Klaster Pasar Kobong Semarang, Satu Pasien Tulari Corona ke 11 Orang  

Jumlah kasus PDP dan pasien positif meroket

Semarang, IDN Times - Tingkat penularan atau Ro COVID-19 di Kota Semarang meningkat. Kondisi itu diketahui dari kenaikan angka orang dalam pantauan (ODP) dan pasien positif virus corona di ibu kota Jawa Tengah. 

1. Akibat klaster Pasar Kobong Ro COVID-19 meningkat

Klaster Pasar Kobong Semarang, Satu Pasien Tulari Corona ke 11 Orang  Pasar Rejomulyo atau Pasar Kobong ditutup setelah ditetapkan sebagai klaster baru COVID-19 di Kota Semarang. Dok. Pemkot Semarang

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dokter Abdul Hakam mengatakan, Ro COVID-19 di Kota Semarang saat ini berlipat, salah satunya dari klaster Pasar Rejomulyo atau Pasar Kobong.

"Dari yang kami temukan awal, dalam proses tracking yang dilakukan, satu penderita di sana kontak erat dengan lainnya. Ada yang menulari hingga 4 sampai 6 orang, bahkan 11 orang," ungkapnya dalam keterangan resmi, Jumat (29/5).

Kondisi ini tentu mengkhawatirkan dan upaya pemutusan mata rantai diharapkan bisa didukung masyarakat dengan tertib menjalankan SOP Kesehatan. 

Baca Juga: 26 Orang Reaktif, Pasar Kobong Semarang Jadi Klaster Baru COVID-19

2. Berdampak pada peningkatan angka ODP dan pasien positif

Klaster Pasar Kobong Semarang, Satu Pasien Tulari Corona ke 11 Orang  Tenaga medis melakukan rapid test ke pedagang Pasar Kobong Semarang. Dok. Pemkot Semarang

Adanya klaster baru dari Pasar Rejomulyo itu berdampak pada peningkatan angka ODP dalam lima hari terakhir. Jika pada Senin (25/5), ODP di Kota Semarang tercatat sebanyak 148 orang, pada Jumat (29/5) ODP bertambah mencapai 200 orang. Kenaikan jumlah ODP tersebut memengaruhi peningkatan jumlah PDP dan pasien positif COVID-19 yang juga melonjak beberapa hari terakhir. 

"Untuk itu kami berupaya memaksimalkan pelacakan orang yang kontak fisik dengan penderita. Sehingga dapat menekan penyebaran COVID-19," Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

Salah satunya, lanjut dia, terhadap kasus COVID-19 di Pasar Rejomulyo. Klaster Pasar Kobong itu ditemukan delapan kasus reaktif dari rapid test yang dilakukan. Kemudian, Pemkot Semarang berupaya melakukan pelacakan, hasilnya didapati bahwa orang di sekitarnya, yakni keluarga dan tetangganya terkena COVID-19.

3. Pemkot Semarang terus melakukan tracking terhadap orang di sekitar penderita COVID-19

Klaster Pasar Kobong Semarang, Satu Pasien Tulari Corona ke 11 Orang  Pasar Rejomulyo atau Pasar Kobong ditutup setelah ditetapkan sebagai klaster baru COVID-19 di Kota Semarang. Dok. Pemkot Semarang

"Jadi kami melacak siapa saja pedagang yang waktu itu positif, mereka ketemu dengan siapa saja. Entah itu dengan keluarganya, yang lebih ironis ada keluarga di Pedurungan yang bapaknya pedagang di Pasar Kobong, istrinya positif, anaknya positif, beberapa tetangganya positif. Iya, bisa lewat droplet seseorang yang menderita COVID-19 atau juga lewat tangan yang tidak terjaga kebersihan, lalu menggunakan uang untuk transaksi dari situ juga bisa menyebar," jelasnya. 

Sementara, masyarakat diharapkan tidak menyepelekan SOP Kesehatan, karena bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga membahayakan sekelilingnya.

"COVID-19 Ini bukan soal urusan diri sendiri, tetapi juga menjaga sekelilingnya. Ini yang harus benar-benar dipahami agar bisa lebih peduli. Jadi penting juga untuk saling mengingatkan, kalau ada yang tidak pakai masker di sekelilingnya, tolong diingatkan untuk keselamatan diri yang mengingatkan juga," tandasnya. 

Baca Juga: Kasus COVID-19 Melonjak di Semarang, New Normal Tak Jadi 8 Juni 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya