Merasa Aman, 256 Warga Babadan Magelang Tinggalkan Pengungsian Merapi

Ingin pulang ke rumah untuk sementara

Semarang, IDN Times - Para pengungsi dari Dusun Babadan Kabupaten Magelang Jawa Tengah meninggalkan tempat pengungsian di Desa Banyurojo. Sebanyak 256 warga tersebut pulang ke rumah masing-masing, karena merasa wilayah tempat tinggalnya sudah cukup aman dari bahaya Gunung Merapi.

1. Masyarakat diminta tetap waspada setelah pulang ke rumah

Merasa Aman, 256 Warga Babadan Magelang Tinggalkan Pengungsian MerapiANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Koordinator Pengungsi Babadan 1, Sudasri mengatakan, meskipun pulang dari pengungsian masyarakat tetap diminta waspada seandainya ada aba-aba bahaya Merapi. ‘’Tanpa perlu menunggu instruksi dari BPBD, jika melihat Merapi bahaya kami harus segera turun ke Banyurojo," katanya melansir dari Antara, Senin (1/2/2021).

Saat ini yang masih dikhawatirkan warga, yaitu apabila terjadi letusan eksplosif karena ada lontaran material. Sedangkan, bagi mereka letusan efosif tidak terlalu bahaya.

"Kampung kami berada 5 kilometer dari puncak Merapi, sedangkan ancaman sekarang kalau eksplosif hanya radius 3 kilometer dari puncak. Sehingga, kami merasa lebih aman dan kami ingin pulang untuk sementara. Namun, seandainya ada apa-apa dengan Merapi kami harus menjauh dan langsung turun ke Banyurojo lagi," tutur Sudasri.

Baca Juga: 50 KK di Lereng Gunung Merapi Diajari Agrowisata Mina Padi

2. Warga Babadan sudah mengungsi sejak 6 November 2020

Merasa Aman, 256 Warga Babadan Magelang Tinggalkan Pengungsian MerapiAngin berembus di lereng Gunung Merapi terlihat dari kawasan Klakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Warga Babadan Magelang itu sudah mulai mengungsi pada 6 November 2020 dan sempat pulang pada 15 Desember 2020. Mereka kembali ke Banyurojo lagi pada 5 Januari 2021 dan Senin (1/2/2021) memutuskan pulang ke Babadan. ‘’Nanti kalau ada peningkatan aktivitas Merapi kami siap kembali lagi ke Banyurojo,’’ imbuhnya.

Kepala Desa Banyurojo Kecamatan Mertoyudan, Iksan Maksum menyampaikan, izin pemulangan warga Babadan untuk kali kedua ini merupakan kesepakatan dari rapat antara Pemerintah Desa Banyurojo, Paten, perwakilan pengungsi, dan BPBD Kabupaten Magelang.

"Memang ada kesepakatan untuk pulang hari ini, karena ancaman erupsi Merapi bukan ke arah barat laut tetapi ke barat daya. Sehingga, mereka menganggap lebih aman meskipun kepulangan hanya untuk sementara," katanya.

3. Warga tetap harus terus memantau aktivitas Merapi

Merasa Aman, 256 Warga Babadan Magelang Tinggalkan Pengungsian MerapiANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Dalam kondisi ini warga Dusun Babadan I diminta untuk senantiasa memantau atau siaga terhadap perkembangan aktivitas Merapi. Adapun, barak pengungsian tetap ada hingga tanggap darurat atau status Merapi diturunkan. "Setelah dibersihkan, barak nanti akan ditutup. Logistik tetap masih ada untuk persediaan sewaktu-waktu mereka turun lagi ke Banyurojo," Iksan.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Pranowo mengatakan, pihaknya mempersilakan para pengungsi yang minta pulang secara mandiri. Akan tetapi, kalau sewaktu-waktu ada kewaspadaan mereka harus kembali lagi ke pengungsian.

4. Barak pengungsian Merapi tetap disiagakan

Merasa Aman, 256 Warga Babadan Magelang Tinggalkan Pengungsian MerapiPengungsi Merapi yang menghuni barak pengungsian di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. IDN Times/Tunggul Damarjati

‘’Untuk wilayah Kabupaten Magelang, pengungsi di Banyurojo ini merupakan pengungsi terakhir yang pulang. Sedangkan, untuk pengungsi di beberapa titik yang lain sudah pulang sebelumnya,’’ ungkapnya.

Kendati demikian, imbuh dia, BPBD tetap menggelar posko siaga di Pendopo Kabupaten Magelang untuk menjaga barak. Sehingga, jika sewaktu-waktu pengungsi kembali kami siap,’’ tandasnya.

Baca Juga: Erupsi Gunung Merapi! Hujan Abu Mengguyur Boyolali  

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya