikan ke warga. 

Begitulah suasana di dapur umum di Kelurahan Bringin saat sore mendekati waktu berbuka puasa. Warga guyub dan bergotong-royong menyiapkan makanan berbuka puasa bagi warga yang terdampak COVID-19 di lingkungan tersebut. 

Baca Juga: Semarang Diprediksi Jadi Episentrum Baru COVID-19, Ini Reaksi Hendi

2. Suasana guyub warga bergotong royong terekam di Instagram Wali Kota Semarang

Hal itu terekam dalam video yang diunggah di akun Instagram Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi @hendrarprihadi. Dalam keterangan video tersebut, Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi pun berkomentar "Siap menyaingi semangatnya JKT48 - ini dia BRG48 (Ibu-ibu Kelurahan Bringin Ngaliyan RW 04 RT 8) yang setiap sore semangat, memasak stok sembako di Lumbung Pangan di dapur umum untuk buka puasa dan sahur tetangga sekitar."

Korlap Dapur Umum RT 8 RW 4 Bringin, Choirul Awaludin menuturkan, bantuan yang diberikan oleh pemerintah maupun swadaya tidak dibagikan secara langsung kepada masyarakat, namun diolah dulu di dapur umum, agar kemudian semua mendapatkan secara merata.

3. Sebagian sembako di Lumbung Kelurahan dimasak untuk berbuka puasa warga

Kampung di Semarang Kelola Lumbung Kelurahan dengan Dirikan Dapur UmumANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

"Selain itu juga karena ini bulan puasa, kalau masing-masing harus masak dulu juga kerepotan. Dengan begini semua tinggal menerima santapan untuk buka dan sahur setiap harinya," tutur Awal.

Tidak hanya di Bringin, Lumbung Pangan dalam bentuk dapur umum juga berdiri di perkampungan RT 02 RW 03 Kelurahan Jomblang Semarang. Bernama Dapur Umum Tim Relawan Lawan Corona ini sudah berjalan dari sebelum puasa hingga sekarang. 

Di sana juga selalu aktivitas warga yang meracik dan memasak makanan untuk warga yang terkena efek dari virus corona. 

Salah satu warga RT 02 RW 03 Kelurahan Jomblang, Pugoh Munggolo menuturkan, sudah dua minggu dapur umum tersebut berdiri. "Kalau hari biasa, sebelum puasa masak jam 10.00 untuk makan siang sampai sore bahkan malam. Berhubung ini hari puasa, masak mulai jam 15.00 atau 16.00 untuk buka puasa sampai sahur. Sehari bisa 5-8 kg beras dengan sayur bervariasi," tuturnya yang juga terekam dalam video yang diunggah di Instagram @pemerintahkotasemarang.

Melalui dapur umum tersebut, mereka berharap bisa membantu warga di lingkungan RW 03 terutama bagi yang perekonomiannya terdampak COVID-19. 

4. Dapur umum untuk meringankan warga yang terdampak COVID-19

Kampung di Semarang Kelola Lumbung Kelurahan dengan Dirikan Dapur UmumKemensos Libatkan Elemen Bangsa, Gotong Royong Salurkan Bansos Sembako Presiden Bagi Warga DKI (Dok. Kemensos)

Terpisah, Hendi yang menyempatkan diri untuk berkunjung ke lokasi tersebut mengapresiasi kreativitas masyarakat dalam mengelola Lumbung Kelurahan, dengan mendirikan dapur umum.

"Ini titik dapur umum ketiga yang saya saksikan langsung, pertama di Lempongsari, kemudian di Jomblang, hari ini di Bringin. Niat mereka sangat luar biasa, membuat dapur umum untuk meringankan tetangga. Sehingga, konsep-konsep seperti ini sangat diperlukan di tengah pandemik COVID-19," tuturnya. 

Hendi berpesan, kepada masyarakat untuk dapat tertib menaati Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang sedang diberlakukan di Kota Semarang.

"Harapan saya panjenengan bisa mengikuti Peraturan Wali Kota Semarang tentang Pembatasan Kegiatan masyarakat. Semoga cukup 28 hari, dan setelah itu Kota Semarang bisa normal, dan bisa kita buka kembali," tandasnya.

Baca Juga: Dampak COVID-19 bagi Pekerja, Gaji Dipotong, hingga PHK Massal!

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya