Normalisasi Sungai di Batang Berdayakan Pekerja Terdampak COVID-19

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Batang mulai menjalankan program normalisasi sungai untuk mengantisipasi bencana banjir. Upaya yang dilakukan saat memasuki musim penghujan itu memberdayakan pekerja yang terdampak pandemik COVID-19.
1. OPD di Pemkab Batang berkolaborasi menormalisasi sungai cegah banjir
Program itu dijalankan secara kolaborasi antara Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Batang, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dengan sistem padat karya selama 20 hari, mulai 7 November hingga 26 November 2020.
Kepala Disnaker Batang, Suprapto, menyampaikan, normalisasi sungai dilakukan untuk mencegah munculnya bencana banjir. Sistem padat karya dipilih dengan mengutamakan para pekerja terdampak pandemi COVID-19 secara ekonomi, sebagai pelaksana program.
Baca Juga: Jangan Ngantuk! Waspada 6 Blind Spot di Ruas Tol Semarang-Batang
2. Pengerjaan dilakukan dengan berdayakan pekerja terdampak COVID-19
“Kami memberi kesempatan bekerja kepada masyarakat terdampak COVID-19, sehingga mendapat penghasilan. Di sisi lain mereka dapat membantu memperbaiki infrastruktur aliran sungai agar mengurangi dampak bahaya banjir,” katanya melansir dari laman jateng.prov.go.id, Jumat (13/11/2020).
Editor’s picks
Para pekerja padat karya diarahkan untuk menormalisasi aliran sekunder Sungai Gendingan, yakni mulai dari Kelurahan Proyonanggan Selatan hingga Desa Klidang Lor yang dilakukan oleh 200 orang pekerja. Lalu, normalisasi saluran Kali Mati dan Guyangan yang menyerap 160 orang pekerja serta diperkirakan dapat selesai dalam waktu 20 hari.
Suprapto menyampaikan, alokasi anggaran yang dibutuhkan untuk program tersebut berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) Pemerintah Pusat. "Rinciannya, normalisasi Sungai Gendingan mencapai Rp 630juta serta untuk Kali Mati dan Guyangan mencapai Rp 500juta," tuturnya.
3. Normalisasi dilakukan di Sungai Gendingan hingga Kali Mati
Terpisah, Kepala Bidang Perairan DPUPR Kabupaten Batang, Farida, mengatakan pengerjaan normalisasi dilakukan di Sungai Gendingan dengan panjang 4,8 km yang dilakukan dengan sistem padat karya. Sementara, normalisasi wilayah hilir sepanjang 850 meter dilakukan dengan alat berat.
“Untuk wilayah barat diarahkan ke saluran Kali Mati yang bermuara ke laut sepanjang 2,6 km. Tujuannya, menaikkan tampungan air sebelum mengalirkan ke laut,” tuturnya.
Upaya pertama yang dilakukan para pekerja padat karya adalah pengangkatan sampah, dilanjutkan sedimentasinya.
“Apabila keduanya terangkat saluran akan lebih besar, kemungkinan bisa mengurangi genangan air saat terjadi banjir di musim hujan,” terangnya.
Salah seorang pekerja padat karya, Trimanto, menuturkan, sudah tiga bulan ini dirinya berada di rumah karena pengurangan karyawan di perusahaan tempatnya bekerja. Ia pun bersyukur bisa diajak untuk menggarap proyek padat karya tersebut dengan honor sebesar Rp 85ribu per hari.
Baca Juga: Keren! Elon Musk Ekspansi ke Jateng, Bangun Pabrik Tesla di Batang