PPKM Kota Semarang Turun ke Level 2, Tapi Testing dan Tracing Rendah

Alasannya jumlah petugas tracing belum memadai

Semarang, IDN Times - Kota Semarang, sebagai bagian dari aglomerasi Semarang Raya berhasil turun status PPKM dari level 3 ke level 2. Kendati demikian, angka testing dan tracing COVID-19 terhadap warga tergolong masih rendah.

1. Kota Semarang klaim terdepan dalam penanganan COVID-19

PPKM Kota Semarang Turun ke Level 2, Tapi Testing dan Tracing RendahIlustrasi (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, mengklaim Kota Semarang menjadi yang terdepan dalam penanganan COVID-19, setelah sebelumnya ibu kota Provinsi Jawa Tengah itu juga menjadi kota besar pertama di Jawa--Bali yang berstatus level 3. Bahkan, sebelum kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya, hingga Jakarta. 

‘’Atas penetapan status PPKM level 2 kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan para stakeholder yang telah berupaya menerapkan protokol kesehatan dan aturan saat PPKM berlangsung,’’ ungkapnya melalui rekaman resmi keterangan pers di Balaikota Semarang, Selasa (31/8/2021).

Baca Juga: PPKM di Semarang Jadi Level 3: Tempat Wisata dan Olahraga Dibuka

2. Jumlah kasus terkonfirmasi positif di angka 8,7 persen per 100 penduduk

PPKM Kota Semarang Turun ke Level 2, Tapi Testing dan Tracing RendahPetugas kesehatan menggendong seorang anak yang juga pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 ke atas KM Umsini di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/8/2021). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Kendati demikian, angka testing atau deteksi dini COVID-19 serta tracing atau penelusuran terhadap kontak erat pasien COVID-19 di Kota Semarang masih rendah atau belum maksimal. 

‘’Hal ini membuat Kota Semarang belum bisa berada pada PPKM level 1. Sehingga, hanya turun dari level 3 ke level 2,’’ tutur pria yang akrab disapa Hendi. 

Dia menjelaskan, bahwa penambahan kasus baru di Kota Semarang sudah berada di bawah standar nasional. Kasus terkonfirmasi positif di Kota Semarang 8,7 persen per 100 ribu penduduk. Sedangkan, syarat kasus terkonfirmasi bagi wilayah level 1 harus kurang dari 20 persen per 100 ribu penduduk. Artinya secara angka kasus, sudah berada pada level 1.

‘’Saat ini kasus terkonfirmasi positif yang dirawat di rumah sakit di angka 0,8 per 100 ribu penduduk. Sedangkan, standar level 1 yakni kurang dari 5 persen per 100 ribu penduduk. Angka itu juga sudah masuk kategori level 1. Selanjutnya, kasus meninggal di Semarang 0,98. Adapun standar level 1, angka kematian kurang dari 1 persen, sehingga juga sudah terpenuhi,’’ jelasnya.

3. Angka tracing COVID-19 di angka 12,2 persen

PPKM Kota Semarang Turun ke Level 2, Tapi Testing dan Tracing RendahIlustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Namun, lanjut Hendi, perlu diakui testing dan tracing COVID-19 di Semarang pada posisi yang belum begitu baik, yakni di angka 12,2 persen. Seharusnya, tracing bisa lebih dari 14 persen. Sehingga, pihaknya berupaya melengkapi kekurangan itu ke depan.

Untuk diketahui, yang menjadi kendala Kota Semarang melakukan tracing dan testing adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) atau petugas untuk hal tersebut.

4. Janji tracing dan testing ditingkatkan saat PPKM level 2

PPKM Kota Semarang Turun ke Level 2, Tapi Testing dan Tracing RendahBeberapa pasien lansia ikut terapi psikososial di Rumdin Semarang. Dokumentasi pribadi

Dampaknya kurangnya petugas tracer sedikit membuat tracing COVID-19 di Semarang tidak maksimal dan bisa menyeluruh.

"Alhamdulillah, kami dapat bantuan dari BNPB untuk tracer. Kami akan tingkatkan dengan kerja sama TNI Polri serta kemampuan tenaga kesehatan Kota Semarang. Sehingga, tracing dan testing akan kami tingkatkan selama PPKM level 2 ini,’’ katanya. 

Sementara itu, pemerintah mengimbau agar masyarakat sadar dan jujur jika terkonfirmasi positif COVID-19. Sehingga, tracing bisa mudah dilakukan dan bisa memenuhi target 3.900 kontak erat. 

Baca Juga: PPKM Level 3, Wisata Semarang Dibuka tapi Anak-Anak Dilarang Masuk

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya