25 Nakes di Purbalingga Kena COVID-19, Gedung Sekolah untuk Isolasi

Kasus virus corona di Purbalingga melonjak

Purbalingga, IDN Times - Sebanyak 25 tenaga kesehatan (nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Goeteng Tarunadibrata Purbalingga, terkonfirmasi COVID-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 12 orang telah dinyatakan sembuh dan sisanya masih dalam perawatan.

1. Cleaning service dan sopir RSUD Purbalingga ikut terpapar virus corona

25 Nakes di Purbalingga Kena COVID-19, Gedung Sekolah untuk Isolasiilustrasi tenaga kesehatan. ANTARA FOTO/Fauzan

Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga, dr Sulistya Rini Candra Dewi mengungkapkan, mereka adalah 3 tenaga dokter, 16 perawat, dan sisanya dari ahli gizi, tenaga cleaning service, dan sopir.

“Berdasar hasil tracing, penularan tenaga kesehatan ini justru berasal dari luar, bukan tertular dari rumah sakit. Karena kebetulan, ada sejumlah perawat yang tertular oleh suaminya yang bekerja di lain tempat,” kata Rini sebagaimana melansir laman resmi Radio Republik Indonesia, Rabu (25/11/2020).

Baca Juga: Kasus Naik, Gedung Korpri Purbalingga Dipakai Ruang Isolasi COVID-19

2. Rata-rata tenaga kesehatan yang terkena COVID-19 berstatus OTG

25 Nakes di Purbalingga Kena COVID-19, Gedung Sekolah untuk IsolasiIlustrasi Tenaga Medis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Pihak RSUD, lanjut Rini, mengklaim cukup ketat dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19 bagi tenaga medisnya. Untuk tenaga medis yang menangani langsung pasien virus corona menggunakan alat pelindung diri (APD) level 3. Sedang yang tidak bersinggungan langsung, seperti yang bertugas di poliklinik menggunakan APD level 2. 

Adapun dari ke-25 nakes yang terpapar COVID-19 sebanyak 24 berstatus sebagai orang tanpa gejala (OTG).

“Kami menerapkan ketat protokol kesehatan bagi tenaga medis RSUD,” ujar Rini.

3. Daya tampung rumah sakit di Purbalingga sudah terbatas

25 Nakes di Purbalingga Kena COVID-19, Gedung Sekolah untuk IsolasiIlustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Pjs Bupati Purbalingga, Sarwa Pramana mengatakan, dengan lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi, daya tampung rumah sakit di daerahnya saat ini mengalami keterbatasan. Ia meminta semua pihak, termasuk masyarakat untuk menerapkan protokol kesetatan virus corona secara ketat. Baik di perkantoran, pasar, tempat wisata, pertokoan, maupun fasilitas umum lainnya.

“Untuk tempat keramaian seperti pasar yang berpotensi mudah menularkan, harus ketat penerapan protokol kesehatannya,” jelas Sarwa.

Ia menambahkan, kenaikan kasus virus corona didominasi oleh pasien OTG di Kabupaten Purbalingga. Melihat kapasitas rumah sakit yang terbatas jumlahnya, pasien OTG langsung dilakukan isolasi mandiri di rumah.

4. Pemkab Purbalingga menyiapkan gedung sekolah untuk ruang isolasi

25 Nakes di Purbalingga Kena COVID-19, Gedung Sekolah untuk IsolasiIlustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19 di Gresik, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Sarwa menyebut apabila pasien OTG tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri, maka bisa diisolasi di eks gedung SMP Negeri 3 Purbalingga. Di gedung sekolah tersebut diyakini mampu menampung 94 hingga 100 orang yang ditempatkan pada 14 ruangan yang berbeda.

“Kami sepakati, dengan outbreak kasus COVID di Purbalingga, pasien OTG diisolasi mandiri atau di gedung SMPN 3. Tentunya tetap dalam pengawasan tenaga medis,” jelasnya.

Baca Juga: 24 Klaster COVID-19 di Boyolali Masih Aktif, Ada Besuk dan Les Mengaji

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya