PKM Jilid 4 Semarang, Tempat Wisata dan Hiburan Mulai Dibuka 

Jumlah pengunjung yang masuk dibatasi

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang kembali memperpanjang kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) untuk jilid 4. Melalui kebijakan yang berlaku selama dua minggu ke depan atau mulai 22 Juni - 5 Juli 2020, tempat wisata dan hiburan di Ibu Kota Jawa Tengah ini akan kembali dibuka.

Pelonggaran sektor pariwisata ini merupakan kesepakatan antara Pemkot Semarang dengan Forkompinda. 

1. PKM di Semarang diperpanjang dengan menghidupkan kembali sektor pariwisata

PKM Jilid 4 Semarang, Tempat Wisata dan Hiburan Mulai Dibuka kotasemarang.go.id

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, pihaknya bersepakat akan membuka tempat wisata di Kota Semarang pada PKM jilid 4. Selain tempat wisata, pihaknya juga kembali membuka tempat hiburan, memperpanjang jam operasional tempat usaha seperti pedagang kaki lima dan restoran, dan melonggarkan aktivitas di tempat ibadah.

‘’Kami buka tempat wisata seizin Dinas Pariwisata, tempat hiburan juga dibuka dengan pembatasan pengunjung dan harus menerapkan protokol kesehatan. Kemudian, PKL, restoran dan siapapun yang memiliki usaha mulai hari Senin (22/6) bisa beroperasi hingga pukul 22.00 dengan syarat menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti tidak boleh berkerumun, jaga jarak, mengukur suhu tubuh dan menyediakan tempat cuci tangan,’’ ungkapnya dalam rekaman resmi yang diterima IDN Times, Sabtu (20/6).

Khusus tempat wisata dan hiburan ada sejumlah ketentuan atau protokol kesehatan yang harus diterapkan di antaranya pengelola diwajibkan membatasi jumlah pengunjung hingga menjadi setengah dari kapasitas yang seharusnya.

Baca Juga: Tren Kasus Corona Naik, Pemkot Semarang Longgarkan Kegiatan di PKM III

2. Jumlah pengunjung di tempat wisata dan hiburan dibatasi selama PKM

PKM Jilid 4 Semarang, Tempat Wisata dan Hiburan Mulai Dibuka Sejumlah wisatawan memanfaatkan waktu usai berlebaran dengan rekreasi di Pantai Sambolo Anyer, Serang (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

"Misalnya kapasitas objek wisata Taman Maerakaca berapa maksimal kapasitasnya. Kalau 1.000 orang, maka pada aturan kali ini hanya 500 wisatawan yang boleh masuk. Lalu Goa Kreo, jika kapasitasnya hingga 800 orang, maka harus bisa dipastikan setelah 400 pengunjung, tidak boleh lagi ada yang masuk," kata lelaki yang akrab disapa Hendi.

Pembukaan tempat wisata dan hiburan ini dilakukan karena sudah banyak keinginan dari pengelola tempat tersebut untuk segera kembali beroperasi.

Hendi menuturkan, Semarang merupakan kota jasa dan perdagangan yang fokus pada pariwisata. ‘’Kalau mau ngomong sektor pariwisata, orang yang terlibat sangat besar. Maka yang terpenting pada PKM jilid 4, tempat wisata akan dibuka asalkan protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Sebab, kalau tidak buka di sana (tempat wisata) banyak saudara kita seperti petugas ticket, tukang parkir, pedagang makanan, dan lainnya. Kalau kita khawatir dan takut terus dengan keadaan saat ini bagaimana tanggung jawab kita kepada mereka, sebab cari kerja lain sekarang ini juga sama-sama susah,’’ tuturnya. 

3. Aktivitas di tempat ibadah semakin dilonggarkan

PKM Jilid 4 Semarang, Tempat Wisata dan Hiburan Mulai Dibuka (Ilustrasi salat berjamaah di masjid selama masa pandemik COVID-19) ANTARA FOTO/Fauzan

Selanjutnya, untuk kegiatan budaya dan sosial pada PKM jilid 4 ini juga ada kelonggaran aktivitas. Misalnya, kegiatan pemakaman dan pernikahan yang semula dibatasi maksimal 30 orang, mulai minggu depan acara pernikahan dibatasi maksimal tamu yang datang 50 persen dari kapasitas ruang atau 50 orang. 

‘’Jadi misalnya masjid atau gereja dengan kapasitas 50 orang, maka hanya boleh diisi 25 orang. Lalu, jika masjid atau gereja punya kapasitas ruang 1.000 orang, maka maksimal yang boleh masuk tetap 50 orang. Perubahan ini diharapkan secara pelan-pelan membuat masyarakat tidak perlu khawatir atau ragu menjalankan aktivitas sepanjang mengikuti SOP kesehatan COVID-19,’’ jelas Hendi.

Pada PKM jilid 4 ini Pemkot Semarang berupaya medis dan ekonomi dilakukan beriringan, yakni melakukan tracking pada penderita COVID-19 dan menyembuhkanya. Selain itu, juga menggerakkan perekonomian menuju normal baru.

"Medis dan ekonomi sama-sama penting, oleh karena itu harus berjalan beriringan," katanya.

Baca Juga: Pemkot Semarang Kembali Buka Ruas Jalan di Tengah PKM Jilid 3 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya