10 Kali Jalani Tapa Pendem, Mbah Supani Ceritakan Alasannya

Demi dua hal ini Mbah Pani rela dikubur

Laporan Oetoro Aji

Pati, IDN Times - Tapa pendem Mbah Supani (62) warga Desa Bendar Kecamatan Juwana Kabupaten Pati telah dibongkar keluarganya, Jumat (21/9/2019) petang.

Tapa pendem yang ke-10 kali itu ternyata menjadi tapa terakhir yang dilakukan oleh Mbah Pani.

Pasca pembongkaran tapa pendem, tim IDN Times Jateng kembali untuk datang langsung di kediaman Mbah Pani, Sabtu (21/9/2019) siang.

Baca Juga: Liang Kubur Dibongkar, Ini Pengalaman Mbah Pani Selama Tapa Pendem

1. Pertama kali lakukan tapa pendem pada tahun 1988, tahun ini yang kesepuluh

10 Kali Jalani Tapa Pendem, Mbah Supani Ceritakan Alasannya

Sesampainya di rumahnya, Mbah Pani sedang duduk dan banyak warga sekitar yang datang. Mereka penasaran dengan keadaan mbah Pani.

Pada kesempatan itu, Mbah Pani menceritakan selama Ia melakukan tapa pendem. Menurutnya, tapa pendem ini merupakan tapa pendem yang terakhir. Sebelumnya Ia sudah melakukan tapa pendem sebanyak sembilan kali, dan tahun ini sudah ke-10 kalinya.

“Pertama tapa pendem saya lakukan, lupa lupa ingat tahun 1988. Kemudian yang kesembilan tahun 2001. Serta tahun ini yang ke-10,” ucapnya dalam Bahasa Jawa, Sabtu (21/9/2019).

2. Tujuan untuk kekuatan dan keselamatan

10 Kali Jalani Tapa Pendem, Mbah Supani Ceritakan Alasannya

Tahun ini tapa pendem yang penutupan atau yang terakhir, tujuannya untuk kekuatan dan keselataman.

“Tujuannya ketika saya dikasih guru saya dulu untuk kekuatan keselamatan. Biar juga Islam saya biar tidak ketinggalan,” katanya.

Mbah Pani melanjutkan ceritanya, sebelum melakukan tapa pendem Ia berpuasa terlebih dahulu selama tiga bulan tidak makan dan hanya makan buah-buahan saja.

“Kemudian ketika tapa pendem lima hari ini tidak boleh makan, minum, pipis, tidak boleh tidur ngantuk. Namanya pati geni jangan sampai makan dan sebagainya. Alhamdulillah saya lolos,” ungkapnya.

3. Liang kubur pertapaan Mbah Supani banyak airnya

10 Kali Jalani Tapa Pendem, Mbah Supani Ceritakan Alasannya

Meskipun demikian ada beban berat yang Ia rasakan saat tapa pendem, yakni kondisi liang kubur untuk tapa pendem banyak airnya.

Bahkan setiap 10 menit, dari pihak keluarga harus menyedot air yang berada di liang kubur Mbah Pani.

“Rasane lesu (lapar) ya saya tahan. Melek jangan sampai ngantuk. Untuk yang berat itu karena ada air yang sampai separuh menutupi badan saya. Makanya airnya disedot. Sedangkan saya tidur diatas janur,” terangnya.

Ditambahkan Dia, meskipun dalam kondisi sedang bertapa ia mengaku tetap melaksanakan ibadah sholat. Saat berwudlu ia mengaku dengan tayamum.

“Tetap sholat. Saya tayamum sesuai keyakinan saya. Kemudian sholat hajat juga,” ungkapnya.

Baca Juga: Selama Tapa Pendem Mbah Pani Ngaku Diajak Pergi ke Alam Lain

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya