Nindy, Rela Pisah dari Buah Hati untuk Rawat Pasien Corona di Semarang

Ingin jadi perempuan tangguh seperti RA Kartini

Semarang, IDN Times - Hati siapa tidak bahagia ketika sebuah usaha membuahkan hasil. Apalagi, saat kondisi di tengah pandemi virus corona seperti sekarang ini. Bahkan menjadi bagian garda terdepan dalam menangani pasien yang terinfeksi COVID-19.

Ninditya Diahningsih Permatasari (30), tak kuasa menahan perasaan bahagia ketika melihat perkembangan pasien yang dirawatnya menjadi lebih baik. Perawat RSUP Dr Kariadi Semarang itu meluapkannya lewat unggahannya di Facebook pada Minggu (12/4).

1. Nindy berkisah tentang pengalaman merawat pasien COVID-19 melalui media sosial

Nindy, Rela Pisah dari Buah Hati untuk Rawat Pasien Corona di SemarangDok. Facebook MIK Semar

‘’Seneng banget rasanya, melihat perkembangan pasien menjadi lebih baik. Sudah sadar, setelah sekian lama tertidur. Tapi belum bisa menyampaikan sesuatu karena masih terpasang alat bantu nafas dan hanya bisa kasih kode, minta pulpen & kertas. Trus saya bantu pegang papan kertas dan beliau menulis dengan pelan. Satu per satu huruf tertulis."

Begitu ungkapan Ninditya yang dilansir dari akun Facebooknya. IDN Times secara khusus telah mendapatkan izin mengutipnya. 

Ia dengan sabar melayani permintaan pasien positif COVID-19 dan membaca pesan mereka "Mbak,... saya pengen Video Call sama istri saya......." 

Ninditya yang saat itu sedang bertugas langsung dengan semangat mengucapkan, ‘’Siiaaaaaaaaaaaappppp pakkk. Bolehhhh Syekaliii. Tunggu ya, Semangaaattt."

Sambil mengepalkan tangan, pasien tersebut mengepalkan dan mengangkat tangan dengan mata berkaca-kaca seakan berkata ‘’Ya, Saya Semangat!’’ begitu yang digambarkan Ninditya pada unggahannya.

2. Mengajukan diri sebagai perawat garda terdepan penanganan virus corona di RSUP Dr Kariadi Semarang

Nindy, Rela Pisah dari Buah Hati untuk Rawat Pasien Corona di SemarangPerawat pasien COVID-19 RS Dr Kariadi Semarang, Ninditya

Sudah lebih dari sebulan sejak akhir Februari 2020 lalu, Nindy (begitu panggilan akrab Ninditya) bertugas sebagai salah satu tenaga medis yang berada di garda terdepan dalam penanganan COVID-19 di RSUP Dr Kariadi Semarang. Ia ditugaskan usai mengikuti seleksi yang dilakukan rumah sakit pemerintah yang menjadi rujukan bagi pasien virus corona itu.

‘’Sebelumnya, saya bertugas di ruang rawat inap kelas satu di RSUP Dr Kariadi. Saat virus corona mulai menyebar pada bulan Maret 2020, rumah sakit juga mulai menambah personel dalam penanganan wabah tersebut,’’ ungkapnya saat dihubungi IDN Times, Senin (20/4).

Baca Juga: Kisah Pilu Diisolasi, Dokter di Semarang Jalani Ramadan Tanpa Keluarga

3. Pengalaman berharga terlibat sebagai tenaga medis di garda terdepan

Nindy, Rela Pisah dari Buah Hati untuk Rawat Pasien Corona di SemarangDok. Pribadi Ninditya Diahningsih

Jiwa profesionalisme perempuan asal Tegal, Jawa Tengah itu terpanggil untuk terlibat merawat pasien COVID-19. Menurut dia, ini peluang untuk membantu teman sejawat, pasien yang terkena infeksi, dan juga dapat belajar hal-hal baru khususnya di bidang keperawatan kritis.

‘’Meski bebannya lebih berat dibandingkan perawat biasa, tapi keterlibatan saya dalam penanganan ini secara pribadi sangat berharga. Sebab, pandemi ini kejadian luar biasa, dan saya sangat bahagia mendapat kesempatan secara langsung berada di garda terdepan dalam berjuang melawan COVID-19," tambah Nindy "banyak hal baru sebagai proses pembelajaran yang saya dapatkan, dan saya bagikan kepada keluarga, teman, atau masyarakat lainnya,’’ jelas lulusan profesi keperawatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto itu."

Kesempatan menjadi garda terdepan dalam kejadian luar biasa ini dilewati dan dinikmati oleh Nindy. Sebab, dia bisa bertemu banyak pasien, berkomunikasi dengan keluarga pasien yang tengah menghadapi kecemasan oleh karena wabah ini.

 

4. Unggahan status Nindy mendapat atensi dari masyarakat Kota Semarang

Nindy, Rela Pisah dari Buah Hati untuk Rawat Pasien Corona di SemarangDok. MIK Semar

Hal tersebut merupakan pengalaman yg sangat berharga dimana ia harus berhadapan dengan pasien yang terkena wabah, dan memberikan dukungan agar pasien selalu semangat, karena imunitas yg baik sangat penting untuk kesembuhan pasien virus corona.

‘’Seperti ketika bertemu dengan pasien yang saya ceritakan di postingan Facebook. Awalnya, saat pertama masuk dia dalam kondisi penurunan kesadaran dengan alat bantu napas. Kini kondisi pasien dalam keadaan sadar penuh meski masih dipasang alat bantu napas. Dari kejadian itu saya unggah, karena tidak saja saya senang terhadap perkembangan pasien, tapi juga ingin membagikan pelajaran agar kita harus menjaga kesehatan dalam di tengah mewabahnya virus corona,’’ jelasnya.

Unggahan Nindy itupun diunggah ulang oleh akun grup di Facebook, Media Informasi Kota Semarang (MIK Semarang). Sontak warganet Semarang mengapresiasi apa yang dilakukannya. Tetapi dibalik ketulusan menjalankan tugas profesi dalam merawat pasien positif COVID-19, ada yang harus dikorbankan oleh perempuan tersebut.

5. Jauh dari buah hatinya saat bertugas sebagai perawat pasien COVID-19

Nindy, Rela Pisah dari Buah Hati untuk Rawat Pasien Corona di SemarangDok. Facebook Ninditya Diahningsih

Ibu dua anak itu harus rela hidup berjauhan dengan buah hatinya selama pandemi ini merebak. Kedua anaknya harus diungsikan ke rumah orang tua Nindy di Slawi dan Pekalongan.

‘’Ketika saya mendapat tugas sebagai garda terdepan dan kebetulan anak-anak juga harus belajar dari rumah karena sekolah diliburkan, mereka langsung saya bawa ke Slawi ada Pekalongan di rumah orang tua. Itupun, saat membawa mereka kesana juga lewat pemeriksaan kesehatan dan lapor RT setempat,’’ ungkap Nindy.

Sebagai seorang ibu yang hidup terpisah dengan buah hatinya, rindu selalu ada. Nindy selalu mengabarkan kedua anaknya setiap selesai bertugas dari rumah sakit. Melalui panggilan suara atau video dia lakukan agar tetap dekat dengan kedua anaknya.

‘’Saya tetap memantau. Cuma kadang trenyuh atau merasa bagaimana gitu tiap kali ada WA dari sekolah yang meminta orang tua mendampingi anak-anak untuk belajar secara online. Saya yang tidak bisa mendampingi langsung menghubungi mereka agar jangan lupa belajar,’’ ujar ibu dari anaknya yang duduk di bangku SMP dan SD itu.

6. Nindy ingin mewujudkan cita-cita RA Kartini

Nindy, Rela Pisah dari Buah Hati untuk Rawat Pasien Corona di SemarangGarda terdepan RS Dr Kariadi Semarang. Dok. Ninditya Diahningsih

Ketangguhan Nindy sebagai perempuan, ibu dan juga berprofesi sebagai perawat ini untuk mewujudkan cita-cita RA Kartini.

‘’Dengan cara ini saya ingin mewujudkan cita-cita Kartini sebagai pahlawan perempuan. Saya ingin menjadi perempuan yang tangguh dan bisa menolong banyak orang,’’ tuturnya.

Adapun, alasan Nindy memilih profesi perawat ini pun karena terinspirasi dari neneknya yang juga seorang bidan.

‘’Kebetulan nenek berprofesi sebagai Bidan dan ayah saya ingin salah satu dari anaknya juga menjadi tenaga kesehatan agar bisa merawat keluarga dan orang lain. Sekaligus, menjadi amal ibadah di akhirat nanti,’’ harapnya.

Baca Juga: Tragis! Positif Corona, Dokter RS Kariadi Semarang Dapat Stigma Sosial

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya