Relawan Sinovac Kena COVID-19, Dinkes Semarang: Vaksin Belum Sempurna

Perlu tracing dan tracking relawan dari dan ke Semarang

Semarang, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dokter Abdul Hakam angkat bicara soal adanya relawan vaksin sinovac yang terkonfirmasi positif COVID-19 setelah bepergian ke Semarang, Jawa Tengah. Sejumlah analisis disampaikan saat dihubungi IDN Times, Jumat (11/9/2020).

1. Histori perjalanan dan mobilitas relawan harus dicek

Relawan Sinovac Kena COVID-19, Dinkes Semarang: Vaksin Belum SempurnaTes swab di Kantor Kelurahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Makassar, Jumat (11/9/2020). Humas Pemkot Makassar

Hakam mengungkapkan, relawan tersebut yang tertular virus corona perlu ditanya histori perjalanan serta mobilitasnya.

‘’Maka, yang perlu ditanyakan kepada pasien atau relawan tersebut adalah kapan divaksinasi, lalu kapan ke Semarang dan naik apa. Pertanyaan yang detail tersebut digunakan untuk mengetahui dia tertular di mana dan dari mana. Sebab, orang yang divaksinasi itu dimasuki virus,’’ ungkapnya.

Baca Juga: Jalan-jalan di Semarang, Relawan Vaksin Sinovac Positif Kena COVID-19

2. Vaksin yang disuntikkan ke relawan belum bekerja sempurna atau 100 persen

Relawan Sinovac Kena COVID-19, Dinkes Semarang: Vaksin Belum SempurnaIlustrasi vaksin COVID-19. IDN Times/Arief Rahmat

Sehingga, lanjut Hakam, jika saat ke Semarang dia masih di bawah rentang waktu 5 hingga 7 hari, jelas efektivitas vaksinasi belum bekerja sempurna atau 100 persen. Selain itu, vaksin yang disuntikkan juga belum fix 100 persen alias masih uji coba dan uji klinis yang ketiga. 

‘’Maka, kita harus mengetahui faktor risiko atau faktor yang menyebabkan itu semua,’’ imbuhnya. 

3. Relawan rentan terkena virus corona karena vaksin masih diuji

Relawan Sinovac Kena COVID-19, Dinkes Semarang: Vaksin Belum Sempurnailustrasi vaksinasi (Unsplash/CDC)

Untuk diketahui, vaksin tersebut memasukkan benda asing ke tubuh, tepatnya virus yang lemah dimasukkan ke dalam tubuh. Kemudian, jika selama vaksinasi relawan atau siapa pun ketemu dengan orang yang virulensinya lebih tinggi, dipastikan ia rentan terkena karena kekebalan tubuh yang dimasuki vaksin masih diuji.

Hakam menambahkan, setiap vaksin atau obat yang sudah beredar pun memiliki nilai efektivitas yang tidak sempurna 100 persen. Oleh karena itu, terinfeksinya relawan tersebut dapat terjadi lantaran vaksinasi yang belum sempurna.

‘’Maka, kami meminta agar relawan tersebut dilakukan tracing dengan pertanyaan-pertanyaan tadi. Minimal dicek 14 hari sebelum ke Semarang mobilitas dia pergi ke mana saja,’’ tandas Hakam.

Baca Juga: Jadi Klaster COVID-19, Warung Kepala Manyung Bu Fat Semarang Buka Lagi

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya