Masjid Sekayu di Semarang, Tertua di Jateng, Jujugan Studi Islam 

Sudah berdiri sejak tahun 1413

Semarang, IDN Times - Jalan Pemuda Semarang bak rimba yang rimbun dengan gedung-gedung pencakar langit seperti kantor pemerintahan, hotel, hingga pusat perbelanjaan. Namun, siapa yang menyangka dalam dekapan bangunan-bangunan tinggi itu masih berdiri kokoh sebuah masjid yang menjadi saksi sejarah penyebaran agama Islam di Kota Semarang. 

1. Masjid Sekayu dibangun pada tahun 1413

Masjid Sekayu di Semarang, Tertua di Jateng, Jujugan Studi Islam Masjid Taqwa Sekayu di Jalan Sekayu Masjid Kelurahan Sekayu Kota Semarang tampak dari dalam. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

IDN Times melihat sendiri Masjid Taqwa di Jalan Sekayu Masjid Kelurahan Sekayu Kota Semarang masih berdiri di antara rumah-rumah warga di Kampung Sekayu saat mengikuti walking tour bersama Bersukaria, beberapa waktu lalu. 

Menurut tour guide atau pencerita dari Bersukaria, Dimas Suryo, Masjid Taqwa atau dikenal dengan Masjid Sekayu ini dibangun tahun 1413. Konon masjid tersebut merupakan masjid tertua di Jawa Tengah dan bahkan sempat menjadi Masjid Besar Kota Semarang. 

‘’Mengapa dikatakan masjid tertua, karena pembangunan Masjid Sekayu ini lebih dulu dibandingkan Masjid Agung Demak yang berdiri pada tahun 1420,’’ tuturnya.

Baca Juga: Masjid di Semarang Tak Bisa Gelar Tarawih 2 Sif, Jumlah Imamnya Minim

2. Utusan Sunan Gunung Jati, Kiai Kamal bangun masjid di Kampung Sekayu

Masjid Sekayu di Semarang, Tertua di Jateng, Jujugan Studi Islam Makam Kiai Kamal pembangun Masjid Taqwa Sekayu Semarang di area masjid. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).

Dimas menceritakan, pembangunan Masjid Sekayu dengan Masjid Agung Demak memang saling terkait. Alkisah, pada waktu itu Walisongo menunjuk Sunan Gunung Jati sebagai pelaksana pembangunan Masjid Agung Demak. Kemudian, karena membutuhkan banyak kayu dari berbagai daerah, Sunan Gunung Jati menunjuk salah seorang muridnya bernama Kiai Kamal seorang ulama asal Cirebon. 

‘’Dalam proses pengumpulan kayu jati dari berbagai daerah seperti Weleri, Ungaran, Ambarawa, Purwodadi, Kedungjati, Solo, hingga Wonogiri, sebelum dikirim melalui laut ke Demak itu Kyai Kamal menetap di Kampung Sekayu. Sambil mengumpulkan kayu-kayu jati itu dia membangun masjid untuk tempat salat para pekerja yang mengumpulkan kayu di kampung ini,’’ ungkap Dimas.

Semula bangunan asli Masjid Taqwa Sekayu sangat sederhana. Hanya menggunakan bambu sebagai tiang penyangga dengan lantai tanah dan atap rumbia. Kemudian dalam perkembangannya, masjid itu dipugar pada sekitar tahun 1666. Raja Demak, Raden Patah menghadiahkan saka tatal atau tiang pendopo untuk Masjid Sekayu dan kemudian difungsikan sebagai tiang penyangga. 

3. Masjid Sekayu sudah direnovasi sebanyak 6 kali

Masjid Sekayu di Semarang, Tertua di Jateng, Jujugan Studi Islam Kawasan Kampung Sekayu Semarang yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).

Ketua Masjid Taqwa Sekayu, Achmad Arief mengatakan, pemugaran masjid sudah dilakukan enam kali. Namun, ada beberapa unsur yang tetap dipertahankan seperti mustoko puncak kubah, tiang penyangga, dan pintu masuk masih tetap terjaga keaslian. 

‘’Bagian lain yang masih dipertahankan dari masjid, yaitu Makam Mbah Kyai Kamal yang masih berada di samping masjid. Keempat bagian itu masih asli hingga sekarang meski masjid telah direnovasi lebih modern,’’ jelasnya saat dikonfirmasi, Jumat (17/4/2021). 

Sampai sekarang Masjid Taqwa Sekayu masih menarik perhatian umat muslim dari berbagai daerah hingga luar negeri. Mereka datang untuk singgah dan melihat secara langsung keistimewaan masjid tersebut. Bahkan ada juga yang berziarah ke makam Kiai Kamal. 

4. Jadi jujugan mahasiswa dan peneliti studi Islam dari luar negeri

Masjid Sekayu di Semarang, Tertua di Jateng, Jujugan Studi Islam Dok. IDN Times

‘’Banyak mahasiswa dan peneliti studi Islam baik dari kampus di Indonesia maupun luar negeri seperti negara-negara di Timur Tengah, Afrika Selatan, Vietnam, dan lainnya yang datang ke Masjid Sekayu untuk melakukan penelitian. Sebab, masjid ini dinilai paling tua, kuno dan bersejarah. Kami pun terbuka masjid ini dijadikan sebagai tempat kegiatan keagamaan," imbuhnya. 

Kendati demikian, hingga saat ini masih ada kesangsian apakah benar Masjid Taqwa Sekayu adalah masjid tertua di Jawa Tengah? Mengutip buku ‘’Remah-remah Kisah Semarang’’ yang ditulis Rukardi ada beberapa pendapat terkait masjid tersebut.

Dalam buku ‘’Sedjarah Masdjid dan Amal Ibadah Dalamnya’’ karya Aboebakar pada tahun 1955 telah memuat sebuah foto masjid kuno dan menerangkan ‘’Mesdjid Pakajuan Semarang yang tertua di Djawa Tengah’’. Masjid yang dimaksud itu adalah Masjid Taqwa, sebuah masjid kecil yang terdapat di Kampung Sekayu Semarang.

5. Masjid Sekayu pernah menjadi Masjid Besar di Kota Semarang

Masjid Sekayu di Semarang, Tertua di Jateng, Jujugan Studi Islam Kawasan Kampung Sekayu Semarang yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).

Terkait usia masjid, harian Berita Yudha pada tahun 1970-an menurunkan sebuah artikel berjudul ‘’Mesjid Tertua Semarang Dipugar’’. Dalam artikel yang mengutip babad Sejarah Islam itu, Masjid Pekayuan merupakan masjid tertua di Jawa Tengah, bahkan sebelum Masjid Agung Demak didirikan Sunan Kalijaga. 

Sebuah artikel Berita Yudha lain bertajuk ‘’Usia Masjid Sekayu Semarang Lebih Tua dari Masjid Demak?’’ menyebutkan Masjid Sekayu didirikan tahun 1413 atau tujuh tahun sebelum pembangunan Masjid Demak, keterangan tersebut mengutip dari sebuah buku berjudul ‘’Sejarah Masjid’’ tahun 1955. 

Meski belum menemukan sumber sejarah yang mendukung cerita tersebut, menurut analisis sejumlah kalangan, Masjid Taqwa Sekayu pernah menjadi Masjid Besar Semarang. Soekirno, dalam buku Semarang mengungkapkan, peristiwa itu terjadi pada sekitar tahun 1666, saat terjadi perpindahan kabupaten dari Gabahan ke Sekayu. Pada saat kabupaten berada di Sekayu, Masjid Perkayuan atau Masjid Sekayu difungsikan sebagai masjid besar. 

Baca Juga: 107 Masjid Jami dan 16 Masjid Besar di Semarang Siap Dipakai Vaksinasi COVID-19

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya