Si Bening Dashat Jurus Penting Tangani Anak Stunting di Semarang 

Pemkot Semarang anggarkan Rp 6,7 miliar untuk stunting

Semarang, IDN Times - Masalah stunting atau kasus gagal tumbuh akibat ketidakcukupan gizi pada anak masih menjadi momok di setiap daerah di Indonesia. Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), Jawa Tengah merupakan salah satu dari 12 provinsi dengan angka prevalensi stunting yang sangat tinggi yakni mencapai 20,9 persen.

1. Angka stunting di Semarang naik saat pandemik

Si Bening Dashat Jurus Penting Tangani Anak Stunting di Semarang Ilustrasi Stunting (Dok. IDN Times)

Demikian juga, Kota Semarang sebagai Ibu Kota Jawa Tengah, hingga saat ini masih dihadapkan pada masalah stunting. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang mencatat kasus gizi buruk ini justru mengalami peningkatan pada masa pandemik COVID-19. 

Pada 2018, angka stunting di Kota Semarang berada pada angka 2,5 persen. Namun, pada tahun 2019 naik menjadi 2,57 persen. Dari total 107.071 anak di Kota Semarang, sebanyak 2.759 anak mengalami stunting.

Kemudian, kasus stunting kembali mengalami kenaikan pada 2020 menjadi 3,13 persen atau sebanyak 3.143 anak dari total 100.446 anak mengalami gizi buruk. Memasuki tahun 2021, angka prevalensi stunting masih di angka 3,10 persen atau 1.367 anak dari 44.058 anak mengalami gizi buruk. 

2. Tangani stunting dengan Si Bening dan Dashat

Si Bening Dashat Jurus Penting Tangani Anak Stunting di Semarang ANTARA FOTO/Maulana Surya

Kasus stunting tersebut tersebar di 25 kelurahan di Kota Semarang. Adapun, Kelurahan Polaman menjadi kelurahan terbanyak kasus stunting dan Semarang Utara menjadi kecamatan terbanyak kasus stunting.

Menangani masalah tersebut Pemerintah Kota Semarang melakukan berbagai upaya antara lain, melalui Si Bening (Semua Ikut Bergerak Menangani Stunting) dan Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting). Program Si Bening ini diluncurkan bulan Juli 2022 bersamaan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional. 

Sebelum Si Bening, Dashat yang merupakan program penanganan stunting dengan pemberian makanan tambahan, penempatan petugas surveilans kesehatan (gasurkes) di setiap kelurahan dan pemantauan ibu hamil sudah berjalan di 16 kecamatan di Kota Semarang. 

Baca Juga: 3 Cara Tekan Angka Stunting di Semarang, Anak Dapat Tambahan Makan 

3. Kasus stunting juga dialami anak dari keluarga mampu

Si Bening Dashat Jurus Penting Tangani Anak Stunting di Semarang Ilustrasi kegiatan posyandu. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Wali Kota  Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, pihaknya meminta semua pihak berkolaborasi mendukung program-program penanganan stunting yang berjalan di Kota Semarang. 

‘’Kasus stunting ini tidak hanya dialami oleh keluarga yang kurang mampu secara ekonomi. Sebab, kami pernah mengunjungi anak stunting dari keluarga yang berkecukupan. Dan setelah digali informasi, didapati jika kendala yang dialami oleh orang tua anak stunting tersebut adalah kesibukan kerja, sehingga membuatnya sulit memperhatikan tumbuh kembang anak,’’ ungkapnya pada acara Rembug Stunting di Hotel Patra Jasa Semarang, Senin (15/8/2022). 

Menurut dia, penanganan stunting tidak serta merta soal pemberian makanan bergizi secara gratis tetapi juga bagaimana mengkomunikasikan kepada para orang tua cara merawat anak dengan baik. 

4. Berikan makanan tambahan hingga terjunkan petugas edukasi

Si Bening Dashat Jurus Penting Tangani Anak Stunting di Semarang Alat pendeteksi stunting besutan peneliti UGM. Dok: istimewa

‘’Kalau tidak punya uang untuk beli vitamin, kita kasih vitamin. Kalau persoalannya kekurangan makanan bergizi, kita kasih makanan bergizi. Tapi kalau ternyata orang tua sibuk bekerja, ya wajib dicarikan peran-peran pengganti untuk merawat sang anak,” tutur pria yang akrab disapa Hendi itu.

Pemkot Semarang sendiri telah menyiapkan anggaran untuk penanganan stunting sebesar Rp 6,7 miliar di tahun 2022. Anggaran tersebut dibagi ke Dinas Kesehatan Kota Semarang sebesar Rp3 miliar untuk pemberian makanan tambahan (PMT) program Dashat dan Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang sebesar Rp 3,7 miliar untuk pembelian susu. 

Selain itu, ada anggaran turunan ‘Ngincengi Wong Meteng’, yakni menerjunkan ASN di setiap kelurahan untuk memantau dan mengedukasi warga. 

5. Cegah stunting mulai dari calon orang tua

Si Bening Dashat Jurus Penting Tangani Anak Stunting di Semarang Ilustrasi Pernikahan (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, ada delapan program inovasi Dinkes untuk menekan angka stunting dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

‘’Gangguan perkembangan anak akibat kekurangan asupan gizi ini penanganannya tidak cukup hanya saat bayi lahir saja. Kami mulai dari calon orang tua agar siap mengasuh anak dengan baik melalui program Tugu Muda (cantik, bugar, produktif menuju keluarga idaman),’’ tuturnya saat dikonfirmasi.

Hakam menuturkan, 1.000 hari sejak kelahiran anak harus diperhatikan agar tidak terjadi kasus stunting. Apalagi, bagi pasangan suami istri yang bekerja harus memastikan pengasuh di rumah dikontrol ketat dan memahami pola asuh.

Baca Juga: Kasus Stunting Semarang Utara Naik, Efek Balita Dititipkan Pengasuh

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya