Klaster Baru, 63 Tenaga Medis di Semarang Positif Virus Corona
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Pasien positif COVID-19 di Kota Semarang sebagian besar adalah orang tanpa gejala (OTG). Melansir data dari laman siagacorona.semarangkota.go.id, pada Minggu (21/6) pukul 12.00 WIB, jumlah total pasien positif virus corona mencapai 425 orang. Dari jumlah itu, ada 60 persen diantaranya adalah OTG.
1. OTG diketahui dari hasil tes rapid dan swab
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam dimana lebih dari 50 persen pasien positif virus corona di Kota Semarang adalah OTG.
Dari jumlah 425 kasus sebanyak 30-40 persen pasien saat ini dirawat di rumah sakit. Sisanya melakukan karantina di rumah dinas wali kota, balai diklat, dan isolasi mandiri.
"Hasil reaktif atau positif itu diketahui dalam tes massal baik dengan rapid maupun swab. Namun, rata-rata para OTG ini pada pemeriksaan lanjut atau swab kedua hasilnya sudah negatif," ungkapnya dala siaran langsung melalui Instagram resmi Dinas Kesehatan Semarang, Minggu (21/6).
Baca Juga: PKM Jilid 4 Semarang, Tempat Wisata dan Hiburan Mulai Dibuka
2. Klaster tenaga medis sumbang peningkatan kasus COVID-19 di Semarang
Tingginya angka pasien positif COVID-19 yang OTG di Semarang juga disumbang dari munculnya klaster tenaga medis yang terpapar virus corona. Hasil tersebut berkontribusi dalam peningkatan kasus pasien positif di Ibu Kota Jawa Tengah dalam beberapa pekan terakhir.
Editor’s picks
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, dari analisis yang telah dilakukan melonjaknya kasus pasien positif disumbang oleh klaster terakhir tenaga kesehatan baik di rumah sakit pemerintah maupun petugas Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat). Ada 63 tenaga medis yang terpapar virus corona.
"Semua tenaga medis itu OTG. Saat ini kondisi mereka baik dan sedang dikarantina di rumah dinas wali kota, balai diklat atau isolasi mandiri," tuturnya melalui rekaman resmi yang diterima IDN Times.
Peningkatan kasus COVID-19 juga terjadi lantaran Pemkot Semarang meningkatkan tes swab dan rapid secara masif saat penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) jilid III. Setiap hari tes massal dilakukan di 3 lokasi, dimana tiap-tiap lokasi disediakan 100-200 alat tes.
3. Pemkot Semarang akan sewa hotel jika tempat isolasi penuh
Hendi mengaku adanaya tes massal tersebut bakal berisiko meningkatkan angka kasus COVID-19. Namun hal itu tetap dilakukan sebagai upaya menekan angka penyebaran virus corona.
"Kemudian ada yang tanya, kalau model seperti itu terus bagaimana kalau tempat isolasi penuh? Jangan khawatir, justru dengan tahu warga Kota Semarang ada yang terinfeksi COVID-19 jadi lebih cepat untuk menangani dan menyembuhkan. Kita segera karantina dan disembuhkan agar virus tidak menyebar ke mana-mana," jelas Hendi.
Apabila tempat isolasi penuh, lanjut dia, seperti rumah dinas dan balai diklat penuh, Pemkot Semarang akan menyewa hotel.
"Kita masih bisa sewa hotel karena ada anggaran untuk penanganan COVID-19. Namun, mudah-mudahan tidak sampai sewa hotel," tandasnya.
Baca Juga: [BREAKING] Pasien Positif COVID-19 di Semarang Tembus 412 Orang