Konsep Membebaskan, Cara Homeschooler Dampingi Anak Belajar di Rumah

Bisa menguatkan ikatan batin antara orangtua dengan anak

Semarang, IDN Times - Sejak pemerintah memberlakukan pembatasan jarak sosial atau social distancing guna mencegah penyebaran virus corona (COVID-19), salah satu konsekuensinya adalah "'merumahkan’’ dunia pendidikan atau menerapkan pembelajaran jarak jauh dari rumah bagi semua siswa di berbagai jenjang pendidikan.

Kebijakan tersebut mendulang berbagai reaksi, khususnya bagi orang tua dan siswa. Melansir dari rilis Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tertanggal 13 April 2020, lembaga tersebut menerima 213 pengaduan terkait pembelajaran jarak jauh dari berbagai daerah di Indonesia.

1. Dibutuhkan kesiapan guru, siswa, dan orang tua dalam menerapkan belajar di rumah

Konsep Membebaskan, Cara Homeschooler Dampingi Anak Belajar di RumahKetua Perhimpunan Homeschooler Indonesia, Ellen Kristi. Dok. Youtube Sekolahmu

Melalui sebuah diskusi bertema ‘’Belajar di Rumah atau Sekolah di Rumah?’’ yang digelar secara live streaming di YouTube oleh ‘Sekolahmu’, Rabu (22/4), Ketua Perkumpulan Homeschooler Indonesia (PHI), Ellen Kristi membagikan tips tentang bagaimana menghadapi pembelajaran jarak jauh dari rumah bagi orang tua. 

‘’Kesiapan guru, siswa dan orang tua dalam menghadapi kebijakan belajar dari rumah ini bervariasi. Ada yang siap, terpaksa siap, dan betul-betul tidak siap. Sebab, mau tidak mau sistem belajar mengajar telah berubah dari tatap muka menjadi daring dengan memanfaatkan teknologi,’’ ungkap Elle yang juga pelaku homeschooling itu.

Baca Juga: TVRI Siarkan Program Belajar di Rumah Mulai Pukul 08.00 Saat COVID-19 

2. Ketidaksiapan sarana, mental dan emosi akan berdampak pada proses belajar

Konsep Membebaskan, Cara Homeschooler Dampingi Anak Belajar di RumahTayangan pembelajaran di TVRI untuk siswa belajar di rumah, Senin (13/4). IDN Times/Wayan Antara

Tidak hanya sarana, mental dan emosi anak serta orang tua di rumah juga perlu dipersiapkan dalam menghadapi sesuatu yang baru ini. Sebab, kenyataannya situasi yang mendadak darurat ini menjadi tidak menyenangkan, karena banyak kalangan yang belum siap menyelenggarakan belajar mandiri. 

‘’Pada kondisi wabah, sekolah tutup dan anak diliburkan, mayoritas para orang tua justru sedih. Lalu merasa rugi karena sudah membayar biaya sekolah, ada juga yang jadi nggak punya me time karena harus mendampingi anak belajar, kemudian mereka juga mengeluh karena anak nggak bisa diatur. Akhirnya, semua itu berdampak pada proses belajar anak,’’ katanya.

Saat harus menjalani hal tersebut, orang tua harus menerima realita.

‘’Ya, memang kondisinya seperti ini. Ketika sudah ada penerimaan ini, maka orang tua perlu merefleksikan tentang apa tujuannya ketika harus menerapkan proses belajar ini. Apakah tujuannya untuk menggantikan peran sekolah atau untuk bertahan selama wabah COVID-19. Cara tersebut akan memudahkan kita sebagai pendamping saat kondisi seperti sekarang,’’ jelas Ellen.

3. Saat wabah, orang tua harus mengambil alih proses pembelajaran anak

Konsep Membebaskan, Cara Homeschooler Dampingi Anak Belajar di RumahIlustrasi belajar di rumah. IDN Times/Yogi pasha

Dalam paham homeschooling, sebagaimana gerakan tersebut ingin mengambil kembali proses pembelajaran ke tangan keluarga, maka belajar disini maknanya menjadi sangat luas. Tidak hanya bertumpu pada mata pelajaran yang ada di rapor sekolah, tetapi belajar bisa mempelajari apa saja, kapan saja dan dimana saja.

Ellen menjelaskan, membantu orang tua membersihkan tempat tidur sendiri itu juga belajar, membantu memasak itu belajar. Paradigma itu akan membebaskan orang tua, bahwa pendampingan ke anak bukan hanya belajar akademis. 

4. Homeschooling dapat mendorong anak menjadi pembelajar seumur hidup

Konsep Membebaskan, Cara Homeschooler Dampingi Anak Belajar di RumahIDN Times/ Muchammad Haikal

Justru, pada kondisi sekarang ini, lanjut Ellen, saatnya orang tua merefleksikan diri apa yang perlu dicita-citakan untuk anak.

‘’Dari kondisi tersebut kecintaan belajar pada anak akan terus tumbuh. Sebab, secara alamiah anak-anak memang sudah suka belajar, sedangkan sekolah hanya perlu memelihara hasrat tersebut,’’ tuturnya.

Melalui semangat homeschooling, dapat mendorong anak mempelajari sesuatu tidak sebatas metode saja, tidak sebatas tugas guru. Sebab, yang terpenting lebih baik anak menemukan ide-ide sendiri dan kemudian mengeksekusi dalam proyek sendiri.

‘’Cara ini akan betul-betul meletakkan minat dalam pengetahuan,dari situlah anak menjadi pembelajar seumur hidup,’’ imbuhnya. 

Selain itu, imbuh Ellen, proses belajar di rumah ini akan memperkuat ikatan batin antara anak dengan orang tua. Kemudian anak bertumbuh alamiah, proses belajar pun tidak kejar tayang target sekolah.

Baca Juga: Bukan Cuma Belajar di Rumah, Ini 5 Fakta Tentang Homeschooling

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya