Klaster Keluarga Pemicu Kasus Corona Semarang Naik, Ada di 4 Kecamatan

Menyebar di Pedurungan, Tembalang, Semarang Barat, Ngaliyan

Semarang, IDN Times - Kasus aktif COVID-19 di Kota Semarang kembali melonjak tajam dalam sepekan terakhir. Per Rabu (2/12/2020) pukul 11.00 WIB, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif mencapai 768 kasus. 

1. Kecamatan Pedurungan rekor dengan kasus positif COVID-19 tertinggi di Semarang

Berdasarkan data peta sebaran COVID-19 positif di akun Instagram Dinas Kesehatan Kota Semarang @dkksemarang, empat dari 16 kecamatan berada di zona merah atau menyumbang kasus aktif terbanyak. Kecamatan itu di antaranya, Pedurungan (88 kasus), Tembalang (67 kasus), Semarang Barat (60 kasus), dan Ngaliyan (39 kasus).

Camat Tembalang, Kusrin mengatakan, tingginya kasus positif COVID-19 di daerahnya disumbang dari klaster keluarga.

‘’Jadi kejadiannya ketika salah satu anggota keluarga positif pasti lainnya tertular semua,’’ ungkapnya saat dihubungi IDN Times, Rabu (2/12/2020).

Baca Juga: Kecapekan Tertibkan Prokes, Lurah Rowosari Semarang Meninggal COVID-19

2. Klaster keluarga muncul dari warga yang bekerja di luar kota dan dampak libur panjang

Klaster Keluarga Pemicu Kasus Corona Semarang Naik, Ada di 4 KecamatanANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Satgas Penanganan COVID-19 di tingkat kecamatan terus berupaya untuk menekan jumlah kasus dengan rutin melakukan patroli atau operasi protokol kesehatan ke rumah-rumah warga atau di tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan. 

‘’Patroli itu terus kami lakukan bahkan rutin setiap hari pasti ada. Namun, warga ini kesadarannya terhadap protokol kesehatan kurang. Salah satu pemicunya adalah warga yang bekerja di luar kota terus pulang ke Semarang. Kemudian, libur akhir pekan atau libur panjang seperti beberapa waktu lalu. Ini dampaknya langsung membuat jumlah kasus positif COVID-19 naik,’’ jelas Kusrin.

Selain di Kecamatan Tembalang, klaster keluarga juga menjadi penyebab kenaikan jumlah kasus aktif COVID-19 di Kecamatan Semarang Barat.

Camat Semarang Barat, Heroe Soekendar mengatakan, klaster keluarga saat ini terkonsentrasi di Kelurahan Manyaran dan Kembangarum. Penyebabnya, karena kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan kurang.

‘’Ini artinya kedisiplinan dan kepatuhan warga pada 3M mulai kendor,’’ ungkapnya.

3. Kecamatan Semarang Barat keluarkan surat edaran larang ada pertemuan warga

Klaster Keluarga Pemicu Kasus Corona Semarang Naik, Ada di 4 KecamatanPertemuan yang dilakukan Polsek Babulu dengan orangtua santri, pengurus yayasan dan pengajar Ponpes (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Pihak kecamatan pun berupaya untuk terus sosialisasi ke warga tentang pentingnya patuh pada protokol kesehatan COVID-19, menjaga imun tubuh, dan berdoa.

‘’Kami juga mengimbau pada warga setelah melakukan tes swab harus dikarantina dulu di rumah. Jangan kemana-mana, jangan sampai mengulang kejadian klaster pengajian yang mana setelah tes swab malah ikut pengajian dan PKK,’’ tegasnya.

Untuk diketahui, Kecamatan Semarang Barat terus masuk dalam zona merah penyebaran COVID-19 dalam 2 bulan terakhir. Kasus meningkat karena klaster keluarga di pondok pesantren, klaster asrama polisi dan TNI, dan terakhir klaster pengajian.  

‘’Dari kejadian itu kami juga buat surat edaran kepada RT dan RW agar pertemuan warga dari rumah ke rumah ditiadakan dulu, karena kegiatan itu rawan dengan penyebaran virus corona,’’ tandasnya. 

Baca Juga: Update COVID-19 di Semarang, Tambah 51 Positif dan 20 Meninggal 

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya