NgabubuWrite QnA, Buka Rahasia Tulisan Community Writer Tembus Editor 

Memperhatikan EYD dan mengikuti gaya penulisan IDN Times

Semarang, IDN Times - Waktu menunggu azan magrib untuk berbuka puasa pada Minggu (17/5), sedikit berbeda dirasakan para community writer. Mereka rela meninggalkan aktivitas lain demi mengikuti kegiatan virtual gathering NgabubuWrite QnA yang diselenggarakan IDN Times Jawa Tengah melalui aplikasi Zoom.

1. Community writer gathering dilakukan secara virtual

NgabubuWrite QnA, Buka Rahasia Tulisan Community Writer Tembus Editor Ilustrasi Gathering Community Writer IDN. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

Ajang silaturahmi yang rutin diselenggarakan setiap bulan sekali itu memang sedikit berbeda. Jika biasanya para penulis lepas IDN Times bertemu di suatu tempat secara langsung, kini lantaran masih dalam suasana pandemik virus corona (COVID-19), kegiatan digelar secara virtual.

Lebih dari 30 community writer join dalam pertemuan secara daring atau online yang dipandu Editor IDN Times Jateng, Bandot Arywono. Mereka menimba ilmu serta pengalaman dari Editor IDN Community juga community writer yang tulisannya kerap sukses menembus meja redaksi dan dimuat di IDN Times.

Pada kesempatan itu, hadir Editor IDN Community, Victor Yudha dan dua community writer, Laurensius Aldiron dan Aswar Riki sebagai pembicara sekaligus sharing ilmu serta pengalaman menulis.

Baca Juga: NgabubuWrite QnA, Cara Ampuh Community Writer Produktif saat Pandemik

2. Editor IDN Community menjawab berbagai permasalahan penulis

NgabubuWrite QnA, Buka Rahasia Tulisan Community Writer Tembus Editor unsplash.com/Andrew Neel

Lalu bagaimana sih caranya agar tulisan community writer bisa dimuat di IDN Times? Editor IDN Community, Victor Yudha mengungkapnya, jika editor sebagai penyeleksi artikel akan melihat dua hal penting pertama. Yaitu ejaan yang benar atau ejaan yang disesuaikan (EYD) sesuai kamus besar bahasa Indonesia dan tulisan tersebut harus mengikuti gaya IDN Times.

‘’Setelah itu lolos, kemudian kami akan melihat konten artikel yang ditulis. Apakah menarik, faktual, atau viral. Namun, kami menganjurkan agar penulis harus membaca panduan lengkap menulis di IDN Times terlebih dahulu agar paham,’’ ungkapnya.

Semua penulis bisa menulis untuk kanal-kanal yang ada di IDN Times. Seperti Business, Tech, Hype, Sport, Travel, Live, atau Health. Penulis pun juga diminta untuk menulis dengan cepat jika artikel tersebut bersifat faktual atau viral.

‘’Namun, kalau tidak bisa sesuai syarat tersebut, tulis saja artikel yang sifatnya long lasting atau timeless. Selain itu, kami juga meminta community writer bisa menjadi jurnalisme warga,’’ beber Yudha.

3. Tulis saja tentang pengalaman pribadi atau tentang hal yang disenangi

NgabubuWrite QnA, Buka Rahasia Tulisan Community Writer Tembus Editor pixabay.com/Pexels

Dua penulis di community writer IDN Times pun akhirnya membongkar rahasia dan berbagi pengalaman tentang bagaimana mendapat ide menulis sampai trik jitu agar tulisan tembus bisa dimuat.

Laurensius Aldiron menceritakan tentang awal mula bergabung sebagai penulis di wadah penulis lepas IDN Times itu.

‘’Menulis di IDN Times itu awalnya coba-coba. Pada akhir tahun 2019, saya sebagai karyawan baru, pekerjaannya belum banyak. Maka saya isi waktu luang saya untuk menulis artikel,’’ ungkapnya.

Aldiron mengaku, sebagian besar tulisannya tentang pengalaman pribadi. Dia berbagi mulai kisah asmara, traveling, dan puisi.

‘’Ya, karena cerita pengalaman pribadi melalui tulisan itu paling gampang. Nah, tapi untuk mengirim tulisan sendiri kita harus berkomitmen mau nulis berapa sehari. Kalau saya nulis lima artikel sehari, tapi tidak target harus dimuat, karena tulisan saya yang pending dan di-reject juga banyak,’’ tutur lulusan Arsitektur itu.

4. Kirim tulisan di pagi hari agar dapat perhatian dari editor

NgabubuWrite QnA, Buka Rahasia Tulisan Community Writer Tembus Editor Penulis IDN Community Writer, Riki Aswar berbagi di NgabubuWrite QnA (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Sementara, Aswar Riki juga berbagi pengalaman bagaimana dia memulai mengirim tulisan di IDN Times.

‘’Pertama kali nulis tahun 2018, waktu itu masih mahasiswa dan butuh tambahan uang jajan, cari info ternyata di IDN Times bisa menerima tulisan dari penulis lepas, ya sudah bergabung. Saya senang nulis, khususnya tentang olah raga, tapi kalau saat ini banyak pertandingan yang libur karena COVID-19, saya beralih ke tulisan profil dan fakta unik pemain bola atau atlet lainnya,’’ akunya.

Lelaki yang mengenyam pendidikan di jurusan Matematika Universitas Negeri Semarang itu suka menulis artikel di waktu pagi hari, karena waktu tersebut dirasa pas untuk mendapat serta menggali inspirasi. Bahkan sering mujur, langsung mendapat perhatian dari editor jika tulisan langsung dikirim.

Obrolan serta tanya jawab santai tapi serius mengalir hingga tak terasa sudah mendekati waktu buka. Menutup kegiatan NgabubuWrite QnA, Yudha mengingatkan, agar penulis di community writer mengunduh aplikasi IDN App baik di Apple Store maupun Google Play Store. Sebab, disana sering sekali ada informasi terbaru di dashboard IDN community writer.

Tak lupa juga diminta untuk selalu update kabar terbaru dari media sosial community writer agar tak ketinggalan informasi terkini soal penulisan. Gimana, sudah cukup kan bekal untuk menulis lagi di IDN Times? Yuk dicoba!

Baca Juga: Kisah IDN Times Community Writer, Bangun Pede hingga Bisa Biayai Hidup

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya