Bahaya! Fenomena Awan Lentikular di Gunung Merapi dan Merbabu Jateng

Bisa membahayakan pendaki dan pesawat terbang

Semarang, IDN Times - Sebuah awan muncul dengan bentuk yang tak biasa pada Kamis (5/11/2020) di Gunung Merapi. Tak sedikit netizen yang melaporkan foto penampakan awan yang unik tersebut dan beberapa bahkan diunggah ke media sosial.

1. Warganet ramai-ramai posting awan unik

Penampakan awan tersebut ramai dan menjadi viral di media sosial. Sejumlah warganet ramai-ramai posting awan itu dengan komentar yang beragam, seperti di bawah ini.

Baca Juga: 10 Fakta Terbaru Gunung Merapi yang Erupsi, Sudah Pernah ke Sini?

2. Awan lentikuler bisa bertahan berhari-hari

Astronom amatir Indonesia, Ma'rufin Sudibyo dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Kamis (5/11/2020), awan-awan tersebut dilaporkan dari sisi utara Gunung Merapi tampak lebih menarik, karena panorama awan berputar terdapat dua bentuk. Yakni satu tepat di puncak Gunung Merbabu dan satunya lagi di sisi barat Gunung Merapi.

Panorama unik tersebut merupakan fenomena awan lentikular. Awan tersebut adalah awan stasioner atau tidak bergerak maupun menetap di satu tempat, yang terbentuk saat aliran udara lembab menubruk suatu penghalang besar sehingga membentuk pusaran stasioner. Penghalang tersebut bisa berupa benda padat ataupun lapisan udara yang lebih tenang.

"Dalam pusaran tersebut awan lentikular terbentuk dan diperkirakan bisa bertahan mulai beberapa jam hingga berhari-hari kemudian," kata Ma'rufin.

3. Awan tidak ada kaitannya dengan aktivitas vulkanik Gunung Merapi

Bahaya! Fenomena Awan Lentikular di Gunung Merapi dan Merbabu Jatenginstagram.com/pesona_klangon

Meski tampak indah, awan itu sesungguhnya berbahaya. Pasalnya, terbentuk di puncak gunung yang menandakan sedang terjadi pusaran angin seperti badai.

Bagi pendaki gunung, embusan angin itu bisa mendatangkan momok terjadinya hipotermia. Untuk penerbangan, awan dan pusaran angin itu juga berbahaya lantaran bersifat turbulen yang bisa mengakibatkan pesawat terguncang hingga dapat kehilangan ketinggian dengan cepat.

Untuk diketahui, awan lentikular kerap dijumpai di Indonesia khususnya saat musim hujan ketika cuaca relatif cerah dan berangin. Awan berpanorama itu oleh dinamika atmosfer.

"Tak ada kaitannya dengan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Tak perlu ditafsirkan macam-macam karena sering terjadi," tegas Ma'rufin.

Baca Juga: Letusan Gunung Merapi Mirip Kepala Bebek, Warga Percaya Bawa Pesan 

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya