Ortu Siswa di Semarang Setuju PTM Dimulai, Anak Bisa Belajar Maksimal 

Siswa masuk sekolah bergiliran berdasarkan nomor urut absen

Semarang, IDN Times - Pembelajaran tatap muka (PTM) bagi siswa TK, SD, dan SMP di Kota Semarang akan dimulai Senin (30/8/2021). Para orang tua siswa setuju dengan kebijakan tersebut dan mengizinkan anaknya belajar di sekolah meski di tengah pandemik COVID-19.

1. Ortu setuju karena belajar secara daring tidak maksimal

Ortu Siswa di Semarang Setuju PTM Dimulai, Anak Bisa Belajar Maksimal Belajar online. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Seperti Restu Indah, warga Gajahmungkur Semarang. Ia mengizinkan kedua anaknya yang duduk di bangku SMP kembali belajar di sekolah. ‘’Saya setuju dengan kebijakan pembelajaran tatap muka yang dimulai 30 Agustus mendatang. Sebab, pembelajaran secara daring di rumah selama ini tidak maksimal untuk belajar anak-anak,’’ katanya saat dihubungi, Jumat (27/8/2021).

Sejumlah kesulitan dan kendala dialami anak-anak Restu saat sekolah dari rumah selama pandemik COVID-19. Kesulitan itu di antaranya anak-anak semakin susah mengatur waktu saat belajar di rumah dan kurang sosialisasi baik dengan teman maupun guru.

‘’Padahal usia anak sekolah kan masih perlu bimbingan dari guru. Dengan belajar dari selama ini mereka tidak mengenal guru dan teman secara langsung. Selain itu, jadi tidak memiliki rasa takut karena tidak ada pengawasan dari guru selama belajar,’’ jelas ibu dua anak yang sekolah di SMP 5 Semarang itu.

Baca Juga: PPKM Level 3 Picu Euforia, Kepala Daerah di Jateng Balapan Adakan PTM

2. Ortu merasa aman karena anak-anak sudah vaksin

Ortu Siswa di Semarang Setuju PTM Dimulai, Anak Bisa Belajar Maksimal Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada anak saat vaksinasi massal bagi anak di Gedung PKK Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021).Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada anak saat vaksinasi massal bagi anak di Gedung PKK Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021). (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Alasan Restu merelakan anaknya kembali belajar ke sekolah di masa pandemik ini juga karena si buah hati sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19. ‘’Alhamdulillah, sudah vaksin juga. Bismillah semoga aman selama mengikuti pembelajaran tatap muka,’’ imbuhnya.

Berdasarkan regulasi PTM yang akan diselenggarakan SMP 5 Semarang, siswa akan belajar di sekolah lima hari dalam seminggu. Dalam sehari siswa masuk dari pukul 09.00 sampai 11.00 WIB. Satu jam pelajaran hanya 30 menit.

Adapun, karena masih ada pembatasan 50 persen dari kapasitas kelas, siswa akan masuk secara bergiliran berdasarkan nomor urut. Seperti minggu pertama siswa dengan absen 1--15 yang akan masuk sekolah, sedangkan minggu berikutnya absen 16--32. Kemudian, siswa yang sedang sakit dilarang masuk ke sekolah.

3. Sekolah sudah menyiapkan sarpras sesuai protokol kesehatan

Ortu Siswa di Semarang Setuju PTM Dimulai, Anak Bisa Belajar Maksimal Ilustrasi sekolah tatap muka di tengah pandemi COVID-19 (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Tidak hanya Restu, orang tua siswa lain seperti Nur Istibsaroh akhirnya juga mengizinkan anaknya ikut PTM di sekolah. ‘’Sesuai info dari sekolah memang PTM akan dimulai, cuma kapan dimulai belum ada informasi lebih lanjut. Saya sebagai orang tua memberikan persetujuan jika memang PTM dimulai,’’ tuturnya saat dihubungi, Jumat (27/8/2021).

Nur menyetujui kebijakan PTM dimulai karena anaknya sudah mendapat vaksinasi COVID-19. Selain itu, sekolah sudah menyiapkan fasilitas sarana prasarana sesuai protokol kesehatan COVID-19, termasuk GeNose.

4. Anak-anak butuh sosialisasi dan membentuk karakter di sekolah

Ortu Siswa di Semarang Setuju PTM Dimulai, Anak Bisa Belajar Maksimal Ilustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

‘’Ya, walau secara pribadi lebih senang anak belajar daring di rumah karena lebih aman dari penularan COVID-19, tapi sebagai orang tua saya juga tidak boleh egois. Anak-anak butuh guru dan teman-teman yang nyata bisa bertemu tatap muka. Tidak terus-terusan virtual. Apalagi, anak masih dalam masa kembang butuh sosialisasi dan pembentukan karakter, termasuk mengasah akhlak, tenggang rasa, dan tepo seliro,’’ jelas ibu yang anaknya sekolah di SMP Nasima Semarang itu.

Kendati demikian, Nur sebagai orang tua akan tetap melaksanakan evaluasi dan memperhatikan perkembangan selama pelaksanaan PTM di sekolah. ‘’Pandemik ini kan masih belum pasti kapan selesainya. Jika kemudian PTM harus kembali ditunda dan itu lebih baik bagi anak-anak, kami sebagai ortu tentu akan memilih yang menguntungkan pada kesehatan mereka,’’ tandasnya.

Baca Juga: Vaksin COVID-19 Pelajar Semarang Baru 14 Persen, Waspada Kalau PTM 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya